Laporan
Praktikum Dasar Dasar Ilmu Tanah
Acara 5
Distribusi
Ukuran Partikel Dan Tekstur
DI SUSUN OLEH :
NAMA : DIAH KARTIKA SARI
NPM : E1J011078
CO-ASS : - ATRI NOPRI JAYANTI
-HENRI GUNAWAN
SHIFT/TANGGAL:KAMIS/JAM
08.00
LABORATORIUM ILMU TANAH
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2012
BAB I
Pendahuluan
1.1
Latar Belakang
Distribusi
ukuran partikel adalah parameter dari distribusi partikel-partikel primer dari
dalam contoh tanah. Partikel-partikel tanah mencakup sebaran yang sangat besar,
mulai dari batu (>0,2m) hingga liat (<2µm). namun partikel-partikel yang
dikategorikan sebagi bahan pembentuk tanah adalah yang berukuran <2mm dan
dibagi menjadi tiga kelompok utama : pasir, debu, dan liat. Batasan ukuran dari
ketiga fraksi tersebut sangat tergantung pada sistim klasifikasi yang digunakan
sebagai mana yang terlihat dalam tabel berikut
Fraksi
|
ISSS
|
USDA
|
MIT dan BSI
|
Liat
|
< 2
|
< 2
|
< 2
|
Debu
Halus
Sedang
Kasar
|
2 – 20
-
-
-
|
2 – 50
-
-
-
|
2 – 6
6 – 20
20 – 60
|
Pasir
Sangat halus
Halus
Sedang
Kasar
Sangat kasar
|
20 – 200
-
200 – 2000
-
|
50 – 100
100 – 250
250 – 500
500 – 1000
1000 – 2000
|
-
60 – 200
200 – 600
600 – 2000
-
|
Batu
|
> 2000
|
> 2000
|
> 2000
|
Keterangan :
ISS
= International Society of Soil Science
USDA
= United States Department of Agriculture
MIT
= Massachusetts Institute of Technology
BSI
= British Standards Institute
Penetapan
distribusi ukuran partikel tanah pada prinsipnya terbagi menjadi dua tahap
yaitu disintegrasi agregat menjadi partikel-partikel primer dan pengukuran
distribusi ukuran partikel-partikel yang sudah terdispersi tersebut.
Disintegrasi partikel dimaksudkan untuk melepaskan ikatan – ikatan, terutama
oleh bahan organic dan seskuioksida(senyawa Al dan Fe). Pengukuran distribusi
ukuran partikel dilakukan dengan menetapkan konsentrasi padatan di dalam
suspense secara berkala setelah suspense tersebut dibiarkan mengendap beberapa
saat.
Penetapan
distribusi ukuran partikel dan tekstur tanah dilakukan dengan menggunakan
berbagai metode. Metode yang paling umum diginakan adalah metode Hydromeeter
dan Metode Pipet. Kedua metode tersebut menggunakan prinsip pengukuran
konsentrasi partikel di dalam suspense. Keuntungan metode hydrometer adalah
cepat dan mudah dilaksanakan, sedangkan metode pipet memiliki tingkat
ketelitian yang tinggi. Selain dari kedua metode tersebut juga dikenal metode
Sedigraph, dimana seberkas sinar dipancarkan melewati suspensi dan ditangkap
oleh suatu sensor. Semakin banyak sinar yang tertangkap oleh sensor berarti semakin
halus partikel dalam suspense.
1.2Tujuan Praktikum
1. Menetapkan distribusi ukuran partikel
tanah
2. Menetapkan kelas tekstur tanah
BAB II
Tinjauan
pustaka
Penetapan distribusi ukuran partikel
tanah pada prinsipnya terbagi menjadi dua, yaitu :
1. Disintegrasi agregat menjadi
partikel-partikel primer
2. Pengukuran distribusi ukuran
partikel-partikel yang sudah terdispersi tersebut
Disintegrasi partikel dimaksud untuk melepaskan
iktan-ikatan, terutama oleh bahan organic dan sequioksida (senyawa Al dan Fe).
Pengukuran distribusi ukuran partikel dilakukan dengan menetapkan kosentrasi
padatan di dalam suspensi secara berkala setelahsuspensi tersebut dibiarkan
mengendap beberapa saat (penuntun Praktikum DDIT : 2006).
Tekstur tanah menggambarkan
persentase (berdasarkan berat) dari ketiga komponen penyusun fraksi mineral
tanah yakni pasir (sand), debu (silt), dan liat (clay). Ketiga fraksi tanah ini
dibedakan satu sama lain oleh diameter partikel-partikel yang bersangkutan.
