LAPORAN PRAKTIKUM
FISIOLOGI TUBUHAN
ACARA 1
ENZIM
Di Susun Oleh :
Nama :
Diah Kartika Sari
NPM :
E1J011078
Dosen Pembimbing : Ibu Rustikawati
Co-ass : Fahriza Khairi
Siregar
Hari / Waktu/Kel : Senin/ 14.00 WIB/2
LABORATORIUM AGRONOMI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2012
BAB I
Pendahuluan
1.1 Latar
belakang
Enzim adalah molekul
biopolimer yang tersusun dari serangkaian asam amino dalam komposisi dan
susunan rantai yang teratur dan tetap. Enzim memegang peranan penting dalam
berbagai reaksi di dalam sel. Sebagai protein, enzim diproduksi dan digunakan
oleh sel hidup untuk mengkatalisis reaksi, antara lain konversi energi dan
metabolisme pertahanan sel. Amilase mempunyai kemampuan untuk memecah
molekul-molekul pati dan glikogen Molekul pati yang merupakan polimer dari
alfa-D-glikopiranosa akan dipecah oleh enzim pada ikatan alfa-1,4- dan
alfa-l,6-glikosida. Enzim digolongkan menurut reaksi yang diikutinya, sedangkan
masing-masing enzim diberi nama menurut nama substratnya, misalnya urease,
arginase dan lain-lain. Di samping itu ada pula
beberapa enzim yang dikenal dengan nama lama misalnya pepsin, tripsin dan
lain-lain.
Enzim dibagi dalam enam golongan besar oleh
Commision on Enzymes of the International Union of Biochemistry. Penggolongan
ini didasarkan atas reaksi kimia di mana enzim memegang peranan Dalam mempelajari
mengenai enzim, dikenal beberapa istilah diantaranya holoenzim, apoenzim,
kofaktor, gugus prostetik, koenzim, dan substrat. Apoenzim adalah suatu enzim
yang seluruhnya terdiri dari protein, sedangkan holoenzim adalah enzim yang
mengandung gugus protein dan gugus non protein. Gugus yang bukan protein tadi
dikenal dengan istilah kofaktor. Pada kofaktor ada yang terikat kuat pada
protein dan sukar terurai dalam larutan yang disebut gugus prostetik dan
adapula yang tidak terikat kuat pada protein sehingga mudah terurai yang
disebut koenzim. Baik gugus prostetik maupun koenzim, keduanya merupakan bagian
yang memungkinkan enzim bekerja pada substrat. Substrat merupakan zat-zat yang
diubah atau direaksikan oleh enzim (Poedjiadi 2006).
Enzim dikatakan sebagai suatu kelompok protein
yang berperan dalam aktivitas biologis. Enzim ini berfungsi
sebagai katalisator dalam sel dan sifatnya sangat khas. Dalam jumlah yang
sangat kecil, enzim dapat mengatur reaksi tertentu sehingga dalam keadaan
normal tidak terjadi penyimpangan hasil reaksinya. Enzim akan kehilangan
aktivitasnya karena panas, asam dan basa kuat, pelarut organik atau apa saja
yang bisa menyebabkan denaturasi
protein. Enzim dinyatakan mempunyai
sifat yang sangat khas karena hanya bekerja pada substrat tertentu (Girinda
1990)
1.2 Tujuan
Mengkaji pengaruh konsentrasi enzim terhadap laju
reaksi kimia di dalam tanaman.
BAB II
Tinjauan Pustaka
Enzim adalah katalis untuk reaksi-reaksi dalam sistem
biologi (biokatalisator), yaitu substansi yang dapat mempercepat atau membantu
suatu reaksi kimia tanpa harus ikut terlibat di dalam reaksi itu sendiri. Ezim
ditemukan dalam setiap sel hidup, mulai dari organisme bersel tunggal sederhana
sampai organisme multiseluler yang kompleks, termasuk manusia.
Enzim tersusun atas protein (Apoenzim), tersedia di
alam dan mengontrol pembentukan dan dekomposisi bahan-bahan penting yang ada di
sayuran, buah-buahan dan hewan. Reaksi biokimia yang paling sering saat
mengaplikasian enzim secara industri adalah peruraian hidrolitik komponen bahan
pangan yang memiliki berat molekul (BM) tinggi seperti pati, protein, selulosa,
dan sebagainya.
Sebagai katalis, enzim sangat luar biasa fungsinya, yaitu :
1.
Mempunyai daya katalitik yang sangat
baik
2.
Mempunyai spesifisitas tinggi
terhadap substrat dan reaksi.
3. Dapat berfungsi baik dalam larutan
pada pH dan suhu sedang (kondisi physiologic).
4.
Hasil samping jarang terbentuk.
5.
Karena strukturnya yang kompleks, enzim dapat diregulasi.
Sifat-sifat Enzim
Enzim mempunyai sifat-siat sebagai berikut:
1. Biokatalisator,
mempercepat jalannya reaksi tanpa ikut bereaksi.
2. Thermolabil;
mudah rusak, bila dipanasi lebih dari suhu 60º C
3. Merupakan
senyawa protein sehingga sifat protein tetap melekat pada enzim.
4. Dibutuhkan
dalam jumlah sedikit, sebagai biokatalisator, reaksinya sangat cepat dan
dapat
digunakan berulang-ulang.
5. Bekerjanya
ada yang di dalam sel (endoenzim) dan di luar sel (ektoenzim), contoh
ektoenzim: amilase, maltase.
6. Umumnya
enzim bekerja mengkatalisis reaksi satu arah
7. Bekerjanya
spesifik
8. Umumnya enzim tak
dapat bekerja tanpa adanya suatu zat non protein tambahan yang
disebut kofaktor.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kerja Enzim
1.
Suhu
2. Logam
berat
3. Logam
4. pH
5. Konsentrasi
6. Faktor dalam (faktor internal)
7. keberadaan Aktivator dan
inhibitor
BAB III
Metodologi Pengamatan
Metodologi Pengamatan
3.1 Alat dan Bahan
Bahan yang
dipelukan dalam praktikum ini meliputi kecambah kacang hijau (Phaseolus
radiata) berumur 3 hari, larutan amylum 0,4%, dan larutan JKJ. Adapun alat
yang dipelukan dalam praktikum adalah penumbuk porselin, gelas ukur, tabung
reaksi, centrifuge, dan lempeng penguji.
3.2 Cara Kerja
1. Pilih 100
kecambah kacang hijau yang baik, tumbuk sampai halus dengan penumbuk
porselin, lalu larutkan dalam 100 ml air
suling di tabung reaksi.
2. Lakukan sentrifugasi larutan yang ada di dalam tabung reaksi
(Co-Ass akan
menunjukkan caranya).
3. Dengan pipet, ambil 5 ml larutan supernatant (larutan bening).
Larutan ini disebut sebagai
larutan supernatant dengan
konsentrasi 100%. Letakkan larutan di dalam tabung reaksi.
Tambahkan 2 ml larutan amylum ke
dalam larutan supernatant. Pada saat pencampuran ini
di tetapkan sebagai waktu nol.
4. Tiap 30 detik, ambil satu tetes larutan (campuran supernatant dan
amylase) letakkan di
lempeng penguji. Teteskan larutan
JKJ secepatnya. Hidupkan stopwatch, amati setiap
perubahan warna dan catat waktu
yang diperlukan.
5. Ulangi langkah 3-4 sekali lagi.
6. Siapkan larutan 75% sebanyak 20 ml (ambil 15 ml supernatant
tambahkan 5 ml air). Ambil
5 ml dari larutan itu dan
ditambah 2 ml larutan amylum. Pengamatan selanjutnya seperti
pada no.4 dan no.5 diatas.
7. Lakukanlah hal yang sama dengan larutan 50% (ambil 10 ml
supernatant tambahkan 10 ml
air) dan 25% (ambil 5 ml
supernatant, tambahkan 15 ml air).
8.Buatlah grafik dalam laporan saudara.
BAB IV
Hasil dan Pengamatan
4.1 Hasil Pengamatan
Konsentrasi Larutan
|
Perubahan 30 detik I
|
Perubahan 30 detik ke 2
|
Perubahan 30 detik ke 3
|
100
|
Hijau Muda
|
Tidak
Berubah Warna
|
Tidak
Berubah Warna
|
75
|
Hijau Muda
|
Tidak Berubah
warna
|
Tidak Berubah
warna
|
50
|
Hijau Muda
|
Tidak
Berubah Warna
|
Tidak
Berubah Warna
|
25
|
Hijau Muda
|
Tidak
Berubah Warna
|
Tidak
Berubah Warna
|
4.2 Pembahasan
Didalam melakukan penelitian ini,kelompok kami mengalami
kesalahan di dalam langkah kerja yang benar,sehingga ketika bahan enzim di
reaksikan tidak ada terjadi perbedaan atau perubahan warna.
BAB V
Penutup
5.1Kesimpulan
1. pH berpengaruh terhadap aktivitas enzim amilase. Enzim amilase kecambah
kacang hijau bekerja optimum suasana netral dan sedikit basa. Kisaran pH
optimum untuk enzim amilase kecambah kacang hijau adalah 4.8 – 8.5.
2. Kadar atau konsentrasi enzim berengaruh terhadap aktivitas (kecepatan
reaksi) enzim amilase. Kecepatan reaksi atau aktivitas enzim tersebut
berbanding lurus dengan konsentrasinya. Semakin tinggi konsentrasi enzim
amilase, maka semakin cepat aktivitasnya dalam menghidrolisis amilum.
Daftar
Pustaka
Dahlia. 2001. Fisiologi Tumbuhan. Malang:
UM Press.
Suarni dan Patong, Rauf. 2007. Potensi
Kecambah Kacang Hijau sebagai Sumber Enzim α-
amilase.
Lehninger, A.L.1993. Dasar-dasar Biokimia jilid 1. Jakarta : Erlangga
Soerodikoesoemo, Wibisono. 1993. Anatomi dan Fisiologi Tumbuhan. Jakarta
: Universitas
Terbuka
Sasmitamihardja, Dardjat. 1996. Fisiologi Tumbuhan. Bandung : FMIPA ITB
Poedjadi, Anna dan F M Titin Supriyanti. 2006. Dasar-dasar Biokimia. Jakarta : UI-Press
Rahayu, Yuni.Yuliani.Lukas S Budipramana.2010.Petunjuk Praktikum Fisiologi Tumbuhan.
Surabaya : Laboratorium Fisiologi Tumbuhan-Biologi-UNESA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar