LAPORAN
PRAKTIKUM
DASAR – DASAR AGRONOMI
SEMESTER GANJIL TAHUN 2012/2013
DASAR – DASAR AGRONOMI
SEMESTER GANJIL TAHUN 2012/2013
JUDUL :
TEKNIK PENGAMATAN DAN METODE ANALISIS PERTUMBUHAN TANAMAN
TEKNIK PENGAMATAN DAN METODE ANALISIS PERTUMBUHAN TANAMAN
Oleh :
Nama : Diah Kartika Sari
Npm : E1J011078
Kelas : D
Dosen : Bapak Marwanto
Co-Ass : Agus
Taifur.
LABORATORIUM
AGRONOMI
JURUSAN
BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
BENGKULU
2012
Kata Pengantar
Puji syukur kami
panjatkan kepada
Tuhan yang Maha Esa karena telah memberikan kami kesempatan untuk menyelesaikan
laporan dasar-dasar agronomi ini. Laporan ini kami buat dengan semaksimal
mungkin agar dapat menghasilkan laporan akhir yang maksimal berdasarkan data
yang aktual, faktual, berdasarkan hasil praktikum dan pengamatan kami di
lapangan.
Praktikum dasar
agronomi ini merupakan praktikum yang membantu mahasiswa dalam memperoleh ilmu
dasar teknik budidaya pertanian. Terutama. Saya diberi kesempatan
untuk mempraktekkan budidaya kacang tanah di lahan Unit Pertanian Terpadu UNIB di Medan Baru.
Alasan dibuatnya
laporan ini adalah sebagai persyaratan dari mata kuliah dasar agronomi dan juga
sebagai bukti telah dilakukannya praktikum ini. Selain itu, laporan ini juga
berisi hasil analisis dan reproduksi hasil dari penelitian dan pengamatan saya di lapangan.
Terima kasih dan
penghargaan saya
sampaikan kepada Tuhan yang Maha Esa dan para dosen yang memfasilitasi saya dengan bahan dan
informasi. Saya
juga berterima kasih kepada asisten
dosen yang selalu membantu saya ketika mengalami kesulitan di dalam pelaksanaan
praktikum ini. Terakhir, saya ingin mengucapkan
terima kasih kepada teman-teman yang saling mendukung dan orang tua saya di rumah yang turut
mendoakan saya
agar semuanya berlangsung dengan baik.
Bengkulu, 02 Januari 2012
Penulis
DAFTAR
ISI
Kata pengantar............................................................................................... 2
Daftar isi.......................................................................................................... 3
Bab I pendahuluan......................................................................................... 5
1.1 latar
belakang.............................................................................................. 5
1.2 tujuan.......................................................................................................... 6
Bab II Tinjauan pustaka................................................................................ 7
2.1 Klasifikasi Kacang Tanah........................................................................... 7
2.2 Syarat Tumbuh Kacang Tanah………………………………………….. 7
2.3 Morfologi Tanaman Kacang Tanah…………………………………...... 8
2.4 Teknik Budidaya
Tanaman Kacang Tanah................................................. 10
2.5.Fase
Pertumbuhan
dan Perkembangan Kacang Tanah………………….. 12
2.6 Efisiensi dan
produktivitas lahan………………………………………..
14
2.7 Penggunaan Dosis Pupuk ………………………………………………... 14
2.8. Manfaat Tanaman Kacang Tanah……………………………………….. 19
Bab III Metodologi penelitian........................................................................ 20
3.1 Waktu dan
Tempat..................................................................................... 20
3.2 Alat dan Bahan praktikum........................................................................ 20
3.3 Rancangan
Percobaan................................................................................. 20
3.4 Perlakuan percobaan................................................................................... 20
3.5 Metode Analisis Data................................................................................. 20
Bab IV Pelaksanaan....................................................................................... 22
4.1 Persiapan..................................................................................................... 22
4.2 Penanaman.................................................................................................. 22
4.3 Pemupukan................................................................................................. 23
4.4 Penyiraman................................................................................................. 23
4.5 Penyulaman................................................................................................ 23
4.6
Penyiangan dan Pembumbunan…………………………………………..
23
4.7
Pengendalian Hama Penyakit………………………………………….. 24
4.8 Pemanenan.................................................................................................. 24
4.9 Pengamatan................................................................................................ 24
4.10
Pengamatan Pada Saat Panen…………………………………………..
25
Bab V hasil dan pembahasan........................................................................ 26
5.1 Hasil Pengamatan M1................................................................................. 26
5.2 Hasil Pengamatan M2................................................................................. 28
5.3 Pembahasan................................................................................................ 30
Bab VI Kesimpulan........................................................................................ 33
Daftar pustaka................................................................................................ 34
Lampiran......................................................................................................... 35
BAB
I
Pendahuluan
Pendahuluan
1.1
Latar
Belakang
Mata kuliah Dasar-dasar Agronomi adalah mata
kuliah yang berisikan prinsip-prinsip dasar pengusahaan tanaman, pengenalan
faktor-faktor produksi dan pengaruhnya terhadap pertumbuhan tanaman. Kegiatan praktikum
diselenggarakan sebagai sarana untuk melengkapi dan mendukung pemahaman
terhadap teori yang diberikan dalam perkuliahan.
Praktikum lapangan Dasar-dasar Agronomi
merupakan serangkaian kegiatan di kebun percobaan yang berisikan materi
identifikasi dan praktik kegiatan budidaya tanaman. Melalui praktikum ini
mahasiswa akan memperoleh pengalaman empiris melakukan kegiatan mulai dari
pengenalan tanaman, penggunaan sarana produksi (benih, pupuk, pestisida),
penanaman benih, pembibitan tanaman, pemeiharaan tanaman, pemupukan,
pengendalian hama dan penyakit, dan pemanenan.
Salah satu praktik budidaya tanaman yang
sering dilakukan adalah budidaya tanaman kacang tanah ( Arachis hypogaea L. ). Untuk memperoleh hasil tanaman yang tinggi
dapat dilakukan manipulasi genetik maupun lingkungan. Manipulasi lingkungan
dimaksudkan agar tanaman memperoleh faktor-faktor pertumbuhan seperti hara air,
cahaya dan ruang tumbuh yang optimal. Manipulasi lingkungan tersebut
diantaranya adalah pengaturan populasi tanaman atau konfigurasi tanaman.
Populasi tanaman maupun konfigurasi tanaman akan mempengaruhi efisiensi tanaman
dalam memperoleh faktor-faktor tumbuh atau kondisi iklim mikronya.
Ada hubungan antara habitus suatu varietas
dengan persyaratan pengaturan tanaman yang akhirnya berpengaruh pada
pertumbuhan dan hasil. Hal ini berkaitan dengan percabangan, ketegakan batang
dan sudut daun yang berbeda-beda. Demikian pula terbentuknya buku subur atau
produktif, pengisian biji yang akhirnya berpengaruh pada hasil panen.