Bagi partikel yang berbentuk tidak bulat dianggap memiliki diameter yang sama
dengan rata-rata antara ukuran maksimum dan minimum (Suhardi : 2000)
Penetapan distribusi ukuran partikel
dan tekstur tanah dilakukan dengan menggunakan berbagai metode. Metode yang
paling umum digunakan adalah metode Hydrometer dan metode pipet. Keuntungan
metode Hydrometer adalah cepatdan mudah dilaksanakan, sedangkan metode pipet
memiliki ketelitian yang tinggi. Selain dari kedua metode tersebut juga dikenal
metode Sedigrap, dimana seberkas sinar dipancarkan melewati suspensi dan
ditangkap oleh suatu sensor. Semakin banyak sinar yang tertangkap oleh sensor
berarti semakin halus ukuran partikel yang ada didalam suspensi (penuntun
praktikum DDIT : 2006)
Tekstur tanah adalah perbandingan nisbi
pisahan-pisahan yang menyusun suatu volume masa tanah. Pisahan yang dianggap
sebagai penyusun tekstur tanah hanya terbatas pada lempung, debu, dan pasir.
Pisahan pasir terdiri dari kuarsa, pecahan relspar, mika dan juga sirkon,
turmalin dan hornbilende. Pisahan debu terdiri dari kumpulan pisahan dengan
ukuran antara pasir dan lempung. Pisahan lempung terdiri dari pelikan-pelikan
hasil pelapukan batuan. Berdasarkan kelas tekstur tanah di kelompokkan lagi
menjadi 12 kelompok yaitu pasir, pasir berlempung, lempung berpasir, lempng,
lempung berdebu, debu, lempung berliat, lempung liat berpasir, lempung liat
berdebu, lat berpasir, liat berdebu dan liat ( Poerwowidodo, 1992 ).
Tekstur tanah
merupakan dasar dari kebanyakan sifat-sifat tanah. Susunan menurut besarnya
butir-butir suatu jenis tanah bisa dilihat pada grafik segitiga diagram 3.
Menurut besarnya tersusun dari butir-butir pasir 60 %, lempung 15 %, dan liat
25 %.
Tekstur tanah adalah perbandingan reletif dari
berbagai golongan besar partikel tanah dalam suatu masa tanah, terutama
perbandingan antara fraksi-fraksi liat, debu dan pasir. Tekstur tanah turut
menentukan tata air dalam tanah, yaitu berupa kesepatan infilterasi,
penetralisasi dan kemampuan pengikatan air oleh tanah, untuk menentukan apakah
akan terjadi aliran oleh tanah tersebut, yaitu :
1.
Kapasitas
infilterasi, yaitu kemampuan tanah untuk meresapkan air, diukur dama mm setiap
satuan waktu
2)
Permeabilitas
dari lapisan tanah yang berlainan, yaitu kemampuan tanah untuk melalukan air
atau udara kelapisan bawah profil tanah, (Saifuddin Sarief, 1985).
Pisahan pasir
terdiri dari kuarsa, pecahan felspar, mika dan kdang juga disrkon, turmalin dan
hornblende. Pisahan pasir mempunyai matra nisbi seragam dengan bentuk membulat
yang permukaan luarnya sering kasar. Pisahan debu terdiri dari kumpulan pisahan
dengan ukuran dan antara pasir dan lempung. Gtra fisis-mine logisnya pasir
tetapi ukurannya lebih kecil. Luas persatuan masanya lebih besar dan sering
dilapisi lempung yang terrap kuat. Pada kasus tertentu, pisahan ini
memperlihatkan peragai fifikokimiawi, lempung. Pisahan lempung terdiri dari
pelikon-pelokon hasil pelapukkan batuan.pada bagian lempung yang kasar ( Karto Sapoetra, 1991 ).
Tekstur tanah adalah salah satu sifat tanah yang
sangat menentukan kemampuan tanah untuk menunjang pertumbuhan tanaman. Tekstur
tanah akan mempengaruhi kemampuan tanah menyimpan dan menghantarkan air,
menyimpan dan menyediakan hara tanaman. (Titiek islami dan Wani hadi utomo).
BAB III
Metodologi
Metodologi
3.1 Alat dan Bahan
Contoh tanah yang telah dihaluskan, mikser elektronik,
silinder 1L, beaker 600mL, Timbangan, Oven, Calgon 5%, amyl alkohol, dan
aquades
3.2 Cara Kerja
1.
Menimbang
50 gram tanah (Wt) dan memasukkan ke dalam beaker 600ml, menambahkan 250 ml
aquades dan 100 ml calgon 5% dan membiarkan contoh tanah tersebut terendam
selama 1 malam.
