LAPORAN
PRAKTIKUM
FISIOLOGI TUMBUHAN
ACARA 4
PEMBUATAN LARUTAN HIDROPONIK
Di Susun Oleh :
Nama :
Diah Kartika Sari
NPM :
E1J011078
Dosen Pembimbing :
Dr.ir.Rustikawati.Msi
Co-ass :
Fahriza Khairil Siregar
Hari / Waktu/Kel :
Senin/ 14.00 WIB/2
LABORATORIUM
AGRONOMI
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
BENGKULU
2012
BAB
I
Pendahuluan
1.1
Latar
Belakang
Kecenderungan konsumen dalam
memilih hasil produksi tanaman dan makanan di kota-kota besar Indonesia adalah
mencari produk dengan nilai tambah terhadap manfaat kesehatan, berpenampilan
menarik, dan dengan harga yang rasional. Produk-produk tersebut sebagian besar
dapat terpenuhi oleh produk hidroponik. Hidroponik berasal dari bahasa latin
yang terdiri atas kata hydro yang berarti air dan kata ponos yang berarti
kerja, sehingga hidroponik dapat diartikan sebagai suatu pengerjaan atau
pengelolaan air sebagai media tumbuh tanaman tanpa menggunakan media tanah
sebagai media tanam dan mengambil unsur hara mineral yang dibutuhkan dari
larutan nutrisi yang dilarutkan dalam air. Sehingga sangat perlu diketahui
kebutuhan nutrisi yang sesuai dengan jenis tanaman yang dibudidayakan.
Unsur hara sangat dibutuhkan dalam
pertumbuhan tanaman karena merupakan bagian dari sel-sel dalam tubuh tanaman
ataupun berfungsi melancarkan berlangsungya proses metabolisme, sel-sel baru
selalu dibentuk selama tanaman itu hidup baik untuk perkembangan organ maupun
sel. Unsur hara disebut juga nutrisi tanaman. Nutrisi tanaman didefinisikan
sebagai mineral atau elemen organik maupun anorganik yang dibutuhkan tanaman
dalam jumlah besar, yang berpengaruh dalam metabolisme tanaman dan
fisiologinya.
Larutan nutrisi sebagai sumber pasokan air dan
mineral nutrisi merupakan faktor penting untuk pertumbuhan dan kualitas hasil
tanaman hidroponik, sehingga harus tepat dari segi jumlah komposisi ion nutrisi
dan suhu. Larutan nutrisi ini dibagi dua, yaitu unsur makro (C, H, O, N, S, P,
K, Ca, dan Mg) dan unsur mikro (B, Cl, Cu, Fe, Mn, Mo dan Zn). Pada umumnya
kualitas larutan nutrisi ini diketahui dengan mengukur electrical
conductivity larutan tersebut (Tim Karya Tani Mandiri, 2010).
Dalam pembuatan pupuk hidroponik, baik untuk
sayuran daun, batang dan daun, bunga serta buah, dibuat dua macam pekatan A dan
B. Kedua pekatan tersebut baru dicampur saat akan digunakan. Pekatan A dan B
tidak dapat dicampur karena bila kation Ca dalam pekatan A bertemu dengan anion
sulfat dalam pekatan B akan terjadi endapan kalsium sulfat sehingga unsure Ca
dan S tidak dapat diserap oleh akar. Tanaman pun menunjukkan gajala defisiensi
Ca dan S. Begitu pula bila kation Ca dalam pekatan A bertemu dengan anion
fosfat dalam pekatan B akan terjadi endapan ferri fosfat sehingga unsur Ca dan
Fe tidak dapat diserap oleh akar (Sutiyoso, 2009).
Efisiensi penggunaan larutan nutrisi berhubungan
dengan kelarutan hara dan kebutuhan hara oleh tanaman. Bila EC tinggi maka
larutan nutrisi semakin pekat, sehingga ketersediaan unsur hara semakin
bertambah. Begitu juga sebaliknya, jika EC rendah maka konsentrasi larutan
nutrisi rendah sehingga ketersediaan unsur hara lebih sedikit (Sufardi, 2001).
