Jumat, 19 April 2013

poran Praktikum Fisiologi Tanaman Acara 4


LAPORAN PRAKTIKUM
FISIOLOGI TUMBUHAN
ACARA 4
PEMBUATAN LARUTAN HIDROPONIK



Di Susun Oleh :

Nama                             : Diah Kartika Sari
NPM                              : E1J011078
Dosen Pembimbing      : Dr.ir.Rustikawati.Msi
Co-ass                            : Fahriza Khairil Siregar
Hari / Waktu/Kel          : Senin/ 14.00 WIB/2



LABORATORIUM AGRONOMI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2012


BAB I
Pendahuluan
1.1  Latar Belakang
Kecenderungan konsumen dalam memilih hasil produksi tanaman dan makanan di kota-kota besar Indonesia adalah mencari produk dengan nilai tambah terhadap manfaat kesehatan, berpenampilan menarik, dan dengan harga yang rasional. Produk-produk tersebut sebagian besar dapat terpenuhi oleh produk hidroponik. Hidroponik berasal dari bahasa latin yang terdiri atas kata hydro yang berarti air dan kata ponos yang berarti kerja, sehingga hidroponik dapat diartikan sebagai suatu pengerjaan atau pengelolaan air sebagai media tumbuh tanaman tanpa menggunakan media tanah sebagai media tanam dan mengambil unsur hara mineral yang dibutuhkan dari larutan nutrisi yang dilarutkan dalam air. Sehingga sangat perlu diketahui kebutuhan nutrisi yang sesuai dengan jenis tanaman yang dibudidayakan.
Unsur hara sangat dibutuhkan dalam pertumbuhan tanaman karena merupakan bagian dari sel-sel dalam tubuh tanaman ataupun berfungsi melancarkan berlangsungya proses metabolisme, sel-sel baru selalu dibentuk selama tanaman itu hidup baik untuk perkembangan organ maupun sel. Unsur hara disebut juga nutrisi tanaman. Nutrisi tanaman didefinisikan sebagai mineral atau elemen organik maupun anorganik yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah besar, yang berpengaruh dalam metabolisme tanaman dan fisiologinya.
Larutan nutrisi sebagai sumber pasokan air dan mineral nutrisi merupakan faktor penting untuk pertumbuhan dan kualitas hasil tanaman hidroponik, sehingga harus tepat dari segi jumlah komposisi ion nutrisi dan suhu. Larutan nutrisi ini dibagi dua, yaitu unsur makro (C, H, O, N, S, P, K, Ca, dan Mg) dan unsur mikro (B, Cl, Cu, Fe, Mn, Mo dan Zn). Pada umumnya kualitas larutan nutrisi ini diketahui dengan mengukur electrical conductivity larutan tersebut  (Tim Karya Tani Mandiri, 2010).
Dalam pembuatan pupuk hidroponik, baik untuk sayuran daun, batang dan daun, bunga serta buah, dibuat dua macam pekatan A dan B. Kedua pekatan tersebut baru dicampur saat akan digunakan. Pekatan A dan B tidak dapat dicampur karena bila kation Ca dalam pekatan A bertemu dengan anion sulfat dalam pekatan B akan terjadi endapan kalsium sulfat sehingga unsure Ca dan S tidak dapat diserap oleh akar. Tanaman pun menunjukkan gajala defisiensi Ca dan S. Begitu pula bila kation Ca dalam pekatan A bertemu dengan anion fosfat dalam pekatan B akan terjadi endapan ferri fosfat sehingga unsur Ca dan Fe tidak dapat diserap oleh akar (Sutiyoso, 2009).
Efisiensi penggunaan larutan nutrisi berhubungan dengan kelarutan hara dan kebutuhan hara oleh tanaman. Bila EC tinggi maka larutan nutrisi semakin pekat, sehingga ketersediaan unsur hara semakin bertambah. Begitu juga sebaliknya, jika EC rendah maka konsentrasi larutan nutrisi rendah sehingga ketersediaan unsur hara lebih sedikit (Sufardi, 2001).