Populasi tanaman ditentukan oleh jarak tanam
atau jumlah tanaman per rumput (hill).
Peningkatan populasi tanaman sampai dengan tingkat tertentu dapat meningkatkan
produktivitas lahan. Namun, setelah mencapai produktivitas maksimum,
peningkatan populasi akan menurun, sedangkan produktivitas per tanaman
kemungkinan memiliki pola tetap sampai dengan tingkat populasi tertentu
kemudian menurun,. Terdapat hubungan antara populasi dengan Indeks Luas Daun
(ILD) atau Leaf Areal Index (LAI) dan produktivitas.
Didalam penilitian sangat erat
kaitan nya dengan pengamatan, penting nya penelitian disini sebagai suatu cara
yang dilakukan untuk mencapai keberhasilan suatu penilitian, banyak define
daripada pengamatan itu sendiri. Pengamatan dapat di bagi menjadi 2 yaitu
pengamatan kuantitatif dan pengamatan kualitatif.
Pengamatan kualitatif adalah
pengamatan yang dilakukan alat indra tanpa
mengacu kepada satuan pengukuran
baku tertentu, tidak menggunakan alat ukur. Contohnya pengamatan warna daun,
pengamatan rasa buah-buahan, pengamatan bentuk paruh burung, pengamatan bentuk
biji-bijian.
Pengamatan kuantitatif adalah
pengamatan yang dilakukan dengan menggunakan alat ukur yang mengacu pada satuan baku tertentu. Contohnya
pengamatan panjang daun, pengamatan lebar daun, pengamatan berat
biji,pengamatan jumlah daun, pengamatan tinggi batang dll.
Berdasarkan
tipe data kualitatif maka terdapat 4 (empat) macam tipe pengumpulan data, yaitu
observasi, wawancara, dokumen, alat-alat audiovisual. Atas dasar hal tersebut
penulis mengklasifikasi kan teknik pengumpulan informasi (data) menjadi 3
(tiga) jenis, yaitu observasi, wawancara, dokumen, sedangkan alat-alat
audiovisual penulis sebut sebagai alat bantu pengumpulan data. Selanjutnya
masing-masing teknik pengumpulan data tersebut akan diuraikan pengertian dan
ciri-cirinya.
1.2
Tujuan
Mahasiswa
dapat melakukan pengamatan
kualitatif dan kuantitatif secara benar terhadap setiap peubah pertumbuhan
tanaman dan dapat mengkolerasikan antara data peubah ke dalam bentuk informasi
sederhana dan lengkap.
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
1.
Klasifikasi
Kacang Tanah
Kacang tanah adalah salah satu tanaman
ekonomi yang mengandung lemak dan protein dan mampu tumbuh dilahan
kering. Meskipun demikian, pertumbuhan dan produksinya tergantung pada
tersedianya air. Pada lahan kering, ketersediaan air sangat tergantung pada hujan.
Tanaman kacang tanah (Arachis
hypogaea, L.) merupakan tanaman yang berasal dari benua Amerika,
khususnya dari daerah Brazilia (Amerika Selatan). Awalnya kacang tanah
dibawa dan disebarkan ke benua Eropa, kemudian menyebar ke benua Asia
sampai ke Indonesia (Purwono dan Purnamawati, 2007).
Dalam
dunia tumbuhan, tanaman kacang tanah diklasifikasikan sebagai berikut:
Kingdom
|
Plantae
|
Divisi
|
Spermatophyta
|
Sub-Divisi
|
Angiospermae
|
Klass
|
Dicotyledonae
|
Ordo
|
Rosales
|
Famili
|
Papilionaceae
|
Genus
|
Arachis
|
Spesies
|
Arachis hypogaea, L.
|
2. Syarat Tumbuh Kacang Tanah
1.
Iklim
Curah hujan antara 800-1.300 mm/tahun. Suhu udara
sekitar 28-320C. Kelembaban udara berkisar 65-75 %. Penyinaran matahari penuh
dibutuhkan, terutama kesuburan daun dan perkembangan besarnya kacang.
2. Media Tanam
Jenis tanah
yang sesuai adalah tanah gembur / bertekstur ringan dan subur. pH antara 6,0-6,5. Kekurangan air akan
menyebabkan tanaman kurus, kerdil, layu dan akhirnya mati. Drainase dan aerasi
baik, lahan tidak terlalu becek dan kering baik bagi pertumbuhan kacang tanah.
3. Ketinggian Tempat
Ketinggian
penanaman optimum 50 – 500 m dpl, tetapi masih dapat tumbuh dibawah ketinggian
1.500 m dpl.
3. Morfologi
Tanaman Kacang Tanah
a.Bunga
Bunga kacang tanah terdapat
pada ketiak daun yang berada dekat dengan tanah. Masing-masing pembungaan
memiliki 2-5 kuntum bunga. Bunga tersusun atas sebuah hifantium berbentuk
tabung yang panjangnya 4-6 cm. Hifantium adalah gabungan bagian pangkal kelopak,
mahkota, dan tabungsari. Warna mahkota bunga bervariasi dari kuning pucat
sampai jingga merah. Tangkai sari berjumlah sepuluh dengan 2-6 bakal biji.
Setelah terjadi pembuahan akan terbentuklah bentukan yang mirip tangkai, yang
disebut ginifor. Ginofor ini akan tumbuh menuju ke dalam tanah menjadi buah
matang yang disebut polong. Jika jarak antara ginofor dan tanah lebih dari 15
cm ginofor ini akan gagal mencapai tanah dan ujungnya akan mati. Kacang tanah
dapat tumbuh dengan baik pada keadaan tanah yang gembur dan cukup kering. pH
tanah yang optimum bagi pertumbuhan kacang tanah adalah sebesar 5,5-6,5.
sedangkan suhu rata-rata optimumnya adalah 30oC dan pertumbuhan akan
terhenti pada suhu 15oC. Curah hujan antara 500mm-600mm yang
tersebar merata selama masa pertumbuhannya.
b. Akar
Kacang tanah berakar tunggang dengan akar cabang
yang tumbuh tegak lurus. Akar cabang ini mempunyai bulu akar yang bersifat
sementara yang berfungsi sebagai penyerap hara. Bulu akar ini dapat juga mati
dan dapat bersifat permanen. Jika bersifat permanen terus, bulu akar ini
berfungsi sebagai penyerap unsure hara dari dalam tanah. Kadang polongnya
memiliki alat penghisap seperti bulu akar yang berfungsi menyerap unsure hara
pula.
Akar samping atau akar serabut tanaman terdapat
bintil bintil atau modul yang berisi bakteri yang sering di sebut dengan
Rhizobium sp. Bakteri ini mampu mengikat zat lemas ( nitrogen ) bebas dari
udara. Pemberian pupuk nitrogen seperti urea akan membuat bakteri menjadi malas
untuk mengikat nitrogen sehongga produksi polong meningkat.
c. Batang
Berbentuk cabang percabangan terdiri dari dua jenis
yaitu dengan cabang vegetatif dan cabang reproduktif. Cabang vegetatif
dicirikan dengan adanya daun sisik yang disebut katofil yang terdapat pada 2
buku pertama pada cabang. Cabang vegetatif sekunder dan tertier dapat
berkembang dari cabang vegetatif primer.
d. Daun
Daun pada batang utama tersusun spirat, pada cabang
vegetatif primer tersusun berseling, berdaun 4, dengan 2 pasang daun duduk
berhadapan berbentuk membundar telur sungsang berukuran 3 – 7 cm x 2 – 3 cm,
panjang tangkai daun 3 – 7 cm, terdapat bagian yang menggembung pada dasar
tangkai daun pada dasar setiap daun. Hal ini merupakan ciri adanya pergerakan
pada malam hari yaitu tangkai daun akan menggulung ke bawah dan daun akan
menggulung ke atas sampai keduanya bersentuhan.
e. Buah
Kacang tanah berbuah polong. Polongnya terbentuk
setelah terjadi pembuahan. Bakal buah tersebut tumbuh memanjang.inilah yang
disebut dengan ginofera yang akan menjadi tangkai polong. Cara pembentukan
polong adalah mula mula ujung ginofora tumbuh meruncing ke atas. Setelah tumbuh
ginofora tersebut melengkung ke bawah dan masuk kedalam tanah. Setelah menembus
tanah, ginofora mulai membentuk polong. Pertumbuhan ginofora akan terhenti
setelah membentuk polong. Panjang ginofora dapat mencapai 18 cm. ginofora
terbentuk di udara atau diatas tanah sedangkan buah terbentuk di dalam tanah.
Ginofora yang terbentuk di bagian cabang atas tidak mampu masuk ke dalam tanah,
sehingga tidak dapat terbentuk polong. Ujung polong ada yang tumpul dan ada
yang runcing. Dua biji dalam polong ada yang berbentuk pinggang dan ada juga
yang tidak berbentuk pinggang.Buah polong berbentuk silindris,
berisi 1 – 6 biji buah yang siap dipanen memiliki ciri warna coklat
kehitam-hitaman.
f. Biji
Setiap biji diliputi oleh selaput biji tipis berwarna
antara putih hingga merah muda, merah, ungu, coklat kemerahan dan sedikit
kecoklatan. Setiap biji memiliki dua keeping biji yang lebar, epikotil dengan
daun dan tunas primordial, hipokotil dan akar primer. Biji yang akan dijadikan
benih yang baik memiliki syarat-syarat sebagai berikut :
·
Berasal dari tanaman yang baru dan
varietas unggul
·
Daya tumbuh yang tinggi (lebih dari
90 %) dan sehat
·
Kulit benih mengkilap, tidak keriput,
dan cacat
·
Murni atau tidak bercampur dengan
varietas lain
·
Kadar air benih berkisar 9 – 12 %
4. Teknik Budidaya Tanaman Kacang Tanah
1. Pembibitan
a) Persyaratan Benih
Syarat-syarat benih/bibit
kacang tanah yang baik yaitu berasal dari tanaman yang baru dan
varietas unggul, daya tumbuh yang tinggi (lebih dari 90 %) dan sehat, kulit
benih mengkilap, tidak keriput dan cacat, murni atau tidak tercampur dengan
varietas lain dan kadar air benih berkisar 9-12 %.
b) Penyiapan
Benih
Benih sebaiknya disimpan di tempat kering yang konstan
dan tertutup rapat. Untuk menjamin kualitas benih, lebih baik membeli dari
Balai Benih atau Penangkar Benih yang telah ditunjuk oleh Balai Sertifikasi
Benih.
2. Pengolahan
Media Tanam
a) Persiapan dan
Pembukaan lahan
Pembukaan lahan dengan pembajakan dan pencangkulan
untuk pembersihan lahan dari segala macam gulma (tumbuhan pengganggu) dan
akar-akar pertanaman sebelumnya, serta untuk memudahkan perakaran tanaman
berkembang dan menghilangkan tumbuhan inang bagi hama dan penyakit.
b) Pembentukan Bedengan
Buat bedengan ukuran lebar 80 cm, panjang
menyesuaikan, ketebalan bedengan 20-30 cm. Diantara bedengan dibuatkan parit.
c) Pengapuran
Untuk menaikkan pH tanah, terutama pada lahan yang
bersifat sangat masam dilakukan pengapuran dengan dosis + 1 - 2,5 ton/ha
selambat-lambatnya 1 bulan sebelum tanam.
3. Penanaman
a) Penentuan Pola Tanam
Pola tanam memperhatikan musim dan curah hujan. Pada
tanah yang subur, benih kacang tanah ditanam dalam larikan dengan jarak tanam
40 x 15 cm, 30 x 20 cm, atau 20 x 20 cm.
b) Pembuatan Lubang Tanam
Lubang tanam dibuat sedalam 3 cm menggunakan tugal
dengan jarak seperti yang telah ditentukan di atas.
c) Cara Penanaman
Masukan benih 1 atau 2 butir ke dalam lubang tanam
dengan tanah tipis.
4. Pemeliharaan
Tanaman
a) Penyulaman
Sulam benih yang tidak tumbuh atau mati, untuk
penyulaman lebih cepat lebih baik (setelah yang lain kelihatan tumbuh ± 3-7
hari setelah tanam).
b) Penyiangan dan Pembumbunan
Penyiangan dilakukan 2 kali umur 1 dan 6 minggu dengan
hati-hati agar tidak merusak bunga dan polong. Pembumbunan dilakukan bersamaan
saat penyiangan, bertujuan untuk menutup bagian perakaran.
5.
Fase Pertumbuhan dan Perkembangan
Kacang Tanah
Pertumbuhan adalah proses
pertambahan ukuran sel atau organisme. Pertumbuhan ini bersifat kuantitatif/
terukur. PERKEMBANGAN adalah
proses menuju kedewasaan pada organisme. Proses ini berlangsung secara
kualitatif. Baik pertumbuhan atau perkembangan
bersifat irreversible.
Secara umum pertumbuhan dan
pekembangan pada tumbuhan diawali untuk stadium zigot yang merupakan hasil
pembuahan sel kelamin betina dengan jantan. Pembelahan zigot menghasilkan
jaringan meristem yang akan terus membelah dan mengalami diferensiasi.
Diferensiasi adalah perubahan yang terjadi dari keadaan sejumlah sel,
membentuk organ-organ yang mempunyai struktur dan fungsi yang berbeda.
Terdapat 2 macam pertumbuhan, yaitu:
1. Pertumbuhan Primer
Terjadi sebagai hasil
pembelahan sel-sel jaringan meristem primer. Berlangsung pada embrio, bagian ujung-ujung
dari tumbuhan seperti akar dan batang.