1.2
Tujuan
Tujuan praktikum ini adalah untuk melatih mahasiswa menbuat pupuk daun atau
larutan hidroponik dan mengevaluasi pengaruh larutan hidroponik terhadap
pertumbuhan tanaman hortikultura yang ditanam secara hidroponik.
BAB II
Tinjauan Pustaka
Bercocok
tanaman tanpa tanah itulah gambaran hidroponik. Hidroponik berasal dari bahasa
Yunani, yaiitu hydro yang berarti air dan Ponos yang berarti kerja, sehingga
keseluruhannya dapat diartikan sebagai kerja air. Prinsip dasar dari hidroponk
adalah menyediakan atau memberikan nutrisi yang dibutuhkan tanaman dalam bentuk
larutan. Pemberiannya dilakukan dengan menyiramkan atau meneteskannya ke
tanaman. Yang pasti tidak digunakan tanah senagai media tanam, melainkan
bahan-bahan yang bersifat porous (Marsoem, 2002).
Persediaan
nutrisi bagi tanaman cukup tersediadan efisien, tanpa terhalang tempat dan
musim.Tanaman bebas dari hama dan penyakit yang ada di dalam tanah.
Hidroponik dapat meningkatkan pendapatan keluarga, meningkatkan pemenuhan gizi keluarga dan masyarakat, dan dalam skala besar dapat meningkatkan skala ekspor non-migas.
Tanaman hidroponik mampu menghijaukan dan memperindah pekarangan rumah, memberikan kepuasan batin apabila tanamannya berbuah, serta menciptakan kegiatan di waktu senggang.
Hidroponik dapat meningkatkan pendapatan keluarga, meningkatkan pemenuhan gizi keluarga dan masyarakat, dan dalam skala besar dapat meningkatkan skala ekspor non-migas.
Tanaman hidroponik mampu menghijaukan dan memperindah pekarangan rumah, memberikan kepuasan batin apabila tanamannya berbuah, serta menciptakan kegiatan di waktu senggang.
Nutrisi
hidroponik dibuat dengan menggabungkan hara makro dan hara mikro sesuai
kebutuhan tanaman. Unsur hara makro adalah unsur hara yang diperlukan tanaman
dalam jumlah yang banyak, terdiri atas C, H, O, N, P, K, Ca, Mg dan S. Apabila
tanaman kekurangan unsur hara makro akan berpengaruh langsung terhadap
pertumbuhan dan produksi tanaman. Unsur hara mikro adalah unsur hara yang
diperlukan oleh tanaman tetapi dalam jumlah sedikit. Unsur hara mikro ini
mutlak dibutuhkan oleh tanaman. Jika kekurangan unsur hara mikro ini maka
tanaman tidak akan tumbuh dengan optimal. Jenis unsur hara mikro ini adalah Mn,
Cu, Fe, Mo, Zn, B (Wijayani et. al. 1998).
Larutan
nutrisi juga dapat dipertahankan dan dikontrol sesuai dengan kebutuhan tanaman
dengan tujuan untuk mendapatkan hasil yang diinginkan. Hal ini mendasari adanya
sistem kontrol secara sederhana maupun otomatis pada larutan nutrisi. Selain EC
dan konsentrasi larutan nutrisi, suhu dan pH merupakan komponen yang sering dikontrol
untuk dipertahankan pada tingkat tertentu untuk optimalisasi tanaman. Suhu dan
pH larutan nutrisi dikontrol dengan tujuan agar perubahan yang terjadi oleh
penyerapan air dan ion nutrisi tanaman (terutama dalam hidroponik dengan sistem
yang tertutup) dapat dipertahankan. Suhu yang terlalu rendah dan terlalu tinggi
pada larutan nutrisi dapat menyebabkan berkurangnya penyerapan air dan ion
nutrisi, untuk tanaman sayuran suhu optimal antara 5-150 C dan tanaman buah
antara 15-250 C. Beberapa tanaman sayuran dan buah dipertahankan mempunyai
tingkat pH dan EC tertentu yang optimal (Savvas and Manos. 1999).
