Minggu, 05 Mei 2013

Laporan Praktikum Genetika Acara 6



Laporan Praktikum Genetika



Acara
Menyusun Silsilah Genetis Manusia
Diah Kartika Sari
NPM:E1J011078



Shift : Rabu (12.00-14.00)
Kelompok 1




Laboratorium Agronomi
Fakultas Pertanian
Universitas Bengkulu
2012

BAB I
Pendahuluan

1.1  Dasar Teori
Berdasarkan perlakuan kita pada hewan dan tumbuhan, adalah mustahil bagi kita untuk mengawin-ngawinkan manusia yang genotipenya diketahui atau ingin diketahui. Manusia begitu mulianya sehingga tidak mungkin bagi kita mengadakan percobaan genetika berupa menyilangkan manusia sama seperti Gregor Mendel menyilangkan kacang kapri. Akan tetapi kita ketahui adanya beberapa sifat herediter pada manusia yang diwariskan secara mendelian. Pengetahuan itu diperoleh bukan dari silangan manusia,melainkan dari silsilah atau bagan keturunan yang dibuat manusia. Silsilah yang lengkap umumnya dimiliki oleh suatu keluarga besar kerajaan, bangsawan, untuk tujuan tertentu saja yang non-genetis. Namun apabila dalam silsilah tersebut didapati pola-pola pewarisan yang Mendelian, maka kita lebih dapat merunutkannya lebih mudah. Sifat-sifat pada manusia diwariskan kepada keturunannya mengikuti pola pewarisan tertentu, baik sifat-sifat fisik, dan psikologis.
Secara kebetulan, penyakit genetika yang diwariskan secara Mendelian pertama kali ditemukan pada keluarga kerajaan inggris, yaitu keluarga dari keturunan Ratu Victoria. Penyakit yang diturunkan oleh keluarga kerajaan ini adalah penyakit hemophilia, yaitu penyakit kelainan genetis yang disebabkan karena kegagalan system darah untuk membekukan darah pada waktu luka. Jika demikian maka akan terjadi pendarahan terus-menerus dan menyebabkan kematian karena penderita tersebut kehabisan darah. Asal usul penyakit ini diduga dari Ratu Victoria (Ratu Inggris abad ke 18) atau dari salah seorang ibu bapaknya. Kelainan mutasi ini kemudian diwariskan secara turun-temurun menurut garis ibu. Pada dewasa ini para penderita penyakit ini dapat dirawat secara medis, sehingga tidak harus menderita sampai ajal. Penderita dilarang keras untuk melakukan kegiatan yang menyebabkan luka, termasuk khitan.

1.2  Tujuan Praktikum
Mahasiswa diminta untuk membuat silsilah keluarga berdasarkan data mahasiswa masing-masing sebanyak-banyaknya.






BAB II
Metode Praktikum

2.1  Bahan dan Alat
Data genetis (golongan darah, batas rambut jidat, ujung lidah membulat atau tidak, cuping telinga) dari mahasiswa dan keluarganya.

2.2  Prosedur Kerja
Untuk praktikum ini Anda diminta untuk membuat silsilah keluarga berdasarkan data keluargamasing-masing (kakek/nenek, Ayah/Ibu, saudara sekandung, bila mungkin lebih lengkap). Setelah itu, Anda diminta untuk mengestimasikan genotype keluarga Anda.


























BAB III
Hasil Pengamatan



































BAB IV
 Pembahasan

          Setelah data yang telah didapat, dalam satu keluarga yang memiliki lima saudara,maka didapatkan data genetic yang ada antara lain :
·         Golongan darah : A, B, AB, dan O.
·         Batasan rambut jidat : Resesif (ww) dan Dominan (WW).
·         Ujung lidah membulat atau tidak : Resesif (rr) dan Dominan (RR).
·         Cuping telinga : Resesif (rr) dan Dominan (RR).

Sifat-sifat diatas merupakan sifat dari tetua yang kemudian diturunkan kepada keturunannya. Sifat-sifat pada manusia diwariskan kepada keturunannya mengikuti pola pewarisan tertentu. Sifat-sifat tersebut dapat meliputi fisik, fisiologis, dan psikologis.

Menurut data golongan darah yang ada pada keluarga saya dimulai dari Bapak dan Ibu saya yang memiliki golongan darah, yaitu Ibu memiliki golongan darah AB dan Bapak memiliki golongan darah O. Fenotipe AB x O ketika genotype yang heterozigot, yaitu IAIB x IOIO. Setelah di silangkan, maka salah satu turunannya (fenotipe F1) memiliki golongan darah A dan B. Dari dua saudara (sudah termasuk saya sebagai anak pertama),adik saya memiliki golongan darah B.
Pada data genetis untuk batasan rambut jidat yang di simbolkan (W), yaitu dominan (WW) dan resesif (ww). Bapak memiliki batasan rambut jidat yang resesif (ww) dikawinkan dengan Ibu memiliki batasan rambut jidat yang resesif (ww). Ketika P1 terjadi perkawinan ww x ww, maka turunannya adalah anak pertama (Perempuan) memiliki batasan rambut yang resesif (ww) dan anak kedua (perempuan) memiliki batasan rambut yang resesif (ww).

Kemudian, untuk data genetis berupa ujung lidah membulat atau tidak yang di simbolkan (R), yaitu dominan (RR) dan resesif (rr). Bapak memiliki ujung lidah yang resesif/tidak membulat (rr) dikawinkan dengan Ibu memiliki ujung lidah yang membulat (RR). Anak pertama (perempuan) memiliki ujung lidah yang dominan membulat (RR), anak kedua (perempuan) memiliki ujung lidah yang dominan membulat (RR).
 Pada data genetis untuk cuping telinga yang di simbolkan (E), yaitu telinga yang tidak menempel/dominan (EE) dan telinga yang menempel/resesif (ee). Bapak memiliki cuping telinga yang tidak menempel/dominan (EE) dikawinkan dengan Ibu yang memiliki cuping telinga yang tidak menempel/dominan (EE) sehingga keturunannya, yaitu kami semua memiliki cuping telinga yang tidak menempel yaitu dominan (EE).
V. Kesimpulan

          Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan mengenai penyusunan silsilah genetis manusia, maka dapat disimpulkan bahwa :
Ø  Jika perkawinan dua tetua memiliki sifat yang sama, baik dominan ataupun resesif maka turunannya akan sama sifatnya dari kedua tetuanya.
Ø  Sifat yang diwariskan kepada keturunannya selalu mengikuti pola-pola tertentu.baik berupa fisik maupun psikologi.
Ø  Sifat yang diturunkan tetua selalu menghasilkan sifat yang sama pada keturunannya walaupun sifalnya tidak sama persis dengan tetuanya.
Ø  Setiap sifat yang ada pada setiap tetua selalu diwariskan kepada keturunannya.
Ø  Jika perkawinan dua tetua memiliki sifat yang bebeda, maka keturunanya akan mengikuti salah satu dari tetuanya.
























Daftar Pustaka
Suryati, Dotti. 2007. Penuntun Pratikum Genetika Dasar. Bengkulu: Lab. Agronomi           Universitas Bengkulu.
Suryo. 1986. Genetika Manusia. Yogyakarta:  Gajah Mada University Press.
Crowder, L. V. 1997. Genetika Tumbuhan. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.



Laporan Praktikum Genetika Menyusun Silsilah Genetis Manusia



Laporan Praktikum Genetika



Acara
Menyusun Silsilah Genetis Manusia
Diah Kartika Sari
NPM:E1J011078



Shift : Rabu (12.00-14.00)
Kelompok 1




Laboratorium Agronomi
Fakultas Pertanian
Universitas Bengkulu
2012

BAB I
Pendahuluan

1.1  Dasar Teori
Berdasarkan perlakuan kita pada hewan dan tumbuhan, adalah mustahil bagi kita untuk mengawin-ngawinkan manusia yang genotipenya diketahui atau ingin diketahui. Manusia begitu mulianya sehingga tidak mungkin bagi kita mengadakan percobaan genetika berupa menyilangkan manusia sama seperti Gregor Mendel menyilangkan kacang kapri. Akan tetapi kita ketahui adanya beberapa sifat herediter pada manusia yang diwariskan secara mendelian. Pengetahuan itu diperoleh bukan dari silangan manusia,melainkan dari silsilah atau bagan keturunan yang dibuat manusia. Silsilah yang lengkap umumnya dimiliki oleh suatu keluarga besar kerajaan, bangsawan, untuk tujuan tertentu saja yang non-genetis. Namun apabila dalam silsilah tersebut didapati pola-pola pewarisan yang Mendelian, maka kita lebih dapat merunutkannya lebih mudah. Sifat-sifat pada manusia diwariskan kepada keturunannya mengikuti pola pewarisan tertentu, baik sifat-sifat fisik, dan psikologis.
Secara kebetulan, penyakit genetika yang diwariskan secara Mendelian pertama kali ditemukan pada keluarga kerajaan inggris, yaitu keluarga dari keturunan Ratu Victoria. Penyakit yang diturunkan oleh keluarga kerajaan ini adalah penyakit hemophilia, yaitu penyakit kelainan genetis yang disebabkan karena kegagalan system darah untuk membekukan darah pada waktu luka. Jika demikian maka akan terjadi pendarahan terus-menerus dan menyebabkan kematian karena penderita tersebut kehabisan darah. Asal usul penyakit ini diduga dari Ratu Victoria (Ratu Inggris abad ke 18) atau dari salah seorang ibu bapaknya. Kelainan mutasi ini kemudian diwariskan secara turun-temurun menurut garis ibu. Pada dewasa ini para penderita penyakit ini dapat dirawat secara medis, sehingga tidak harus menderita sampai ajal. Penderita dilarang keras untuk melakukan kegiatan yang menyebabkan luka, termasuk khitan.

1.2  Tujuan Praktikum
Mahasiswa diminta untuk membuat silsilah keluarga berdasarkan data mahasiswa masing-masing sebanyak-banyaknya.






BAB II
Metode Praktikum

2.1  Bahan dan Alat
Data genetis (golongan darah, batas rambut jidat, ujung lidah membulat atau tidak, cuping telinga) dari mahasiswa dan keluarganya.

2.2  Prosedur Kerja
Untuk praktikum ini Anda diminta untuk membuat silsilah keluarga berdasarkan data keluargamasing-masing (kakek/nenek, Ayah/Ibu, saudara sekandung, bila mungkin lebih lengkap). Setelah itu, Anda diminta untuk mengestimasikan genotype keluarga Anda.


























BAB III
Hasil Pengamatan



































BAB IV
 Pembahasan

          Setelah data yang telah didapat, dalam satu keluarga yang memiliki lima saudara,maka didapatkan data genetic yang ada antara lain :
·         Golongan darah : A, B, AB, dan O.
·         Batasan rambut jidat : Resesif (ww) dan Dominan (WW).
·         Ujung lidah membulat atau tidak : Resesif (rr) dan Dominan (RR).
·         Cuping telinga : Resesif (rr) dan Dominan (RR).

Sifat-sifat diatas merupakan sifat dari tetua yang kemudian diturunkan kepada keturunannya. Sifat-sifat pada manusia diwariskan kepada keturunannya mengikuti pola pewarisan tertentu. Sifat-sifat tersebut dapat meliputi fisik, fisiologis, dan psikologis.

Menurut data golongan darah yang ada pada keluarga saya dimulai dari Bapak dan Ibu saya yang memiliki golongan darah, yaitu Ibu memiliki golongan darah AB dan Bapak memiliki golongan darah O. Fenotipe AB x O ketika genotype yang heterozigot, yaitu IAIB x IOIO. Setelah di silangkan, maka salah satu turunannya (fenotipe F1) memiliki golongan darah A dan B. Dari dua saudara (sudah termasuk saya sebagai anak pertama),adik saya memiliki golongan darah B.
Pada data genetis untuk batasan rambut jidat yang di simbolkan (W), yaitu dominan (WW) dan resesif (ww). Bapak memiliki batasan rambut jidat yang resesif (ww) dikawinkan dengan Ibu memiliki batasan rambut jidat yang resesif (ww). Ketika P1 terjadi perkawinan ww x ww, maka turunannya adalah anak pertama (Perempuan) memiliki batasan rambut yang resesif (ww) dan anak kedua (perempuan) memiliki batasan rambut yang resesif (ww).

Kemudian, untuk data genetis berupa ujung lidah membulat atau tidak yang di simbolkan (R), yaitu dominan (RR) dan resesif (rr). Bapak memiliki ujung lidah yang resesif/tidak membulat (rr) dikawinkan dengan Ibu memiliki ujung lidah yang membulat (RR). Anak pertama (perempuan) memiliki ujung lidah yang dominan membulat (RR), anak kedua (perempuan) memiliki ujung lidah yang dominan membulat (RR).
 Pada data genetis untuk cuping telinga yang di simbolkan (E), yaitu telinga yang tidak menempel/dominan (EE) dan telinga yang menempel/resesif (ee). Bapak memiliki cuping telinga yang tidak menempel/dominan (EE) dikawinkan dengan Ibu yang memiliki cuping telinga yang tidak menempel/dominan (EE) sehingga keturunannya, yaitu kami semua memiliki cuping telinga yang tidak menempel yaitu dominan (EE).
V. Kesimpulan

          Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan mengenai penyusunan silsilah genetis manusia, maka dapat disimpulkan bahwa :
Ø  Jika perkawinan dua tetua memiliki sifat yang sama, baik dominan ataupun resesif maka turunannya akan sama sifatnya dari kedua tetuanya.
Ø  Sifat yang diwariskan kepada keturunannya selalu mengikuti pola-pola tertentu.baik berupa fisik maupun psikologi.
Ø  Sifat yang diturunkan tetua selalu menghasilkan sifat yang sama pada keturunannya walaupun sifalnya tidak sama persis dengan tetuanya.
Ø  Setiap sifat yang ada pada setiap tetua selalu diwariskan kepada keturunannya.
Ø  Jika perkawinan dua tetua memiliki sifat yang bebeda, maka keturunanya akan mengikuti salah satu dari tetuanya.
























Daftar Pustaka
Suryati, Dotti. 2007. Penuntun Pratikum Genetika Dasar. Bengkulu: Lab. Agronomi           Universitas Bengkulu.
Suryo. 1986. Genetika Manusia. Yogyakarta:  Gajah Mada University Press.
Crowder, L. V. 1997. Genetika Tumbuhan. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.