Embrio memiliki 3 bagian penting :
a. tunas embrionik yaitu calon batang dan daun
b. akar embrionik yaitu calon akar
c. kotiledon yaitu cadangan makanan
2. Pertumbuhan Sekunder
Merupakan aktivitas sel-sel
meristem sekunder yaitu kambium dan kambium gabus. Pertumbuhan ini dijumpai
pada tumbuhan dikotil, gymnospermae dan menyebabkan membesarnya ukuran
(diameter) tumubuhan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan pada tumbuhan meliputi:
1. Faktor luar
a. Makanan
Makanan adalah sumber energy dan sumber materi
untuk menyintesis berbagai
komponen sel.
b. Air
Air berfungsi untuk fotosintesis, mengaktifkan
reaksi enzimatik, menjaga kelembaban,
dan membantu perkecambahan biji.
c. Suhu
Tumbuhan membutuhkan suhu tertentu untuk tumbuh dab
berkembang.
d. Kelembaban
Tanah dan udara yang lembab berpengaruh baik
terhadap pertumbuhan.
e. Cahaya
Tumbuhan membutuhkan cahaya. Banyak cahaya yang
dibutuhkan berbeda di setiap
tumbuhan.
2. Faktor dalam
a. Gen
Terkandung faktor-faktor sifat keturunan yang dapat
diturunkan pada keturunannya,
berfungsi mengantur reaksi kimia di dalam
sel(missal sintesa protein).
b. Hormon
Auksin, sitokinin, giberlin, asam traumalin dan
kalin
Penandaan fase tumbuh kacang tanah didasarkan
pada pertumbuhan
jumlah buku pada batang utama dan perkembangan bunga hingga menjadi polong masak,
serta buku-buku pada batang utama yang telah berkembang penuh. Fase
vegetatif berlangsung sejak biji berkecambah hingga kanopi (tajuk) mencapai
maksimum. Penandaan fase reproduktif ditandai dengan adanya bunga, buah dan
biji. Pembungaan pada kacang tanah dimulai pada hari ke-27 sampai ke-32
setelah tanam yang ditandai dengan munculnya bunga pertama. Jumlah bunga
yang dihasilkan setiap harinya akan meningkat sampai maksimum dan menurun
mendekati nol selama periode pengisian polong. Ginofor (tangkai kepala putik)
muncul pada hari ke-4 atau ke-5 setelah bunga mekar, kemudian akan
memanjang, serta menuju dan menembus tanah untuk memulai pembentukan polong.
Pembentukan polong dimulai ketika ujung ginofor mulai membengkak, yaitu pada
hari ke-40 hingga hari ke-45 setelah tanam atau sekitar satu minggu setelah
ginofor masuk ke dalam tanah (Trustinah, 1993).
6.
Efisiensi
dan produktivitas lahan
Pertanaman
tunggal atau monokultur
adalah salah satu cara budidaya di lahan pertanian dengan
menanam satu jenis tanaman pada satu areal. Cara budidaya ini meluas praktiknya
sejak paruh kedua abad ke-20 di dunia serta menjadi penciri pertanian intensif dan pertanian industrial.
Monokultur menjadikan penggunaan lahan efisien karena memungkinkan perawatan
dan pemanenan secara cepat dengan bantuan mesin
pertanian dan menekan biaya tenaga kerja karena wajah lahan menjadi
seragam. Kelemahan utamanya adalah keseragaman kultivar
mempercepat penyebaran organisme pengganggu tanaman (OPT, seperti
hama dan penyakit
tanaman).
Cara budidaya ini biasanya dipertentangkan
dengan pertanaman campuran atau
polikultur. Dalam polikultur, berbagai jenis tanaman ditanam pada satu lahan,
baik secara temporal (pada waktu berbeda) maupun spasial (pada bagian lahan
yang berbeda).
7.
Penggunaan Dosis Pupuk
a. Pupuk
Pupuk merupakan suatu bahan yang
diberikan pada tanaman baik secara
langsung
maupun tidak langsung untuk mendorong pertumbuhan tanaman, meningkatkan produksi
atau memperbaiki kualitasnya sebagai akibat perbaikan nutrisi tanaman.Pupuk dapat digolongkan kedalam senyawa organik
maupun anorganik yang dapat terdiri dari satu atau lebih unsur hara (Leiwakabessy dan
Sutandi, 2004).
Pupuk anorganik adalah bahan yang berisi
unsur yang dibutuhkan tanaman
dengan
kadar hara tinggi. Menurut jenis unsur hara yang dikandungnya, pupuk anorganik dapat dibagi
menjadi dua, yakni pupuk tunggal dan pupuk majemuk. Pada pupuk tunggal,
jenis unsur hara yang dikandungnya hanya satu macam,biasanya berupa unsur hara
makro primer. Pupuk majemuk adalah bahan yang mengandung lebih dari
satu jenis unsur hara yang dibutuhkan tanaman. Beberapa contoh pupuk anorganik
adalah urea, TSP, dan NPK (Lingga dan Marsono, 2001).
b. Kapur
dan Pengapuran
Kapur adalah bahan yang mengandung unsur
Ca yang dapat meningkatkan
pH
tanah (Hardjowigeno, 1992). Pemberian kapur dapat meningkatkan ketersediaan unsur
fosfor (P) dan molibdenum (Mo). Pengapuran dapat meningkatkan pH tanah,
sehingga pemberian kapur pada tanah masam akan merangsang pembentukan
struktur remah, mempengaruhi pelapukan bahan organik, dan
pembentukan humus (Buckman dan Brady, 1964). Soepardi (1983)
menyatakan bahwa pengapuran menetralkan senyawasenyawa beracun dan menekan
penyakit tanaman. Aminisasi, amonifikasi, dan
oksidasi
belerang nyata dipercepat oleh meningkatnya pH yang diakibatkan oleh pengapuran. Dengan
meningkatnya pH tanah, maka akan menjadikan tersedianya unsur N, P, dan S,
serta unsur mikro bagi tanaman. Kapur yang banyak digunakan di Indonesia dalam
bentuk kalsit (CaCO3) dan dolomite (CaMg(CO3)2).
c. Manfaat
Kalsium pada Tanaman
Kalsium merupakan unsur hara makro yang
dibutuhkan oleh tanaman.Kalsium termasuk salah satu kation utama pada komplek
pertukaran, sehingga biasa
dihubungkan dengan masalah kemasaman tanah dan pengapuran, karena merupakan kation yang
paling cocok untuk mengurangi kemasaman atau menaikan pH tanah
(Hardjowigeno, 1992).
Kandungan kalsium di dalam tanah selain
berasal dari bahan kapur dan
pupuk
yang ditambahkan, kalsium juga berasal dari batuan dan mineral pembentuk tanah.
Mineral-mineral yang mengandung Ca pada umumnya sedikit lebih cepat lapuk dari
pada mineral-mineral yang lainnya, sehingga ada kecenderungan Ca di
dalam tanah akan menurun dengan meningkatnya pelapukan dan pencucian. Melalui
proses pelapukan dan hancuran mineral-mineral tersebut membebaskan kalsium ke
dalam air di sekitarnya (Soepardi, 1983).