1.2  Tujuan
Tujuan praktikum ini adalah untuk melatih mahasiswa menbuat pupuk daun atau larutan hidroponik dan mengevaluasi pengaruh larutan hidroponik terhadap pertumbuhan tanaman hortikultura yang ditanam secara hidroponik.

BAB II
Tinjauan Pustaka

Bercocok tanaman tanpa tanah itulah gambaran hidroponik. Hidroponik berasal dari bahasa Yunani, yaiitu hydro yang berarti air dan Ponos yang berarti kerja, sehingga keseluruhannya dapat diartikan sebagai kerja air. Prinsip dasar dari hidroponk adalah menyediakan atau memberikan nutrisi yang dibutuhkan tanaman dalam bentuk larutan. Pemberiannya dilakukan dengan menyiramkan atau meneteskannya ke tanaman. Yang pasti tidak digunakan tanah senagai media tanam, melainkan bahan-bahan yang bersifat porous (Marsoem, 2002).
Persediaan nutrisi bagi tanaman cukup tersediadan efisien, tanpa terhalang tempat dan musim.Tanaman bebas dari hama dan penyakit yang ada di dalam tanah.
Hidroponik dapat meningkatkan pendapatan keluarga, meningkatkan pemenuhan gizi keluarga dan masyarakat, dan dalam skala besar dapat meningkatkan skala ekspor non-migas.
Tanaman hidroponik mampu menghijaukan dan memperindah pekarangan rumah, memberikan kepuasan batin apabila tanamannya berbuah, serta menciptakan kegiatan di waktu senggang.
Nutrisi hidroponik dibuat dengan menggabungkan hara makro dan hara mikro sesuai kebutuhan tanaman. Unsur hara makro adalah unsur hara yang diperlukan tanaman dalam jumlah yang banyak, terdiri atas C, H, O, N, P, K, Ca, Mg dan S. Apabila tanaman kekurangan unsur hara makro akan berpengaruh langsung terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman. Unsur hara mikro adalah unsur hara yang diperlukan oleh tanaman tetapi dalam jumlah sedikit. Unsur hara mikro ini mutlak dibutuhkan oleh tanaman. Jika kekurangan unsur hara mikro ini maka tanaman tidak akan tumbuh dengan optimal. Jenis unsur hara mikro ini adalah Mn, Cu, Fe, Mo, Zn, B (Wijayani et. al. 1998).
Larutan nutrisi juga dapat dipertahankan dan dikontrol sesuai dengan kebutuhan tanaman dengan tujuan untuk mendapatkan hasil yang diinginkan. Hal ini mendasari adanya sistem kontrol secara sederhana maupun otomatis pada larutan nutrisi. Selain EC dan konsentrasi larutan nutrisi, suhu dan pH merupakan komponen yang sering dikontrol untuk dipertahankan pada tingkat tertentu untuk optimalisasi tanaman. Suhu dan pH larutan nutrisi dikontrol dengan tujuan agar perubahan yang terjadi oleh penyerapan air dan ion nutrisi tanaman (terutama dalam hidroponik dengan sistem yang tertutup) dapat dipertahankan. Suhu yang terlalu rendah dan terlalu tinggi pada larutan nutrisi dapat menyebabkan berkurangnya penyerapan air dan ion nutrisi, untuk tanaman sayuran suhu optimal antara 5-150 C dan tanaman buah antara 15-250 C. Beberapa tanaman sayuran dan buah dipertahankan mempunyai tingkat pH dan EC tertentu yang optimal (Savvas and Manos. 1999).
Hidroponik melibatkan pertumbuhan tanaman dalam larutan nutrisi tanpa memerlukan media tanam tanah. Larutan nutrisi ini terdiri dari air dan elemen mineral yang penting. Kebanyakan elemen – elemen ini dapat diperoleh dari pupuk garam-garaman. Anda pun dapat mendapatkannya dengan membuatnya sendiri di rumah dengan menggunakan garam pupuk dan mineral dalam jumlah yang sedikit.


BAB III
Metodologi Pengamatan
3.1 Bahan dan alat
Bahan tanaman yang diperlukan pada praktikum ini adalah benih kangkung darat yang memiliki vabilitas tinggi. Bahan kimia yang dipelukan pada praktikum ini meliputi pupuk NPK, kapur pertanian (dolomite), larutan stok unsure hara, larutan stok unsure hara mikro, dan ZPT.

3.2 Prosedur kerja
Pada raktikum ini ada 2 kegiatan utama yang akan dilakukan. Yaitu: meracik larutan hidroponik pada tanaman budidaya. Formula larutan hiroponik yang akan dibuat adalah UKJ-1. UKJ-2, dan UKJ-3 dengan mengikut prosedur penbuatan sebagai berikut:
a. Pembuatan larutan hidroponik
Formula UKJ-1:
1. Larutkan 300 g pupuk N-P-K didalam 2 liter air.
2. Larutkan 300 g dolomite (CaMgCO3) di dalam 2 liter air.
3. Tuang kedua larutan tersebut kedalam ember, tambah 1 liter, dan aduk sampai merat.
4. Masukkan larutan kedalam botol; kemudian disimpan ditempat gelap.
Formula UKJ-2:
1. Mengulang langkah percobaan a dari 1-3
2. Tambah 5 ml larutan hara mikro kedalam larutan
3. masukkan larutan tersebut kedalam botol dan simpan ditempat gelap.
Formula UKJ-3:
1. membuat larutan lengkap mikro dan makro seperti acara III
2. tambahkan 5 ml larutan ZPT ke dalam larutan.
3. Ulang langkah ke 4 pada UKJ-1
b. Aplikasi larutan hidroponik
Aplikasi tanaman hidroponik akan dilakukan pada tanaman hortikultura. Pada praktikum ini menggunakan tanama kangkung darat, yang ditanam pada 3 media berbeda (media air, media pasir dan media camputan pasir dan pupuk kandang).
1. isikanlahlah polibag berukuran 3 kg dengan pasir. Siapkan 3 polibeg
2. isikanlahlah polibag berukuran 3 kg dengan campuran tanah dan pupuk kandang. Siapkan 
   3 ember
3. isikanlahlah polibag berukuran 3-5 liter dengan air sumur. Siapkan 3 ember
4. semai biji kangkung darat pada media pasir
5. pindahkan bibit kangkung darat yang berumur 1 minggu kedalam media yang telah
   dipersiapkan.Masing-masing media diisi dengan lima tanaman. Khusus pada media air
   harus menggunakan steriofoam agar tanaman dapat mengapung.
6. Berikan larutan hara ke masing-masing media.
7. Amati gejala difisiensi unsure hara dan kurlah pertumbuhan tanaman( tinggi tanaman,
    gumlah daun dan berat kering).
8. Bandingkan hasil engamatan dan bahas dalam laporan.



BAB IV
Hasil Pengamatan dan Pembahasan

4.1 Hasil Pengamatan

Media
Unib 1
Unib 2
Unib 3
T.T
JD
Ket Fisiologis
TT
JD
Ket Fisiologis
T.T
JD
Ket Fisiologis
Pasir