Jumlah contoh tanah yang dibutuhkan sebenarnya tergantung
pada tekstur tanah itu sendiri. Untuk tanah bertekstur halus (debu atau liat)
10 sampai 20 gram sudah cukup, sedangkan untuk tanah berpasir dibutuhkan 60
sampai 100 gram untuk memperoleh hasil yang akurat.
2.
Memindahkan
suspense ke silinder sedimentasi dan menambahkan aquades hingga mencapai volume
1 L
3.
Mendiamkan
suspensi beberapa saat sampai suhunya konstan, lalu catat suhu tersebut(TJ)
4.
Memasukkan
100 ml larutan calgon 5% ke dalam silinder sedimentasi kapasitas 1 L dan
menambahkan aquades dengan suhu ruang hingga mencapai L
5.
Menimbang
10 gram duplikat contoh tanah dan menentukan kadar lengasnya (La) dengan
mongering ovenkan pada suhu 105o C selama satu malam
6.
Memindahkan
contoh tanah yang telah diberi calgon ke bejana disperse dan diaduk selama 5
menit dengan mixer elektronik
7.
Mengaduk
larutan secara merata denganalat pengaduk yang digerakkan naik turun dan
mencatat suhunya
8.
Larutan
blangko ini akan digunakan untuk mengoreksi pembacaan hydrometer pada suspense
contoh tanah, dan pembacaan pada kedua larutan tersebut harus dilakukan secara
bersamaan
9.
Memasukkan
alat pengaduk ke dalam silinder dan mengaduk isinya secara merata
denganmenggerakkan alat tersebut naik turun. Mula-mula gerakkan alat tersebut
naik turun dengan kuatagar sedimen yang ada di dasar silinder terangkat. Akhiri
pengadukan dengan dua atau tiga gerakan yang perlahan . tambahakan satu tetes
amyl alcohol bila permukaan suspense ditutupi buih.
10. Segera setelah pengadukan selesai,
memasukkan hydrometer ke dalam suspense sdan baca berkala setelah 30 detik(R1).
Pembacaan ini menunjukkan kandungan liat +debu di dalam suspense. Keluarkan
hydrometer, cuci, keringkan dengan kain bersih lalu masukkan larutan blanko.
Baca dan catat skalanya(RL1)
11. Ulangi pembacaan setelah 24jam (suhu,
T2, hydrometer suspense,R2,dan blanko,RL2). Pembacaan ini digunakan untuk
menghitung kandung liat dalam suspense.
12. Setelah pembacaan 24 jam tumpahkan
sedimen dan suspense di dalam silinder ayakan bermata saring 53 µm. cucilah
sedimen dengan menggunakan botol semprot atau air ledeng hingga hanya pasir
yang tertinggal.
13. Pindahkan pasir ke cawan, kering
ovenkan pada suhu 105OC dan timbang (Wp). Hitung fraksi pasir dengan
persamaan :
Dimana :
Wp = Berat fraksi
pasir yang tertampung di ayakan 53 µm
La = Kadar
lengas contoh tanah kering angin
Wt = Berat total
contoh tanah kering angin
BAB IV
HASIL
PENGAMATAN
A. Tabel hasil pengamatan penetapan
distribusi ukuran partikel dan tekstur tanah (2 mm)
Sampel
|
R1
|
RL1
|
T1
|
R2
|
RL2
|
T2
|
%Pasir
|
%Liat
|
%Debu
|
La
|
Tekstur
|
Top Soil
|
18
|
-
|
27,6
|
10
|
-
|
28,6
|
|
|
|
0,11
|
Sandy Loam
|
Sub Soil
|
30
|
-
|
27,6
|
22
|
-
|
28,4
|
|
|
|
0,086
|
Clay Loam
|
Blanko
|
-
|
2,0
|
28,5
|
-
|
2,0
|
28,5
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
B. Perhitungan
1)
Perhitungan
Persentase Pasir Dalam Tanah
ü
Perhitungan
Pada Lapisan Top Soil
ü
Perhitungan
Pada Lapisan Sub Soil
%
2)
Perhitungan
Pesentase Liat Dalam Tanah
ü Perhitungan Pada Lapisan Top Soil
ü Perhitungan Pada Lapisan Sub Soil
%
3.