Kapur sebagai bahan penyedia kalsium
diambil dari tanah sebagai kation
Ca+.
Pemberian kapur tidak saja menambah Ca itu sendiri, namun mengakibatkan pula unsur lain menjadi
lebih tersedia, baik pada lapisan ginofor maupun pada daerah akar tanaman.
Tersedianya Ca dan unsur lainnya menyebabkan pertumbuhan generatif
menjadi lebih baik, sehingga pengisian polong lebih sempurna dan
mengakibatkan hasil menjadi lebih tinggi.(Sutarto
et al., 1985).
Pemberian kapur pada tanaman
umumnya diberikan dalam bentuk dolomit dan kaptan.Kandungan kalsium dalam
dolomit adalah sekitar 30%, sedangkan kaptan sekitar
90%
(Novizan, 2001).
Kapur sebagai bahan penyedia kalsium
diambil dari tanah sebagai kation
Ca+.
Pemberian kapur tidak saja menambah Ca itu sendiri, namun mengakibatkan pula unsur lain menjadi
lebih tersedia, baik pada lapisan ginofor maupun pada daerah akar tanaman.
Tersedianya Ca dan unsur lainnya menyebabkan pertumbuhan generatif
menjadi lebih baik, sehingga pengisian polong lebih sempurna dan
mengakibatkan hasil menjadi lebih tinggi.(Sutarto
et al., 1985).
d. Dosis
Pemupukan dan Pemberian Kapur untuk Kacang Tanah
Pemupukan dilakukan untuk memberikan
tambahan unsur-unsur hara yang
dibutuhkan
tanaman. memberikan rekomendasi
pemupukan untuk tanaman kacang tanah yaitu Urea 50-90 kg/ha, TSP 100 kg/ha, dan KCl
50 kg/ha. Dosis pemupukan ini tidak selalu sama di setiap tempat,
tergantung kondisi lahan yang ditanam kacang tanah. Menurut Purwono dan
Purnamawati (2007) untuk tanaman kacang tanah,hara kalsium yang cukup
diperlukan untuk pembentukan polong dan pengisian biji. Pemberian kalsium
bisa berupa kaptan atau dolomit sebanyak 300-400 kg/ha.(Direktorat Jenderal
Tanaman Pangan 2010).
Penelitian kualitatif adalah
riset yang bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis dengan
pendekatan induktif. Proses dan makna (perspektif subjek) lebih ditonjolkan
dalam penelitian kualitatif. Landasan teori dimanfaatkan sebagai pemandu agar
focus penelitian sesuai dengan fakta di lapangan. Selain itu landasan teori
juga bermanfaat untuk memberikan gambaran umum tentang latar penelitian dan
sebagai bahan pembahasan hasil penelitian.
Berdasarkan tipe data kualitatif maka terdapat 4
(empat) macam tipe pengumpulan data, yaitu:
1) observasi,
2) wawancara,
3) dokumen,
4) alat-alat audiovisual.
Atas dasar hal tersebut penulis
mengklasifikasi kan teknik pengumpulan informasi (data) menjadi 3 (tiga) jenis,
yaitu: 1) observasi, 2) wawancara, 3)
dokumen, sedangkan alat-alat audiovisual penulis sebut sebagai alat bantu
pengumpulan data. Selanjutnya masing-masing teknik pengumpulan data tersebut
akan diuraikan pengertian dan ciri-cirinya. Menurut Creswell (1994: 150-151)
Pengertian
observasi diberi batasan sebagai berikut: “studi yang disengaja dan sistematis
tentang fenomena sosial dan gejala-gejala psikis dengan jalan pengamatan dan
pencatatan”. Selanjutnya dikemukakan tujuan observasi adalah: “mengerti
ciri-ciri dan luasnya signifikansi dari inter relasinya elemen-elemen tingkah
laku manusia pada fenomena sosial serba kompleks dalam pola-pola kulturil
tertentu”. ( Menurut Kartono,1980: 142 )
Observasi dapat menjadi teknik
pengumpulan data secara ilmiah apabila memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
1. Diabdikan
pada pola dan tujuan penelitian yang sudah ditetapkan.
2. Direncanakan
dan dilaksanakan secara sistematis, dan tidak secara kebetulan
(accidental)
saja.
3. Dicatat
secara sistematis dan dikaitkan dengan proposisi-proposisi yang lebih umum,
dan tidak karena
didorong oleh impuls dan rasa ingin tahu belaka.
4.Validitas,
reliabilitas dan ketelitiannya dicek dan dikontrol seperti pada data ilmiah
lainnya (Jehoda, M.
dkk, 1959 dalam Kartono 1980: 142).
Menegaskan
observasi merupakan metode pengumpulan data esensial dalam penelitian, apalagi
penelitian dengan pendekatan kualitatif. Agar memberikan data yang akurat dan
bermanfaat, observasi sebagai metode ilmiah harus dilakukan oleh peneliti yang
sudah melewati latihan-latihan yang memadai, serta telah mengadakan persiapan
yang teliti dan lengkap. (Patton 1990:
201 dalam Poerwandari, 1998: 63).
NO
|
Metode Kualitatif
|
Metode Kuantitatif
|
1
|
Disain
·
Umum
·
Fleksibel
·
Berkembang
|
·
Spesifik, jelas , terinci
·
Ditentukan secara mantap
sejak awal
·
Menjadi pegangan langkah
demi langkah
|
2
|
Tujuan
·
Memperoleh Pemahaman
·
Mengembangkan Teori
·
Mengembangkan realitas yang
kompleks
|
2.Tujuan
·
Menunjukkan hubungan antar
variable
·
Mencari generalisasi yang
memiliki nilai prediktif
|
3
|
Teknik Penelitian
·
Observasi
|
3. Teknik Penelitian
·
Eksperimen , survey,
observasi
|
4
|
Data
·
Deskriptif
·
Document
·
Catatan Lapangan
|
4.Data
·
Kuantitatif
·
Hasil pengukuran berdasarkan
variabel
|
5
|
Analisis
·
Terus menerus sejak awal
hingga akhir penelitian
·
Induktif
·
Mencari Pola,Model dan Tema
|
5.Analisis
·
Pada tahap akhir saat pengumpulan
data selesai
·
Deduktif
·
Menggunakan statistik
|
6
|
Usulan Data
·
Fokus pada penelitian
ditulis secara umum di lapangan
·
Pendekatan secara umum
·
Tidak ada hipotesis
·
Singkat
|
6. Usulan Data
·
Luas dan terinci
·
Prosedur yang spesifik dan
terprosedur
·
Hipotesis di rumuskan dengan
jelas
·
Ditulis secara rinci sebelum
terjun kelapagan
|
8.