Minggu 1
15 cm

Daun Layu
17 cm




Tampak Segar
Minggu 2
15 cm

Batang layu atau tidak kokoh
17 cm





Minggu 3



















Tanah









Mimggu 1
17 cm

Daun Layu


Daun segar


Tampak Segar
Minggu 2
18 cm

Batang Rebah


Daun Layu
Batang busuk


Tumbuh dengan baik
Minggu 3










4.2 Pembahasan
Pada pemakaian ukj 1 di peroleh tanaman tersebut mengalami kematian karena kesalahan di dalam praktikum dan kesalahan kita tidak mengamati tanamanya tersebut.pada ukj 2 jga mengalami hal yang sama dengan menggunakaan ukj 1 mengalami kematian.pada penggunaan ukj 3 kita berhasil dan tanaman hidup dan tumbuh .pada ukj 3 diperoleh diameter tanaman 0,54 dan berat tanaman 36,6.
Nutrisi adalah substansi organik yang dibutuhkan organisme untuk fungsi normal dari sistem tubuh, pertumbuhan, pemeliharaan kesehatan. Pemberian nutrisi pada tanaman dapat diberikan melalui akar dan daun tanaman. Aplikasi melalui akar dapat dilakukan dengan merendam atau mengalirkan larutan pada akar tanaman. Larutan nutrisi dibuat dengan cara melarutkan garam-mineral ke dalam air. Ketika dilarutkan dalam air, garam-mineral ini akan memisahkan diri menjadi ion. Penyerapan ion-ion oleh tanaman berlangsung secara kontinue dikarenakan akar-akar tanaman selalu bersentuhan dengan larutan (Suwandi, 2006).
Terdapat tiga kriteria yang harus dipenuhi sehingga suatu unsur dapat disebut sebagai unsur esensial :
Unsur tersebut diperlukan untuk menyelesaikan satu siklus hidup tanaman secara normal.Unsur tersebut memegang peran yang penting dalam proses biokhemis tertentu dalam tubuh tanaman dan peranannya tidak dapat digantikan atau disubtitusi secara keseluruhan oleh unsur lain.Peranan dari unsur tersebut dalam proses biokimia tanaman adalah secara langsung dan bukan secara tidak langsung.Unsur hara penting (esensial) yang sangat diperlukan tanaman adalah : Karbon (C), Hidrogen (H), Oksigen (O), Nitrogen (N), Fosfor (P), Kalium (K), Belerang (S), Kalsium (Ca), Magnesium (Mg), Semg (Zn), Besi (Fe), Tembaga (Cu), Molib Denum (Mo), Boron (B), Mangan (Mn), dan Khlor (Cl),. Dari 16 unsur tersebut dibagi menjadi dua grup yaitu hara makro ( C, H, O, N, P, K, Ca, Mg dan S) dan unsure hara mikro (Fe, Zn, Mn, Cu, Mo, B, dan Cl). Umumnya unsur hara makro dibutuhkan oleh tanaman lebih banyak dibandingkan hara mikro.
Nitrogen (N) Berfungsi untuk sintesa asam amino dan protein dalam tanaman. Sekitar 75% dari seluruh N yang dibutuhkan tanaman diperoleh dari fixasi N. Tanaman yang kahat N terlihat kerdil, daun hijau kekuningan, daun sempit, pendek dan tegak, daun-daun tua cepat mati.
Fosfor (P)Unsur hara P berguna untuk energi transfer dan pengangkutan hasil metabolisme di dalam tanaman, merangsang pembentukan akar dan pembungaan. Tanaman yang kahat P antara lain kerdil, daun sempit, daun berwarna kemerahan atau
keunguan dan pembentukan buah/biji berkurang.
Kalium (K)Fungsi hara K berperan dalam proses fotosintesa, pengangkutan hasil asimilasi, metabolisme air dan aktifitas enzim. Gejala kahat K terlihat pada batang dan daun yang lemah sehingga mudah rebah, daun berwarna hijau tua kebiruan, adanya warna kuning mulai ujung daun mengering, kadang- kadang timbul bercak coklat terutama pada ujungnya.
Belerang (S) Unsur hara S merupakan salah satu komponen protein dalam tanaman, sehingga jumlah yang diperlukan setara dengan hara P. Gejala kekurangan unsur hara S mirip dengan kekahatan N dan agak susah membedakannya. Warna kunung lebih jelas pada daun muda.
Kalsium (Ca)Unsur hara Ca berpengaruh pada pembentukan bintil akar, berperan dalam hidrolisa ATP dan fosfolipid, merupakan kofaktor beberapa enzim gejala kekahatan unsur hara Ca, antara lain pucuk daun agak putih, menggulung, keriting atau salah bentuk dan perakaran tidak normal.
Magnesium (Mg) Magnesium (Mg) merupakan unsur hara yang penting dalam proses pembentukan khlorofil, sehingga ikut berperan dalam proses fotosintesa. Kekahatan unsur Mg terlihat pada daun yang agak bergelombang dan melengkung ke bawah, timbul gejala khlorosis interveinal pada daun tua.
Pada pertanian hidroponik nutrisi sangat menentukan keberhasilan, karena tanaman mendapat unsur hara dari apa yang diberikan. Kesalahan sedikit saja akan berakibat fatal. Terdapat pupuk hidroponik yang siap pakai di pasaran, ini akan lebih mudah karena pupuk tersebut sebelum diaplikasikan dilarutkan terlebih dahulu setelah itu siap diaplikasikan. Tetapi untuk skala komersil biasanya petani meramu pupuknya sendiri.
Dalam pembuatan nutrisi hidroponik biasanya akan dibagi menjadi dua bagian yaitu stok A dan stok B. Pembagian ini perlu dilakukan agar tidak terjadi reaksi antara ion Ca dengan ion PO atau ion SO. Reaksi tersebur akan membentuk CaSO4 dan Ca3(PO4)2. Kedua senyawa tersebut akan mengendap sehingga akan menyulitkan tanaman dalam menyerap unsur hara.
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam meramu nutrisi hidroponik antara lain adalah:
Keseimbangan
Keseimbangan penting dalam meramu pupuk hidroponik karena kelebihan suatu unsur akan menekan ketersediaan unsur yang lain, seringkali tanaman menunjukan gejala kekurangan suatu unsur karena kelebihan unsur tertentu.