Hidroponik
melibatkan pertumbuhan tanaman dalam larutan nutrisi tanpa memerlukan media
tanam tanah. Larutan nutrisi ini terdiri dari air dan elemen mineral yang
penting. Kebanyakan elemen – elemen ini dapat diperoleh dari pupuk
garam-garaman. Anda pun dapat mendapatkannya dengan membuatnya sendiri di rumah
dengan menggunakan garam pupuk dan mineral dalam jumlah yang sedikit.
BAB
III
Metodologi
Pengamatan
3.1 Bahan dan alat
Bahan tanaman yang diperlukan pada praktikum
ini adalah benih kangkung darat yang memiliki vabilitas tinggi. Bahan kimia
yang dipelukan pada praktikum ini meliputi pupuk NPK, kapur pertanian
(dolomite), larutan stok unsure hara, larutan stok unsure hara mikro, dan ZPT.
3.2 Prosedur kerja
Pada
raktikum ini ada 2 kegiatan utama yang akan dilakukan. Yaitu: meracik larutan
hidroponik pada tanaman budidaya. Formula larutan hiroponik yang akan dibuat
adalah UKJ-1. UKJ-2, dan UKJ-3 dengan mengikut prosedur penbuatan sebagai
berikut:
a. Pembuatan larutan hidroponik
Formula UKJ-1:
1. Larutkan 300 g pupuk N-P-K didalam 2 liter air.
2. Larutkan 300 g dolomite (CaMgCO3) di dalam 2 liter air.
3. Tuang kedua larutan tersebut kedalam ember, tambah 1 liter, dan aduk sampai merat.
4. Masukkan larutan kedalam botol; kemudian disimpan ditempat gelap.
Formula UKJ-2:
1. Mengulang langkah percobaan a dari 1-3
2. Tambah 5 ml larutan hara mikro kedalam larutan
3. masukkan larutan tersebut kedalam botol dan simpan ditempat gelap.
Formula UKJ-3:
1. membuat larutan lengkap mikro dan makro seperti acara III
2. tambahkan 5 ml larutan ZPT ke dalam larutan.
3. Ulang langkah ke 4 pada UKJ-1
a. Pembuatan larutan hidroponik
Formula UKJ-1:
1. Larutkan 300 g pupuk N-P-K didalam 2 liter air.
2. Larutkan 300 g dolomite (CaMgCO3) di dalam 2 liter air.
3. Tuang kedua larutan tersebut kedalam ember, tambah 1 liter, dan aduk sampai merat.
4. Masukkan larutan kedalam botol; kemudian disimpan ditempat gelap.
Formula UKJ-2:
1. Mengulang langkah percobaan a dari 1-3
2. Tambah 5 ml larutan hara mikro kedalam larutan
3. masukkan larutan tersebut kedalam botol dan simpan ditempat gelap.
Formula UKJ-3:
1. membuat larutan lengkap mikro dan makro seperti acara III
2. tambahkan 5 ml larutan ZPT ke dalam larutan.
3. Ulang langkah ke 4 pada UKJ-1
b. Aplikasi larutan
hidroponik
Aplikasi tanaman hidroponik akan dilakukan pada tanaman hortikultura. Pada praktikum ini menggunakan tanama kangkung darat, yang ditanam pada 3 media berbeda (media air, media pasir dan media camputan pasir dan pupuk kandang).
1. isikanlahlah polibag berukuran 3 kg dengan pasir. Siapkan 3 polibeg
2. isikanlahlah polibag berukuran 3 kg dengan campuran tanah dan pupuk kandang. Siapkan
Aplikasi tanaman hidroponik akan dilakukan pada tanaman hortikultura. Pada praktikum ini menggunakan tanama kangkung darat, yang ditanam pada 3 media berbeda (media air, media pasir dan media camputan pasir dan pupuk kandang).
1. isikanlahlah polibag berukuran 3 kg dengan pasir. Siapkan 3 polibeg
2. isikanlahlah polibag berukuran 3 kg dengan campuran tanah dan pupuk kandang. Siapkan
3 ember
3. isikanlahlah polibag berukuran 3-5 liter dengan air sumur. Siapkan 3 ember
4. semai biji kangkung darat pada media pasir
5. pindahkan bibit kangkung darat yang berumur 1 minggu kedalam media yang telah
3. isikanlahlah polibag berukuran 3-5 liter dengan air sumur. Siapkan 3 ember
4. semai biji kangkung darat pada media pasir
5. pindahkan bibit kangkung darat yang berumur 1 minggu kedalam media yang telah
dipersiapkan.Masing-masing media diisi
dengan lima tanaman. Khusus pada media air
harus menggunakan steriofoam agar tanaman
dapat mengapung.
6. Berikan larutan hara ke masing-masing media.
7. Amati gejala difisiensi unsure hara dan kurlah pertumbuhan tanaman( tinggi tanaman,
6. Berikan larutan hara ke masing-masing media.
7. Amati gejala difisiensi unsure hara dan kurlah pertumbuhan tanaman( tinggi tanaman,
gumlah daun dan berat kering).
8. Bandingkan hasil engamatan dan bahas dalam laporan.
8. Bandingkan hasil engamatan dan bahas dalam laporan.
BAB IV
Hasil Pengamatan dan Pembahasan
4.1
Hasil Pengamatan
Media
|
Unib 1
|
Unib 2
|
Unib 3
|
||||||
T.T
|
JD
|
Ket Fisiologis
|
TT
|
JD
|
Ket Fisiologis
|
T.T
|
JD
|
Ket Fisiologis
|
|
Pasir
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Minggu 1
|
15 cm
|
|
Daun Layu
|
17 cm
|
|
|
|
|
Tampak Segar
|
Minggu 2
|
15 cm
|
|
Batang layu atau tidak kokoh
|
17 cm
|
|
|
|
|
|
Minggu 3
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Tanah
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Mimggu 1
|
17 cm
|
|
Daun Layu
|
|
|
Daun segar
|
|
|
Tampak Segar
|
Minggu 2
|
18 cm
|
|
Batang Rebah
|
|
|
Daun Layu
Batang busuk
|
|
|
Tumbuh dengan baik
|
Minggu 3
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
4.2
Pembahasan
Pada pemakaian ukj 1 di peroleh tanaman
tersebut mengalami kematian karena kesalahan di dalam praktikum dan kesalahan
kita tidak mengamati tanamanya tersebut.pada ukj 2 jga mengalami hal yang sama
dengan menggunakaan ukj 1 mengalami kematian.pada penggunaan ukj 3 kita
berhasil dan tanaman hidup dan tumbuh .pada ukj 3 diperoleh diameter tanaman
0,54 dan berat tanaman 36,6.
Nutrisi adalah
substansi organik yang dibutuhkan organisme untuk fungsi normal dari sistem
tubuh, pertumbuhan, pemeliharaan kesehatan. Pemberian nutrisi pada tanaman
dapat diberikan melalui akar dan daun tanaman. Aplikasi melalui akar dapat
dilakukan dengan merendam atau mengalirkan larutan pada akar tanaman. Larutan
nutrisi dibuat dengan cara melarutkan garam-mineral ke dalam air. Ketika
dilarutkan dalam air, garam-mineral ini akan memisahkan diri menjadi ion. Penyerapan
ion-ion oleh tanaman berlangsung secara kontinue dikarenakan akar-akar tanaman
selalu bersentuhan dengan larutan (Suwandi, 2006).
Terdapat
tiga kriteria yang harus dipenuhi sehingga suatu unsur dapat disebut sebagai
unsur esensial :
Unsur
tersebut diperlukan untuk menyelesaikan satu siklus hidup tanaman secara
normal.Unsur tersebut memegang peran yang penting dalam proses biokhemis
tertentu dalam tubuh tanaman dan peranannya tidak dapat digantikan atau
disubtitusi secara keseluruhan oleh unsur lain.Peranan dari unsur tersebut
dalam proses biokimia tanaman adalah secara langsung dan bukan secara tidak
langsung.Unsur hara penting (esensial) yang sangat diperlukan tanaman adalah :
Karbon (C), Hidrogen (H), Oksigen (O), Nitrogen (N), Fosfor (P), Kalium (K),
Belerang (S), Kalsium (Ca), Magnesium (Mg), Semg (Zn), Besi (Fe), Tembaga (Cu),
Molib Denum (Mo), Boron (B), Mangan (Mn), dan Khlor (Cl),. Dari 16 unsur
tersebut dibagi menjadi dua grup yaitu hara makro ( C, H, O, N, P, K, Ca, Mg
dan S) dan unsure hara mikro (Fe, Zn, Mn, Cu, Mo, B, dan Cl). Umumnya unsur
hara makro dibutuhkan oleh tanaman lebih banyak dibandingkan hara mikro.
Nitrogen
(N) Berfungsi untuk
sintesa asam amino dan protein dalam tanaman. Sekitar 75% dari seluruh N yang
dibutuhkan tanaman diperoleh dari fixasi N. Tanaman yang kahat N terlihat
kerdil, daun hijau kekuningan, daun sempit, pendek dan tegak, daun-daun tua
cepat mati.
Fosfor
(P)Unsur hara P berguna untuk energi transfer dan pengangkutan hasil
metabolisme di dalam tanaman, merangsang pembentukan akar dan pembungaan.
Tanaman yang kahat P antara lain kerdil, daun sempit, daun berwarna kemerahan
atau
keunguan dan
pembentukan buah/biji berkurang.
Kalium
(K)Fungsi hara K berperan dalam proses fotosintesa, pengangkutan hasil
asimilasi, metabolisme air dan aktifitas enzim. Gejala kahat K terlihat pada
batang dan daun yang lemah sehingga mudah rebah, daun berwarna hijau tua
kebiruan, adanya warna kuning mulai ujung daun mengering, kadang- kadang timbul
bercak coklat terutama pada ujungnya.
Belerang
(S) Unsur hara S
merupakan salah satu komponen protein dalam tanaman, sehingga jumlah yang
diperlukan setara dengan hara P. Gejala kekurangan unsur hara S mirip dengan
kekahatan N dan agak susah membedakannya. Warna kunung lebih jelas pada daun
muda.
Kalsium
(Ca)Unsur hara Ca berpengaruh pada pembentukan bintil akar, berperan dalam
hidrolisa ATP dan fosfolipid, merupakan kofaktor beberapa enzim gejala
kekahatan unsur hara Ca, antara lain pucuk daun agak putih, menggulung,
keriting atau salah bentuk dan perakaran tidak normal.
Magnesium
(Mg) Magnesium (Mg)
merupakan unsur hara yang penting dalam proses pembentukan khlorofil, sehingga
ikut berperan dalam proses fotosintesa. Kekahatan unsur Mg terlihat pada daun
yang agak bergelombang dan melengkung ke bawah, timbul gejala khlorosis
interveinal pada daun tua.
Pada
pertanian hidroponik nutrisi sangat menentukan keberhasilan, karena tanaman
mendapat unsur hara dari apa yang diberikan. Kesalahan sedikit saja akan
berakibat fatal. Terdapat pupuk hidroponik yang siap pakai di pasaran, ini akan
lebih mudah karena pupuk tersebut sebelum diaplikasikan dilarutkan terlebih
dahulu setelah itu siap diaplikasikan. Tetapi untuk skala komersil biasanya
petani meramu pupuknya sendiri.
Dalam pembuatan nutrisi hidroponik biasanya akan dibagi menjadi dua bagian yaitu stok A dan stok B. Pembagian ini perlu dilakukan agar tidak terjadi reaksi antara ion Ca dengan ion PO atau ion SO. Reaksi tersebur akan membentuk CaSO4 dan Ca3(PO4)2. Kedua senyawa tersebut akan mengendap sehingga akan menyulitkan tanaman dalam menyerap unsur hara.
Dalam pembuatan nutrisi hidroponik biasanya akan dibagi menjadi dua bagian yaitu stok A dan stok B. Pembagian ini perlu dilakukan agar tidak terjadi reaksi antara ion Ca dengan ion PO atau ion SO. Reaksi tersebur akan membentuk CaSO4 dan Ca3(PO4)2. Kedua senyawa tersebut akan mengendap sehingga akan menyulitkan tanaman dalam menyerap unsur hara.
Beberapa
hal yang harus diperhatikan dalam meramu nutrisi hidroponik antara lain adalah:
Keseimbangan
Keseimbangan penting dalam meramu pupuk hidroponik karena kelebihan suatu unsur akan menekan ketersediaan unsur yang lain, seringkali tanaman menunjukan gejala kekurangan suatu unsur karena kelebihan unsur tertentu.
Keseimbangan
Keseimbangan penting dalam meramu pupuk hidroponik karena kelebihan suatu unsur akan menekan ketersediaan unsur yang lain, seringkali tanaman menunjukan gejala kekurangan suatu unsur karena kelebihan unsur tertentu.
Fase tanaman.
Tanaman pada masa vegetatif akan
membutuhkan N dan P yang lebih karena unsur tersebut sangat penting dalam
pembentukan kloropil dan akar tanaman. Sebaliknya pada fase generatif atau masa
pembuahan tananam membutuhkan lebih banyak kalium dan kalsium karena kedua
unsur tersebut berperan penting dalam pembentukan karbohidrat pada buah.
Kebutuhan tanaman akan unsur
hara.Kebutuhan tanaman yang satu dengan yang lainnya terhadap hara berbeda,
baik mengenai jumlahnya atau bahkan juga jenisnya.
Bentuk panen.
Bentuk panen.
BAB
V
Penutup
5.1
Kesimpulan
·
Hidroponk
adalah menyediakan atau memberikan nutrisi yang dibutuhkan tanaman dalam bentuk
larutan.Nutrisi adalah substansi organik yang dibutuhkan organisme untuk fungsi
normal dari sistem tubuh, pertumbuhan, pemeliharaan kesehatan.Larutan nutrisi
dibagi yaitu stok A dan stok B agar tidak terjadi reaksi antara ion Ca dengan
ion PO atau ion SO yang menimbulkan endapan.Unsur hara essensial dibagi menjadi
dua, yaitu unsur makro (C, H, O, N, P, S, K, Ca, dan Mg) yang dibutuhkan
tanaman dalam jumlah banyak dan unsur mikro ( B, Cl, Cu, Fe, Mn, Mo, dan Zn)
yang keberadaannya relatif dalam jumlah sedikit diperlukan tanaman.
·
Dari hasil pengamatan
yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa unsur hara sangat dibutuhkan
dalam pertumbuhan tanaman karena merupakan bagian dari sel-sel dalam tubuh
tanaman ataupun berfungsi melancarkan berlangsungya proses metabolisme.Pada
pemakaian ukj 1 di peroleh tanaman tersebut mengalami kematian karena kesalahan
di dalam praktikum dan kesalahan kita tidak mengamati tanamanya tersebut.pada
ukj 2 jga mengalami hal yang sama dengan menggunakaan ukj 1 mengalami kematian.pada
penggunaan ukj 3 kita berhasil dan tanaman hidup dan tumbuh .pada ukj 3
diperoleh diameter tanaman 0,54 dan berat tanaman 36,6.
Daftar
Pustaka
Savvas, D, and Manos, G. 1999. Automated
composition control of nutrient solution in closed soilless culture systems.
J.Agric.Eng.Res. 73 : 29-33.
Suwandi, A. 2006. Pengaruh Penggunaan Kompos Kambing sebagai Tambahan Larutan Anorganik dalam Sistem Hidroponik Rakit Apung pada Budidaya Selada (Lactuca sativa L.) Savvas, D, and Manos, G. 1999. Automated composition control of nutrient solution in closed soilless culture systems. J.Agric.Eng.Res. 73 : 29-33.
Suwandi, A. 2006. Pengaruh Penggunaan Kompos Kambing sebagai Tambahan Larutan Anorganik dalam Sistem Hidroponik Rakit Apung pada Budidaya Selada (Lactuca sativa L.) Savvas, D, and Manos, G. 1999. Automated composition control of nutrient solution in closed soilless culture systems. J.Agric.Eng.Res. 73 : 29-33.
Suwandi, A. 2006. Pengaruh Penggunaan
Kompos Kambing sebagai Tambahan Larutan Anorganik dalam Sistem Hidroponik Rakit
Apung pada Budidaya Selada (Lactuca sativa L.) Skripsi. Jurusan Budidaya
Pertanian. Fakultas Pertanian. Universitas Djuanda. Bogor
Tidak ada komentar:
Posting Komentar