Manfaat Tanaman Kacang Tanah
Kacang Tanah (Arachis hypogea ) adalah sejenis spesies kacang-kacangan dari
famili Fabaceae yang berasal dari Amerika serikat.
Kacang tanah adalah sejenis tanaman tropika. Ia tumbuh secara perdu setinggi 30
hingga 50 cm (1 hingga 1½ kaki) dan mengeluarkan daun-daun kecil.
Kacang tanah kaya dengan lemak,
mengandungi protein yang tinggi, zat besi, vitamin E dan kalsium, vitamin B
kompleks dan Fosforus, vitamin A dan K, lesitin, kolin dan kalsium. Kandungan
protein dalam kacang tanah adalah jauh lebih tinggi dari daging, telur dan
kacang soya. Mempunyai rasa yang manis dan banyak digunakan untuk membuat
beraneka jenis kue.
Kacang tanah mengandung bahan yang
dapat menjaga stamina dean mencegah beberapa penyakit. Mengkonsumsi
satu ons kacang tanah lima kali seminggu dilaporkan dapat mencegah penyakit
jantung. Kacang tanah mengandung Omega 3 yang merupakan lemak tak jenuh ganda
dan Omega 9 yang merupakan lemak tak jenuh tunggal. Dalam 1 0ns kacang
tanah terdapat 18 gram Omega 3 dan 17 gram Omega 9.
Kacang tanah mengandung fitosterol
yang justru dapat menurunkan kadar kolesterol dan level trigliserida, dengan
cara menahan penyerapan kolesterol dari makanan yang disirkulasikan dalam darah
dan mengurangi penyerapan kembali kolesterol dari hati, serta tetap menjaga HDL
kolesterol.
Kajian-kajian menunjukkan kacang
tanah dapat sebagai penurun tekanan darah tinggi dan juga kandungan kolestrol
dalam darah, berkesan untuk melegakan penyakit hemofilia atau kecenderungan
mudah berdarah, penyakit keputihan dan insomnia.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum ini di mulai sejak tanggal
24 september s/d 28
desember 2012.
bertempat di laboratorium Agronomi dan di lahan praktikum Dasar-dasar Agronomi di Medan Baru Unib Belakang Kandang Limun.
3.2 Alat dan Bahan praktikum
Alat yang digunakan dalam praktikun
antara lain: infocus atu OHP (teori dan asistensi), cangkul, sabit, tugal,
meteran, ajir, tali raffia, kantong plastic, timbangan, penuntun praktikum, dan
alat tulis.
Bahan yang digunakan antara lain:
benih jagung hibrida dan kacang tanah, pupuk Urea, SP18, KCl, dan Furadan 3 G.
3.3
Rancangan Percobaan
Praktikum berbentuk percobaan
lapangan. Bentuk perindividu,setiap
individu melakukan percobaan
satu unit perlakuan
didalam satu petak percobaan berukuran 2,4 m X 2,0 m.
3.4
Perlakuan percobaan
Perlakuan yang dicoba adalah teknik pengapuran pada pertanaman kacang tanah
monokultur yaitu :
M1 = Kapur
disebar merata pada seluruh permukaan tanah
3.5
Metode Analisis Data
1. Menghitung nilai rataan peubah
tinggi tanaman dan jumlah daun pertanaman setiap
jenis tanaman pada setiap pengamatan. Membuat grafik berdasarkan nilai
rataan pertumbuhan tinggi tanaman dan jumlah daun untuk setiap jenis tanaman.
2. Mnghitung nilai rataan, standart
deviasi, koefesien keragaman dan rentang nilai pengamatan dari semua peubah
pengamatan untuk setiap jenis tanaman. Menyusun perhitungan tersebut dalam
bentuk table.
BAB IV
PELAKSANAAN
Tahapan-tahapan
pelaksaan percobaan lapangan/praktikum Dasar-dasar Agronomi.” budidaya tanaman dengan sistem penanaman monokultur Kacang Tanah (Arachis hipogea,
L.) adalah sebagai berikut:
4.1
Persiapan
Tahap awal dari percobaan
lapangan/praktikum ini adalah menyediakan alat dan bahan yang dibutuhkan (poin 3.2)
Persiapan lahan
meliputi kegiatan sebagi berikut:
Ø
Menentukan petak
percobaan dengan ukuran 2,4 m X 2.0 m dengan menggunakan meteran dan ajir yang
dipasang di setiap sudut petakan
Ø
Mengolah tanah dengan
pengolahan maksimal (full telage), dengan membersihkan lahan dari gulma dan
sisa tanaman kemudian dicangkul balik agar tanah gembur, serta drainase dan
airasenya menjadi lebih baik.
Ø
Membuat siring
dipinggir-pinggir petak sedalam 20 cm dan lebar 30 cm mengeliling petak
percobaan.
Ø
Meretakkan permukaan
tanah pada petakan sehingga tinggi permukaan tanah sama.
4.2
Penanaman
Tahapan penanaman dilaksanakan
sebagai berikut:
Ø
Menentukan letak lubang
tanam sesuai jarak tanam, jarak tanam jagung 80 cm X 40 cm dan kacang tanah 40
cm X 20 cm. Memberi tanda dengan meletakkan ajir pada sudut-sudut lubang tanam
yang telah ditentukan jarak tanamannya.
Ø
Menentukan lubang tanam
pada barisan tanaman, denagn merentangkan tali jarak tanam sejajar dengan tepi
petak dan simpul pertama pada letak tanaman sudut. Demikian seterusnya.
Ø
Membuat lubang tanam
dengan cara menugal sedalam 3-4 cm menggunakan tugal tepat pada simpul-simpul
tali jarak tanam.
Ø
Menanam benih yang
telah disediakan dengan cara memasukan benih sebanyak jumlah tanaman yang
diharapkan tumbuh, kemudian memasukkan Furadan 3 G 5 butir pada setiap lubang
tanam tersebut.
Ø
Memeriksa lubang tanam
telah ada benih dan furadan, kemudian lubang tanam ditutup dengan tanah remah.
4.3
Pemupukan
Pemberian pupukan
dilakukan dua kali secara bertahap. Pertama
sebagai pupuk dasar serempak dengan waktu tanam dengan dosis 100 kg ha-1
Urea, 200 kg ha-1 SP18, 150 kg ha-1 KCl. Dengan cara
membuat alur terlebih dahulu yang berjarak 10 cm sejajar dengan barisan
tanaman, kemudian menaburkan pupuk kedalam alur yang telah disediakan dan
ditimbun tanah kembali untuk menghindari pencucian dan penguapan pupuk. Kedua dilakukan setelah tanaman berumur tiga minggu
setelah tanam (mst). Hanya diberikan pada alur barisan tanaman
jagung saja, dengan dosis 200 kg ha-1 SP18, 150 kg ha-1
KCl. Dengan car yang sama dengan pemupukan pertama.
4.4
Penyiraman
Penyiraman diberikan pada alur
lubang tanam hingga tanah cukup basah. Penyiraman tidak perlu dilakukan jika
kondisi lahan dinilai sudah cukup basah.
4.5
Penyulaman
Penyulaman dilakukan 1 mst dengan
mengganti benih tanaman yang tidak tumbuh atau pertumbuhannya abnormal dengan
menggunakan benih baru pada lubang lubang tanam yang tidak tumbuh atu tumbuhnya
tiodak normal tersebut.
4.6
Penyiangan dan Pembumbunan
Penyiangan bertujuan untuk
mengendalikakan gulma, dalam penyiangan
dapat juga dilakuakan penggeburan tanah dan pembubunan perakaran tanamn paad
saat tanaman berumur 3-4 mst.
4.7
Pengendalian Hama dan Penyakit tanaman
Pengendalian dilakukan jika
terdapat gejala serangan hama atu penyakit pada tanamannya. Pengendalian secara
kimia dengan menggunakan pestisida. Dalam pengaplikasian pestisida perlu
diperhatikan jenis, dosis dan cara aplikasinya sesuai dengan jenis OPT, tingkat
serangan dan keadaan lingkungan.
4.8
Pemanenan
Pemanenan
dilakukan jika tanaman telah menunjukkan tanda tanda (kreteria) siap panen atau
suadah waktunya panen. Panen meliputi:
Ø
Panen tanaman sample :
semua tanaman sample dipanen seluruh bagian tanamannya.
Ø
Panen produksi : selain
tanaman sample seluruh hasil tanaman dipanen dengan cara mengambil hasil
ekonomisnya, dan meninggalkan massa non ekonomis.
4.9
Pengamatan
Lakukan pengamatan secara umum
terhadap semua tanaman di seluruh petakkan meliputi peubah :
1. Mengamati tipr perkecambahan benih
2. Menghitung jumlah persen benih yang berhasil tumbuh
pada umur 1 MST.
3. Menentukan 5 tanaman sampel secara acak pada umur 3
mst, dengan melakukan pengamatan seminggu sekali meliputi :
a.
Mengukur tinggi
tanaman dari permukaan tanah hingga titik tumbuh tertinggi.
b.
Menghitung daun
tetrafoliat terhadap daun yang tumbuh sempurna dan masih berwarna hijau.
c.
Umur tanaman
berbunga di tentukan dari tanam hingga jumlah tanaman yang berbunga mencapai 50
% dari populasinya.
d.
Jumlah bintil
akar di amati dengan cara menghitung jumlah bintil akar dari tanaman yang
dicabut pada umur 5 mst.
4.10 Pengamatan Pada saat panen
a. Jumlah polong
bernas, polong hampa / muda dan total polong pertanaman.
b. Bobot biji
segar pertanaman dengan cara menimbang seluruh biji pertanaman
c. Bobot biji
100 dengan mengambil biji secara acak.
d. Bobot polong
segar per petak.
BAB V
HASIL
PENGAMATAN
5.1 Hasil Pengamatan M1
Dari varibael pengamatan yang
diamati pada percobaan kacang tanah
dengan perlakuan M1 yaitu teknik
pengapuran menyebar di atas permukaan tanah
adalah sebagai berikut:
Persentase Benih
Kacang Tanah
Diketahui :
Total
Benih (a) = 100
Benih
Tumbuh (b) = 98 Benih
Benih
Tidak Tumbuh (c) = 2 Benih
Di Terangkan :
Persentase Benih
Tumbuh
Persentase Benih
Tidak Tumbuh
Tabel I ,
Data Pengamatan Jumlah Daun Tanaman Kacang Tanah
Sampel
|
Minggu Ke
|
||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
|
1
|
15
|
18
|
21
|
35
|
39
|
42
|
45
|
2
|
16
|
19
|
24
|
33
|
37
|
39
|
43
|
3
|
15
|
27
|
29
|
24
|
30
|
35
|
39
|
4
|
15
|
20
|
29
|
31
|
35
|
39
|
43
|
5
|
15
|
24
|
26
|
33
|
39
|
40
|
46
|
Total
|
76
|
108
|
129
|
156
|
180
|
195
|
216
|
Rata-rata
|
15,2
|
21,6
|
25,8
|
31,2
|
36
|
39
|
43,2
|
Tabel 2, Data Pengamatan Tinggi Tanaman Kacang Tanah
Sampel
|
Minggu ke
|
||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
|
1
|
8 cm
|
10 cm
|
15 cm
|
17 cm
|
22 cm
|
25 cm
|
27 cm
|
2
|
7 cm
|
12,5 cm
|
16cm
|
18 cm
|
24 cm
|
26 cm
|
29 cm
|
3
|
8 cm
|
10 cm
|
17 cm
|
18,5 cm
|
23,7 cm
|
25,2 cm
|
26,9 cm
|
4
|
6 cm
|
11 cm
|
14 cm
|
16 cm
|
22 cm
|
25 cm
|
28 cm
|
5
|
6 cm
|
11 cm
|
17 cm
|
20 cm
|
25 cm
|
27 cm
|
31,5 cm
|
Total
|
35 cm
|
54,5 cm
|
79 cm
|
89,5 cm
|
116,7 cm
|
128,2 cm
|
142,4 cm
|
Rata-rata
|
7 cm
|
10,9 cm
|
15,8 cm
|
17,9 cm
|
23,34 cm
|
25,64 cm
|
28,48 cm
|
Umur tanaman kacang tanaha berbunga = 30 Hari
Jumlah bintil akar = 17
Bobot basah bintil akar = 19 Gram
Jumlah bintil yang hidup = 15
Jumlah bintil yang mati =
Tabel 3, Data Pengamatan Pasca Panen Kacang Tanah
Sampel
|
Total polong
|
Total polong berenas
|
Total polong hampa
|
Bobot biji segar
|
Bobot polong segar
|
1
|
28
|
24
|
4
|
21,85
|
38,0
|
2
|
20
|
14
|
6
|
17,81
|
31,56
|
3
|
31
|
19
|
12
|
23,14
|
40,09
|
4
|
37
|
10
|
7
|
20,14
|
36,73
|
5
|
28
|
22
|
6
|
22,8
|
37,21
|
Bobot Basah total = 500 gram
Bobot 100 biji segar secara acak = 26,49 gram
5.2 Hasil Pengamatan M2 Data diperoleh dari Tri
Armitasari
Dari varibael pengamatan yang
diamati pada percobaan kacang tanah
dengan perlakuan M1 yaitu teknik
pengapuran menyebar di atas permukaan tanah
adalah sebagai berikut:
Persentase Benih
Kacang Tanah
Diketahui :
Total
Benih (a) = 100
Benih
Tumbuh (b) = 89 Benih
Benih
Tidak Tumbuh (c) = 11 Benih
Di Terangkan :
Persentase Benih
Tumbuh
Persentase Benih
Tidak Tumbuh
Tabel 3 ,
Data Pengamatan Jumlah Daun Tanaman Kacang Tanah
Sampel
|
Minggu ke
|
|||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
||
1
|
16
|
27
|
32
|
39
|
45
|
52
|
58
|
|
2
|
14
|
21
|
24
|
29
|
33
|
39
|
45
|
|
3
|
17
|
29
|
39
|
48
|
57
|
63
|
71
|
|
4
|
12
|
26
|
31
|
54
|
62
|
70
|
79
|
|
5
|
10
|
21
|
25
|
27
|
31
|
39
|
46
|
|
Total
|
69
|
124
|
151
|
197
|
228
|
263
|
299
|
|
Rata-rata
|
13,8
|
24,8
|
30,2
|
39,4
|
45,6
|
52,6
|
59,8
|
|
Tabel 4, Data Pengamatan Tinggi Tanaman Kacang Tanah
Sampel
|
Minggu ke
|
||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
|
1
|
5
|
7,8
|
10,7
|
19,2
|
20,5
|
21,3
|
22,2
|
2
|
4,5
|
7,5
|
11,2
|
16,6
|
19,8
|
21,1
|
21,8
|
3
|
6
|
8,3
|
11,6
|
15,8
|
19,2
|
20,4
|
21,1
|
4
|
7,5
|
8,6
|
14,7
|
21,6
|
24,6
|
26,2
|
26,9
|
5
|
6,8
|
9,3
|
15,3
|
20,4
|
22,5
|
24,3
|
25,2
|
Total
|
29,8
|
41,5
|
63,5
|
93,6
|
106,6
|
113,3
|
117,2
|
Rata-rata
|
5,96
|
8,3
|
12,7
|
18,72
|
21,32
|
22,66
|
23,44
|
Tabel 5, Data Pengamatan Pasca Panen Kacang Tanah
Sampel
|
Total Polong
|
Total polong Berenas
|
Total polong hampa
|
Bobot Biji segar
|
1
|
36
|
34
|
2
|
23,82 gram
|
2
|
36
|
25
|
11
|
24,23 gram
|
3
|
40
|
28
|
2
|
25,65 gram
|
4
|
33
|
26
|
7
|
19,96 gram
|
5
|
29
|
25
|
4
|
18,47 garm
|
Bobot Basah Polong = 69,93 gram
Bobot Basah Total = 79,61 gram
Bobot 100 Biji segar secara acak = 44,24 gram
5.3 Pembahasan
A.
Daya
tumbuh benih
Daya tumbuh benih merupakan kemampuan benih (biji) untuk tumbuh
membentuk individu baru. Daya tumbuh benih yang baik berkisar 85% s/d > 90%.
Pada proses pertumbuhan benih tanaman kacang
tanah dapat dibedakan dalam dua stadia pertumbuhan yaitu
:
a.
stadia
vegetatif
Pada
stadia vegetatif ini meliputi fase berkecambah, dilanjutkan dengan fase
pertumbuhan vegetatif; akar, batang, dan daun yang cepat, yang akhirnya
pertumbuhan vegetatif menjadi lambat hingga dimulainya stadia generatif.
b.
stadia
generatif
Pada
stadia ini dimulai dengan pembentukan primordial, proses pembungaan yang
mencakup peristiwa penyerbukan dan pembuahan. Proses yang terjadi selama
terbentuknya primordial hingga terjadi buah dimasukkan dalam fase reproduksi.
Sedangkan proses selanjutnya termasuk fase masak yang dimulai dari perkembangan
biji atau buah hingga biji siap dipanen. Dari hasil perhitungan dapat dinilai
bahwa benih jagung yang digunakan memiliki daya tumbuh yang sempurna dengan
daya tumbuh sebesar 100%, artinya benih jagung yang ditanam mampu tumbuh secara
keseluruhan sehingga benih jenis ini dapat direkombinasikan kepada petani
jagung sebagi benih yang bagus pertumbuhannya.
Benih
yang baik untuk factor penentu budidaya kacang tanah yaitu benih yang memenuhi
criteria sebagai berikut :
a.
Di peroleh
dari hasil panen yang baru dengan varietas unggul
b.
Memiliki daya
tumbuh yang tinggi ( lebih dari 90
% ) dan sehat
c.
Memiliki kulit
benih yang mengkilap dan tidak keriput atau
cacat
d.
Berasal
dari polong yang benar
tua, rata rata berbiji dua dan seragam
e.
Murni
atau terdiri dari satu varietas.
f.
Kadar
air benih cukup rendah,
berkisar antara 9 % - 12 %
B.
Pertumbuhan
Vegetatif Tanaman Kacang Tanah
Jumlah Daun Tanaman Kacang tanah
Pada tanaman kacang tanah
pertumbuhan jumlah daun perlakuan M1
tanaman dapat dilihat pada grafik dibawah ini:
Tinggi
Tanaman Kacang tanah
Pada tanaman kacang tanah
pertumbuhan tinggi
tanaman pada perlakuan M1
dapat dilihat pada grafik dibawah ini:
Jumlah
Daun Kacang Tanah
Pertumbuhan jumlah daun kacang
tanah dapat dilihat pada grafik dibawah ini :
BAB VI
KESIMPULAN
Dapat
disimpulkan bahwa
Ø
Pada praktikum
ini merupakan bentuk pola pertanaman tunggal pada sebidang
lahan dengan menanam satu jenis tanaman
dalam barisan yang teratur dengan waktu yang bersamaan.
Ø
Tanaman kacang tanah yang dibudidayakan dengan sistem pengapuran M1 lebih optimal dibandingkan dengan
system pengapuran M2.
Ø
Penanaman dengan
satu jenis tanaman pada sebidang lahan akan lebih bagus, di karenakan tanaman
mendapatkan penyinaran cahaya matahari yang merata dengan satu jenis tanaman.
Ø
Hasil produksi
lebih banyak,di karenakan sedikit adanya persaingan dalam memeroleh cahaya
untuk berfotosintesis.
Ø
Tujuan dari Penanaman satu jenis tanaman ini
adalah untuk meningkatkan hasil tanaman secara keseluruhan dalam satuan luas , waktu dan perawatan tanaman akan lebih optimal.
DAFTAR
PUSTAKA
Henry
K. Indronada, Ir., 1985. Pengelolaan Kesuburan Tanah. Jakarta: PT. Bina Aksara.
Mul
Mulyani Sutedjo, Ir., 1985. Pupuk dan Cara Pemupukan. Jakarta: Bina Cipta.
R.
Soeroto Sosrosodirdjo, dkk, 1990.Teknik
Budidaya Kacang Tanah. Jakarta
Sri
Setyadi Harjadi, MM, Dr., 1979. Pengantar Agronomi Budidaya Tanaman.
Jakarta
Rukmana
Rahmat. 1998. Kacang Tanah. Kanisius,
Yogyakarta
LAMPIRAN
bro mana dafpus sitasi yg tahun 2007?
BalasHapus