Jumat, 19 April 2013

Laporan Praktikum Fisiologi Tanaman Acara 1

LAPORAN PRAKTIKUM
FISIOLOGI TUBUHAN
ACARA 1
ENZIM
Di Susun Oleh :

Nama                          : Diah Kartika Sari
NPM                           : E1J011078
Dosen Pembimbing   : Ibu Rustikawati
Co-ass                         : Fahriza Khairi Siregar
Hari / Waktu/Kel       : Senin/ 14.00 WIB/2



LABORATORIUM AGRONOMI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2012
BAB I
Pendahuluan
1.1  Latar belakang
Enzim adalah molekul biopolimer yang tersusun dari serangkaian asam amino dalam komposisi dan susunan rantai yang teratur dan tetap. Enzim memegang peranan penting dalam berbagai reaksi di dalam sel. Sebagai protein, enzim diproduksi dan digunakan oleh sel hidup untuk mengkatalisis reaksi, antara lain konversi energi dan metabolisme pertahanan sel. Amilase mempunyai kemampuan untuk memecah molekul-molekul pati dan glikogen Molekul pati yang merupakan polimer dari alfa-D-glikopiranosa akan dipecah oleh enzim pada ikatan alfa-1,4- dan alfa-l,6-glikosida. Enzim digolongkan menurut reaksi yang diikutinya, sedangkan masing-masing enzim diberi nama menurut nama substratnya, misalnya urease, arginase dan lain-lain. Di samping itu ada pula beberapa enzim yang dikenal dengan nama lama misalnya pepsin, tripsin dan lain-lain.
Enzim dibagi dalam enam golongan besar oleh Commision on Enzymes of the International Union of Biochemistry. Penggolongan ini didasarkan atas reaksi kimia di mana enzim memegang peranan Dalam mempelajari mengenai enzim, dikenal beberapa istilah diantaranya holoenzim, apoenzim, kofaktor, gugus prostetik, koenzim, dan substrat. Apoenzim adalah suatu enzim yang seluruhnya terdiri dari protein, sedangkan holoenzim adalah enzim yang mengandung gugus protein dan gugus non protein. Gugus yang bukan protein tadi dikenal dengan istilah kofaktor. Pada kofaktor ada yang terikat kuat pada protein dan sukar terurai dalam larutan yang disebut gugus prostetik dan adapula yang tidak terikat kuat pada protein sehingga mudah terurai yang disebut koenzim. Baik gugus prostetik maupun koenzim, keduanya merupakan bagian yang memungkinkan enzim bekerja pada substrat. Substrat merupakan zat-zat yang diubah atau direaksikan oleh enzim (Poedjiadi 2006).
Enzim dikatakan sebagai suatu kelompok protein yang berperan dalam aktivitas biologis. Enzim ini berfungsi sebagai katalisator dalam sel dan sifatnya sangat khas. Dalam jumlah yang sangat kecil, enzim dapat mengatur reaksi tertentu sehingga dalam keadaan normal tidak terjadi penyimpangan hasil reaksinya. Enzim akan kehilangan aktivitasnya karena panas, asam dan basa kuat, pelarut organik atau apa saja yang bisa menyebabkan denaturasi protein. Enzim dinyatakan mempunyai sifat yang sangat khas karena hanya bekerja pada substrat tertentu (Girinda 1990)
1.2  Tujuan
Mengkaji pengaruh konsentrasi enzim terhadap laju reaksi kimia di dalam tanaman.





BAB II
Tinjauan Pustaka
Enzim adalah katalis untuk reaksi-reaksi dalam sistem biologi (biokatalisator), yaitu substansi yang dapat mempercepat atau membantu suatu reaksi kimia tanpa harus ikut terlibat di dalam reaksi itu sendiri. Ezim ditemukan dalam setiap sel hidup, mulai dari organisme bersel tunggal sederhana sampai organisme multiseluler yang kompleks, termasuk manusia.
Enzim tersusun atas protein (Apoenzim), tersedia di alam dan mengontrol pembentukan dan dekomposisi bahan-bahan penting yang ada di sayuran, buah-buahan dan hewan. Reaksi biokimia yang paling sering saat mengaplikasian enzim secara industri adalah peruraian hidrolitik komponen bahan pangan yang memiliki berat molekul (BM) tinggi seperti pati, protein, selulosa, dan sebagainya.
Sebagai katalis, enzim sangat luar biasa fungsinya, yaitu :
1.      Mempunyai daya katalitik yang sangat baik
2.      Mempunyai spesifisitas tinggi terhadap substrat dan reaksi.
      3.   Dapat berfungsi baik dalam larutan pada pH dan suhu  sedang (kondisi physiologic).
      4.   Hasil samping jarang terbentuk.
      5.   Karena strukturnya yang kompleks, enzim dapat diregulasi.
Sifat-sifat Enzim
Enzim mempunyai sifat-siat sebagai berikut:
1.   Biokatalisator, mempercepat jalannya reaksi tanpa ikut bereaksi.
2.   Thermolabil; mudah rusak, bila dipanasi lebih dari suhu 60º C
3.   Merupakan senyawa protein sehingga sifat protein tetap melekat pada enzim.
4.    Dibutuhkan dalam jumlah sedikit, sebagai biokatalisator, reaksinya sangat cepat dan
      dapat digunakan berulang-ulang.
5.    Bekerjanya ada yang di dalam sel (endoenzim) dan di luar sel (ektoenzim), contoh
       ektoenzim: amilase, maltase.
6.    Umumnya enzim bekerja mengkatalisis reaksi satu arah
7.   Bekerjanya spesifik
      8.  Umumnya enzim tak dapat bekerja tanpa adanya suatu zat non protein tambahan yang
           disebut kofaktor.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kerja Enzim
                        1.   Suhu
                        2.  Logam berat
                        3. Logam
                        4.  pH
5. Konsentrasi
6. Faktor dalam (faktor internal)
      7. keberadaan Aktivator dan inhibitor



BAB III
Metodologi Pengamatan

3.1 Alat dan Bahan
      Bahan yang dipelukan dalam praktikum ini meliputi kecambah kacang hijau (Phaseolus radiata) berumur 3 hari, larutan amylum 0,4%, dan larutan JKJ. Adapun alat yang dipelukan dalam praktikum adalah penumbuk porselin, gelas ukur, tabung reaksi, centrifuge, dan lempeng penguji.

3.2 Cara Kerja
1. Pilih 100 kecambah kacang hijau yang baik, tumbuk sampai halus dengan penumbuk                 
    porselin, lalu larutkan dalam 100 ml air suling di tabung reaksi.
2. Lakukan sentrifugasi larutan yang ada di dalam tabung reaksi (Co-Ass akan
    menunjukkan caranya).
3. Dengan pipet, ambil 5 ml larutan supernatant (larutan bening). Larutan ini disebut sebagai
    larutan supernatant dengan konsentrasi 100%. Letakkan larutan di dalam tabung reaksi.    
    Tambahkan 2 ml larutan amylum ke dalam larutan supernatant. Pada saat pencampuran ini   
    di tetapkan sebagai waktu nol.
4. Tiap 30 detik, ambil satu tetes larutan (campuran supernatant dan amylase) letakkan di   
    lempeng penguji. Teteskan larutan JKJ secepatnya. Hidupkan stopwatch, amati setiap  
    perubahan warna dan catat waktu yang diperlukan.
5. Ulangi langkah 3-4 sekali lagi.
6. Siapkan larutan 75% sebanyak 20 ml (ambil 15 ml supernatant tambahkan 5 ml air). Ambil   
    5 ml dari larutan itu dan ditambah 2 ml larutan amylum. Pengamatan selanjutnya seperti  
    pada no.4 dan no.5 diatas.
7. Lakukanlah hal yang sama dengan larutan 50% (ambil 10 ml supernatant tambahkan 10 ml
    air) dan 25% (ambil 5 ml supernatant, tambahkan 15 ml air).
8.Buatlah grafik dalam laporan saudara.














BAB IV
Hasil dan Pengamatan


4.1 Hasil Pengamatan
     
Konsentrasi Larutan
Perubahan 30 detik I
Perubahan 30 detik ke 2
Perubahan 30 detik ke 3
100
Hijau Muda
Tidak Berubah Warna
Tidak Berubah Warna
75
Hijau Muda
Tidak Berubah warna
Tidak Berubah warna
50
Hijau Muda
Tidak Berubah Warna
Tidak Berubah Warna
25
Hijau Muda
Tidak Berubah Warna
Tidak Berubah Warna



4.2 Pembahasan

      Didalam melakukan penelitian ini,kelompok kami mengalami kesalahan di dalam langkah kerja yang benar,sehingga ketika bahan enzim di reaksikan tidak ada terjadi perbedaan atau perubahan warna.

























BAB V
Penutup


5.1Kesimpulan
1.    pH berpengaruh terhadap aktivitas enzim amilase. Enzim amilase kecambah kacang hijau bekerja optimum suasana netral dan sedikit basa. Kisaran pH optimum untuk enzim amilase kecambah kacang hijau adalah 4.8 – 8.5.
2.   Kadar atau konsentrasi enzim berengaruh terhadap aktivitas (kecepatan reaksi) enzim amilase. Kecepatan reaksi atau aktivitas enzim tersebut berbanding lurus dengan konsentrasinya. Semakin tinggi konsentrasi enzim amilase, maka semakin cepat aktivitasnya dalam menghidrolisis amilum. 
































Daftar Pustaka

Dahlia. 2001. Fisiologi Tumbuhan. Malang: UM Press.
Suarni dan Patong, Rauf. 2007. Potensi Kecambah Kacang Hijau sebagai Sumber Enzim α- 
      amilase.
Lehninger, A.L.1993. Dasar-dasar Biokimia jilid 1. Jakarta : Erlangga
Soerodikoesoemo, Wibisono. 1993. Anatomi dan Fisiologi Tumbuhan. Jakarta : Universitas
     Terbuka
Sasmitamihardja, Dardjat. 1996. Fisiologi Tumbuhan. Bandung : FMIPA ITB
Poedjadi, Anna dan F M Titin Supriyanti. 2006. Dasar-dasar Biokimia. Jakarta : UI-Press
Rahayu, Yuni.Yuliani.Lukas S Budipramana.2010.Petunjuk Praktikum Fisiologi Tumbuhan. Surabaya : Laboratorium Fisiologi Tumbuhan-Biologi-UNESA



Tidak ada komentar:

Posting Komentar