Fase tanaman.
Tanaman pada masa vegetatif akan membutuhkan N dan P yang lebih karena unsur tersebut sangat penting dalam pembentukan kloropil dan akar tanaman. Sebaliknya pada fase generatif atau masa pembuahan tananam membutuhkan lebih banyak kalium dan kalsium karena kedua unsur tersebut berperan penting dalam pembentukan karbohidrat pada buah.
Kebutuhan tanaman akan unsur hara.Kebutuhan tanaman yang satu dengan yang lainnya terhadap hara berbeda, baik mengenai jumlahnya atau bahkan juga jenisnya.
Bentuk panen.



BAB V
Penutup

5.1 Kesimpulan

·         Hidroponk adalah menyediakan atau memberikan nutrisi yang dibutuhkan tanaman dalam bentuk larutan.Nutrisi adalah substansi organik yang dibutuhkan organisme untuk fungsi normal dari sistem tubuh, pertumbuhan, pemeliharaan kesehatan.Larutan nutrisi dibagi yaitu stok A dan stok B agar tidak terjadi reaksi antara ion Ca dengan ion PO atau ion SO yang menimbulkan endapan.Unsur hara essensial dibagi menjadi dua, yaitu unsur makro (C, H, O, N, P, S, K, Ca, dan Mg) yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah banyak dan unsur mikro ( B, Cl, Cu, Fe, Mn, Mo, dan Zn) yang keberadaannya relatif dalam jumlah sedikit diperlukan tanaman.
·           Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa unsur hara sangat dibutuhkan dalam pertumbuhan tanaman karena merupakan bagian dari sel-sel dalam tubuh tanaman ataupun berfungsi melancarkan berlangsungya proses metabolisme.Pada pemakaian ukj 1 di peroleh tanaman tersebut mengalami kematian karena kesalahan di dalam praktikum dan kesalahan kita tidak mengamati tanamanya tersebut.pada ukj 2 jga mengalami hal yang sama dengan menggunakaan ukj 1 mengalami kematian.pada penggunaan ukj 3 kita berhasil dan tanaman hidup dan tumbuh .pada ukj 3 diperoleh diameter tanaman 0,54 dan berat tanaman 36,6.























Daftar Pustaka

Savvas, D, and Manos, G. 1999. Automated composition control of nutrient solution in closed soilless culture systems. J.Agric.Eng.Res. 73 : 29-33.
Suwandi, A. 2006. Pengaruh Penggunaan Kompos Kambing sebagai Tambahan Larutan Anorganik dalam Sistem Hidroponik Rakit Apung pada Budidaya Selada (Lactuca sativa L.) Savvas, D, and Manos, G. 1999. Automated composition control of nutrient solution in closed soilless culture systems. J.Agric.Eng.Res. 73 : 29-33.
Suwandi, A. 2006. Pengaruh Penggunaan Kompos Kambing sebagai Tambahan Larutan Anorganik dalam Sistem Hidroponik Rakit Apung pada Budidaya Selada (Lactuca sativa L.) Skripsi. Jurusan Budidaya Pertanian. Fakultas Pertanian. Universitas Djuanda. Bogor

Tidak ada komentar:

Posting Komentar