Perhitungan Persentase Debu Dalam Tanah
ü Perhitungan Pada Lapisan Top Soil
58,574 – 47,924
=89,35%
ü Perhitungan Pada Lapisan Sub Soil
= 100 –93,393-50
=100-43,393
=56,607%
C.PEMBAHASAN
Pada
percobaan, pengamatan dan perhitungan yang telah praktikan lakukan terhadap
tanah pada lapisan tanah Top Soil dan lapisan tanah Sub Soil yang disaring pada
saringan tanah 2 mm, didapat bahwa kadar persentase pasir pada lapisan top soil
adalah 58,574 % dan
pada lapisan sub soil adalah sebesar 93,393 % disini tampak perbedaan kadar
pasir yang cukup tampak, ini membuktikan bahwa kadar atau persentase pasir pada
lapisan top soil lebih banyak dibandingkan dengan kadar pasir pada lapisan sub
soil. Ini bisa dikarenakan terjadinya iluviasi atau penimbunan dari lapisan
atasnya yang banyak mengandung pasir, atau bisa dikaerenakan karena terjadi
oleh pengkikisan dari bebatuan, sehingga lapiosan top soil lebih banyak kadar
pasirnya.
Untuk
kadar atau persentase tanah liat dalam tanah, setelah praktikan melakukan
perhitungan, didapat bahwa kadar atau persentase tanah liat pada lapisan top
soil adalah 47,924 % dan pada lapisan top soil adalah 50,00 %. Hasil ini menunjukkan bahwa kadar
atau persentase tanah liat pada lapisan top soil lebih sedikit dibandingkan
dengan kadar atau persentase tanah liat pada lapisan sub soil. Hasil ini juga
sama pada buku panduan yang praktikan gunakan bahwa kadar tanah liat pada lapisan
sub soil lebih banyak jika dibandingkan dengan kadar tanah liat pada lapisan
top soil. Hal ini bisa disebabkan oleh penimbunan atau ilviasi, dan juga karena
ukuran dari tanah liat relative lebih kecil dari pasir sehingga pada lapisan
atas lebih didominasi oleh pasir.
Pada
perhitungan persentase debu, didapat bahwa persentase debu pada lapisan top
soil adalah 89,35 % dan untuk lapisan sub soil adalah 56,607 % dengan perhitungan 100 dikurangi
persentase pasir lalu dikurangi lagi dengan persentase liat. Hasil yang
didapat menunjukkan bahwa kadar atau
persentase debu pada lapisan top soil lebih banyak dari pada yang terdapat di
lapisan sub soil. Hal ini bisa diswbabkan oleh angin, sehingga debu lebih
banyak bergerak dan berterbangan dan tetap banyak terdapat pada lapisan top
soil, dan juga dikarenakan debu sulit untuk mengendap, karena lebih mudah
tertiup angin. Pada lapisan
tanah topsoil dan subsoil ini ternyata terdapat perbedaan yang cukup mencolok
antara perbandingan pasir, liat dan debu.Tanah dengan lapisan pasir yang tinggi
sangat mudah untuk melepaskan air sehingga tidak baik untuk pertanian Sedangkan
menurut sapoetra dalam bukunya
konservasi tanah dan air bahwa tanah yang baik untuk pertanian adalah tanah
yang perbandingan debu dan liatnya adalah seimbang ( perbandingannya tidak
terlalu jauh ).
BAB V
KESIMPULAN
Dari hasil pengamatan dan percobaan
pada distribusi ukuran partikel dan tekstrur, maka dapat disimpulkan bahwa :
ü Tanah dengan kandungan pasir yang
tinggi lebih mudah untuk melepas air dan sebaliknya jika kandungan liat yang
tinggi lebih sulit melepas air.
ü Perbedaan komposisi tanah berarti
berbeda pula tekstur dan akan berbeda pula kesuburan tanah serta kemampuan daya
serap tanah.
ü Lapisan tanah topsoil dan subsoil
memilki tekstur tanah yang sam yaitu bertekstur pasir (sand)
ü Tanah yang baik untuk tanaman adalah
tanah yang memiliki perbandingan pasir, liat dan debu yang tidak terlalu besar
ü Untuk menentukan % pasir digunakan
rumus :
%
Pasir = 100 - {(R1 – RL1)
+ 0,36 ( T1-20 ) } x ( 100 + La )
Wt
ü Untuk menentukan % liat digunakan
rumus :
% Liat = {(R2 –
RL2) + 0,36 ( T2 - 20 ) } x ( 100 + La )
Wt
ü Untuk mencari % debu menggunakan
rumus :
% debu = 100
- % pasir - % liat
DAFTAR
PUSTAKA
Isa Darmawijaya. 1992. Klasifikasi Tanah. Gajah Mada University
press: Yogyakarta
Karto Sapoetra. 1991. Teknologi Konservasi Tanah dan Air. PT
Riko cipta: Jakarta
Poerwidodo, 1992. Metode Selidik Tanah. Usaha Nasional :
Surabaya
Saifuddin, Sarif. 1985. Konservasi Tanah dan Air. Bandung :
CV. Pustaka buana.
Tim penyusun. 2006. Penuntun Praktikum Dasar-Dasar Ilmu Tanah.
UNIB : Bengkulu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar