Jumat, 12 April 2013

Laporan Praktikum DDIT Acara 4


LAPORAN PRAKTIKUM DASAR DASAR ILMU TANAH
ACARA 4
KADAR LENGAS, BERAT VOLUME, BERAT JENIS

DAN POROSITAS TOTAL TANAH




DI SUSUN OLEH :

NAMA                                    : DIAH KARTIKA SARI
NPM                           : E1J011078
CO-ASS                     : - ATRI NOPRI JAYANTI
                                                                          -HENRI GUNAWAN
SHIFT/TANGGAL     :KAMIS/JAM 08.00





LABORATORIUM ILMU TANAH
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2012


BAB I

Pendahuluan


1.1 Latar Belakang
a. Kadar lengas
Dalam ilmu tanah, pengertian kadar lengas sedikit perbedaan dengan kadar air. Kadar lengas tanah mencakup air dan bahan-bahan yang terlarut di dalamnya sedangkan kadar air tanah mengandung pengertian air murni yang terkandung dalam tanah. Dalam kenyetaannya, air yang ada di dalam tanah merupakan suatu larutan bukan air murni. Nilai kadar lengas tanah di kering anginkan sekitar 0,5 pada tanah mineral yang jenuh hingga mencapai 3,0 pada tanah-tanah organik yang jenuh.
b. Berat volume dan berat jenis
Berat volume (BV) tanah merupakan rasio antara berat dan volume total contoh tanah termasuk volume ruang pori yang ada di dalamnya. Berat jenis (BJ) tanah adalah rasio antara berat total partikel-partikel padat tanah dengan volume total partikel-partikel padat tanah dengan volume ruang pori yang ada diantara partikel. Nilai BV pada tanah hutan berkisar antara 0,5 – 4,0 g/cm3 sementara itu nilai BJ sangat mendekati 2,65 g/cm3. Nilai BV dan BJ yang terendah kemungkinan ditemui pada horizon Organik yang kaya bahan organik sedangkan nilai tertinggi ditemui pada horizon B dan C. untuk BV, variasi tadi dapat pula dipengaruhi oleh sistem pengolahan lahan misalnya penggunaan alat-alat berat pada penebangan pohon dapat meningkatkan nilai BV secara drastis.
c. Porositas Total
Salah satu aspek fisik tanah yang sangat penting dalam bidang pertanian dan kehutanan adalah struktur tanah yang diartikan sebagai susunan partikel-partikel primer menjadi partikel-partikel  sekunder (agregat) termasuk pori-pori yang ada diantaranya. Volume ruang pori yang ada didalam tanah dinyatakan sebagai porositas total (Pt) dan didefinisikan sebagai fraksi dari volume total tanah yang ditempati oleh pori-pori. Porositas tanah sangat penting dalam berbagai aspek seperti pergerakan dan ketersedian air dan udara dalam tanah serta untuk tumbuh akar, dan aktivitas mikroba tanah. Nilai Pt tanah selalu berbanding terbalik dengan nilai BV.

1.2Tujuan Praktikum

1. Kadar Lengas
-Menetapkan kadar lengas tanah kering angin.
-Menetapkan kadar lengas tanah jenuh
-Menetapkan kadar lengas tanah kapasitas lapang
2. Berat Volume dan Berat Jenis
-Menetapkan berat volume beberapa contoh tanah
-Menetapkan berat jenis beberapa contoh tanah
3. Porositas Total
-Menetapkan porositas total tanah melalui pengukuran langsung
-Menghitung nilai porositas total tanah dnegan menggunakan BV dan BJ.
















BAB II

Tinjauan Pustaka



a.    Kadar Lengas

Lingkup lengas tanah adalah petunjuk umum tentang keadaan lengas tanah. Secara kasar menunjukan tanah berada dalam keadaan kering atau lembab berdasarkan keadaan dalam penggal baku tanah (Soil ontrol ection), yaitu mintakat antara jeluk 10 dan 30 cm dalam tanah lempungan atau antara 30 dan 90 cm dalam tanah pasiran.
Penetapan kadar lengas tanah dapat dilakuakn secara tidak langsung atau langsung. Metode langsung diartikan sebagai metode dimana air dikeluarkan dari sampel misalnya melalui evaporasi selanjutnya jumlah air yang dikeluarkan tersebut ditentukan. Cara yang paling umum digunakan dalam menentukan jumlah air yang dikeluarkan adalah dengan mengukur kehilangan berat sample (Gardner,1986).
Penetapan kadar lengas  secara tidak langsung dilakuan dengan mengevaluasi perubahan sifat-sifat bahan yang berkorelasi dengan keberadaan air di dalam tanah.  Dua sifat-sifat tersebut yang paling banyak digunakan adalah :

1.    Jumlah dan laju penyebaran neutron
2.    Konduktifitas dan kapasitas listrik didalam tanah.
 Keuntungan dari metode tidak langsung ini adalah pengukuran dapat dilakukan secara cepat dan         tidak mengganggu lingkungan disekitarnya.  (Poewowidodo, 1992).

b.    Berat Volume dan Berat jenis

Pengukuran BV pada prinsipnya dilakukan dengan menghitung berat partikel-partikel padatan tanah total termasuk volume padatan, cairan dan udara. Pengukuran BJ dilakukan dengan menetapkan berat partikel-partikel padatan dan volume  dari padatan itu sendiri, tidak termasuk udara dan volume cairan. BV umumnya ditentukan dengan metode ring sampel dan metode lilin sedangkan BJ tanah umumnya ditetapkan dengan menggunakan metode Pyonometer. Meskipun pyonometer itu sendiri dapat juga diganti  dengas gelas ukur, prinsip kerja keduanya adalah sama. Variasi dari metode ini juga terjadi pada larutan yang digunakan untuk menetapkan volume partikel padatan. Sabagaian ahli merekomendasikan minyak tanah, sedangkan yang lain cukup dengan menggunakan aquades.
c.    porositas Total

Salah satu aspek fisik tanah yang sangat penting dalam bidang pertanian dan kehutanan dalah struktur tanah, yang artinya sebagai susunan partikel-partikel primer menjadi partikel-partikel sekunder (agregat), termasuk pori-pori yang ada diantaranya.  
 Pengukuran porositas total tanah pada prinsipnya adalah menentukan volume ruang pori yang ada diantara partikel-partikel padatan, nilai Pt dapat ditentukan melalui  dua cara yaitu pengukuran dan perhitungan. Metode yang umum digunakan ialah menggunakan contoh tanah utuh di dalam ring sampel. Metode lain adalah dengan menggunakan metode thinsection (Klami, 1992 )
Keragaman  berat volume tanah sangat bergantung pada jenis fraksi penyusunan tanah termasuk tekstur tanah. tanah-tanah yang bertekstur jarang biasanya biasanya mempunyai berat volume yang lebih rendah dibandingkan dengan tanah yang agak pejal. pertumbuhan akar akan terhambat pada  tanah-tanah yang mempunyai berat volume lebih dari 1,6 g/cm3. Perkembangan akar akan terhenti pada tanah yang mempunyai berat volume antara 1,7 hingga 1,9 g/cm3 sementara itu nilai berat jenis sangat mendekati 2,65 g/cm3 dengan standar deviasi tidak lebih dari 0,15 g/cm3. Nilai BV dari Bj yang terendah ditemui pada horizon O yang banyak mengandung bahan organik dan tertinggi pada horizon B ( Suhardi, 1997 ).





BAB III

Metodelogi



-Kadar Lengas Tanah Kering Angin ( la ) : Metode Gravimerik sedangkan alat dan bahan yang digunakan adalah tanah kering angin, cawan dan ove. Cara kerjanya adalah :
·         Menimbang botol tembaga yang berguna untuk mengeringkan tanah di dalam oven (Wb)
·         Memasukkan 10 gram contoh tanah ke dalam botol diatas dan kemudian menmbangnya.
·         Mengeringkan tanah yang terdapat dalam botol itu pada suhu 1050 C selama 24 jam kemudian mengukur atau menghitung ( Wbt ).
·         Menghitung kada lengas tanah kering, La (dalam g/g) dengan menggunakan rumus :
La = (Wbta-Wbt) / ( Wbt – wb )
·         Memperoleh nilai kadar lengas berdasarkan berat kering tanah kering dengan satuan g/g

-Kadar lengas Tanah jenuh ( lj ) dan kapasitas lapang ( li ) : bahan dan alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah contoh tanah utuh, ring sampel, kasa, karet, bak untuk penjuhan contoh tanah, rak, timbangan dan ove. Cara kerjanya :
Ø  Merendam kembali ring sampel yang berisi contoh tanah hingga permukaan air berada sekita 2 cm dibawah permukaan tanah selaman 24 jam
Ø  Memindahkan ring sampel beserta isinya yang jenuh ai ke timbangan kemudian mencatat beratnya ( Wst ).
Ø  Meletakkan contoh tanah diatas rak dan membiarkan air yang ada didalamnya keluar memlalui proses gravitasi dan penguapan selama 24 jam. Kemudian menimbang kembali berat sampel dan isinya (Wstl ).
Ø  Pada bagian bawah ring sampel ditutup kain kasa dan mengikat dengan karet.
Ø  Memasukkan ring sampel ke dalam oven dan mengringkannya pada suhu 1050 C selama 48 jam kemudian menimbang ring sampel ( Wst ).
Ø  Membersihkan ring sampel dari contoh tanah kemudian meninbangnya ( Ws )
Ø  Menghitng nilai kadar lengas tanah jenuh, Lj, dan tanaha kapasitas lapang, LKL ( semua dalam g/g ) dengan menggunakan rumus :
               Lj = ( Wst – Wst ) / Wst – Ws )
               Ll = ( Wstl – Wst ) / ( Wst – Ws )


-Berat Volume ( Metode Ring sampel ): bahan dan alat yang digunakan dalam acara ini adalah ring sampel berisi contoh tanah utuh, timbangan dan oven. Cara kerjanya :
q  Mengukur luas Penampang ( A ) dan tinggi ( H ) dari ring sampel yang digunakan dalam penetapan Lj dan Ll. Kemudian menghitung volume ring sampel tersebut
q  Menghitung nilai BV dengan persamaan :
BV = ( Wst – Ws ) / V
-Berat jenis : alat dan bahannya adalah tanah kering yang telah dihaluskan, prcnometer, akuades, timbangan, tunggku pemanas dan oven. Cara kerjanya :
q  Menimbang pycnometer ( termasuk penutupnya ) yang bersih dan kering (wp). Bila pycnometer tidak tersedia maka gelas ukur ( 25,50 atau 100 mL ) dapat digunakan dalam praktikum ini.
q  Menambahkan 10 g tanah kering angin yang telah diayak . Apabila gelas ukur yang digunakan maka menambahkan 50 g tanah. Selanjutnya membersihkan pycnometer dari tanah yang mungkin menempel kemudian menimbang ( Wpt ).
q  Menimbang 10 g duplikat contoh tanah dan menetapkan kadar airnya dengan mengeringkannya di oven ( 105 0 C ) selama 12 jam. Mengoreksi nilai Wpt dengan cara menguranginya dengan berat dalam duplikat contoh tanah.
q  Mengisi pycnometer dengan air akuades kemudian mencuci tanah yang menempel di leher bagian dalam hingga masuik ke tabung. Membuang udara yang terperangkap di dalam agrgat dengan mendidihkan air secara perlahan selama beberapa menit dan mencegah kehilangan tanah oleh meluapnya.
q  Mendidihkan akuades di tabung terpisah kemudian mendinginkan pada suhu ruang.
q  Mendinginkan pycnometer beserta isinya pada suhu ruang kemudian menambahkan akuades hinga memenuhi pycnometer kemudian memasukkan alat penutup dan mengeringkan dan bersihkan bagian luar bejana reaksi tersebut dengan kain kering.
q  Menimbang pycnometer dan isinya ( Wpta ) dan mengukur suhu suspensi setelah didingan  pada suhu ruang.
q  Mengeluarkan isi pycnometer kemudan mencuci isinya sampai bersih.
q  Menghitung BJ dnegan persamaan berikut :
BJ = Parasit ( Wpt – Wp ) / ( Wpt – Wp ) – ( Wpta – Wpa ).
-Porositas tanah Total ( metode Ring sampel ) : alat dan bahan yang digunakan adalah ring sampel yang berisi contoh tanah utuh, bak berisi air, timbangan dan oven.Cara kerjany
Ø  Mengalikan nilai Lj yang diperoleh dari persamaa Lj =  ( Wst - Wst ) / ( WSt-Ws ) dengan BI yang diperoleh dari persamaan BV = ( Wst – Ws ) / V kemudian membagi dengan Bj air.
Ø  Hasil perkalian dan pembagian tersebut diperoleh kadar lengas volumetrik tanah jenuh dengan satuan Cm3 per cm3 tanah
Ø  Dalam kondisi jenuh semua ruang pori tanah yang terisi oleh air. Oleh sebab itu nilai kadar lengas volumtrik diatas adalah juga  nilai porositas total tanah. Kemudian menghitung porositas total tanah dengan menggunakan rumus :
Pt = 1 – ( BI / BJ )

 


 


 

BAB IV

Hasil Pengamatan Dan Pembahasan


4.1 Hasil Pengamatan
Tabel 1. Kadar lengas kering udara
Sampel
Wb (g)
Wbt (g)
Wbta (g)
La (%)
Topsoil
27,078
32,078
35,846

Subsoil
27,812
37,812
36,53


Tabel 2. Kadar lengas kapasitas lapang dan jenuh
Sampel
Wstj
Wstl
Wst
Ws
Lj (%)
 Ll (%)
Topsoil
459,6

445,7
374,8
149,5


Subsoil
419,4
402,9

345,6
143,7



Tabel 3. Berat Volume
Sampel
Wst
Ws
A
H
V
BV(g/cm3)
Topsoil
374,8

149,5
44,15
4,8
211,92

Subsoil
345,6
143,7

44,15
5,1
225,16


Tabel 4. Berat Jenis
Sampel
a
b
c
d
t1
BD1
t2
BD2
KL
Bj
Topsoil
23,73
78,62

60,70
84,88
28
0,9963
28
0,9963


Subsoil
24,40
80,10
60,102

84,79
29
0,9960
28
0,9963



Tabel 5. Porositas Total
Sampel
Lj
BV
Bj air
Pt
Bj
BV
Pt
Topsoil








Subsoil












4.2 Perhitungan

Hasil  data diatas dapat saya peroleh hitungan yaitu :
Tabel I. Kadar lengas tanah kering  angin ( La )
a. Topsoil

a.    Subsoil
Tabel II. Kadar lengas Kapasitas jenuh (Lj) dan lapang (Ll)
a.    Topsoil


 







b.    Subsoil






 










Tabel III. Berat Volume ( BV )
a.  Topsoil
b.  Subsoil
Tabel IV. Berat jenis tanah (BJ)
a.  topsoil


 


b. Subsoil


 






Tabel V. Porositas Total ( Pt )   : Pt = 1 - ( Bv/Bj )
a. Topsoil

b. Subsoil







4.3 Pembahasan

Setelah dilakukan pengamatan pada pengamatan kadar lengas, Berat volume, Berat jenis, dan Porositas total tanah, maka diperoleh perbandingan perhitungan untuk lapisan Topsoil dan Subsoil pada masing-masing pengamatan.
          Yang pertama pada pengamatan kadar lengas kering udara ( La ) diperoleh perbandingan perhitungan, untuk topsoil diperoleh La =  1,15   dan untuk subsoil diperoleh La = 1,35   . dari kedua perhitungan ini maka diperoleh perbandingan untuk kadar lengas kering udara yang tertinggi adalah pada lapisan tanah subsoil sebesar.
Kemudian yang kedua pada pengamatan kadar lengas kapasitas lapang (Li) dan jenuh (Lj) diperoleh perbandingan perhitungan, untuk lapisan topsoil adalah Lj = 0,376dan Ll = 0,31serta untuk lapisan subsoil adalah Lj = 0,365   dan Ll =.0,28    Dari perhitungan Lj dan Ll pada topsoil dan subsoil maka diperoleh perbandingan untuk kadar lengas tanah jenuh dan kapasitas lapang yang tertinggi terletak pada lapisan tanah yang kedua yaitu subsoil, sehingga pada lapisan subsoil ini maka diketahui banyaknya jumlah air yang dikeluarkan dalam tanah.
Yang ketiga pada pengamatan berat volume (BV) diperoleh untuk lapisan tanah topsoil diperoleh BV =   1,06    dan untuk lapisan tanah subsoil diperoleh BV = 0,89    . Dari kedua perhitungan BV antara lapisan tanah topsoil dan lapisan tanah subsoil maka diperoleh perbandingan perhitungan yang mana nilai tertinggi untuk BV terletak pada lapisan tanah subsoil sehingga pada lapisan tanah subsoil ini terdapat  berat dan volume, contoh tanah termasuk volume ruang pori yang paling besar..
Kemudian yang keempat pada pengamatan berat jenis (Bj) dsiperoleh perhitungan untuk lapisan tanah topsoil dimana diperoleh Bj =       dan diperoleh untuk lapisan tanah subsoil Bj =       .     .Sehingga dari perolehan perhitungan untuk Bj untuk kedua lapisan tanah tersebut maka dapat diketahui perbandingan perhitungan untuk Bj yang tertinggi terletak pada lapisan tanah subsoil.
Serta yang kelima pada perhitungan porositas tota (Pt) diperoleh perhitungan untuk Pt1 lapisan tanah topsoil Pt =     dan untuk tanah subsoil diperoleh perhitungan Pt1 =       . Pada perhitungan porositas total yang pertama ini antara topsoil dan subsoil diperoleh perbandingan perhitungan untuk porositas total yang tertinggi terletak pada lapisan tanah yang kedua yaitu subsoil. Pada lapisan ini volume ruan pori yang terbesar yang ada diantara partikel-partikel padatan. Kemudian untuk perhitungan  yang kedua Pt2, untuk tanah topsoil Pt2 =      dan untuk lapisan tanah subsoil Pt =       . Dari perhitungan Pt yang kedua ini dapat diketahui perbandingan perhitungan antara topsoil dan subsoil, dimana yang memiliki porositas total yang besar terletak pada lapisan kedua yaitu subsoil. Sehingga dapat diketahui padfa lapisan subsoil inilah volume ruang pori yang terbesar yang ada diantara partikel-partikel padatan.
          Dari hasil perbandingan perhitungan diatasmulai dari table 1 sampai table 5 nilai yang tertinggi terdapat pada lapisan kedua atau subsoil.     






















BAB V

Kesimpulan



Dari percobaan yang saya lakukan dapat diambil kesimpulan  diantaranya :
1.     kadar lengas tanah kering angin ( La ) berbeda dari lapisan 1 lebih kecil sedangkan untuk lapisan 2 sedang serta lapisan 3 relatif besar.
Dengan  rumus : La = (Wbta – Wbt) / (Wbt – Wb).
2.    Untuk menetepkan dan mencari perhitungan untuk kadar lengas tanah jenuh (Lj) dan kapasitas lapang (Ll).
Dengan rumus :  Lj = (Wstj-Wst) / (Wst-Ws)
                           Lj = (Wstl-Wst) / (Wst-Ws)
3.      Untuk Nilai Bj dan  BV sama yaitu lapisan I lebih kecil dari lapisan berikutnya akan tetapi berbeda dengan porositas total. hal tersebut berlawanan dengan tinjauan pustaka yang saya buat sebab untuk lapisan I lebih besar dari lapisan berikutnya.
4.     Untuk menetapkan porositas total tanah melalui penggunaan langsung serta menghitung nilai mporositas total tanah dengan menggunakan nilai BV dan BJ.
 dimana rumusnya :  PI = 1- (BV/BJ)
5.    Kadar lengas tanah dipengaruhi oleh sifat mengembang dan mengikat tanah dan Nilai BV yang tinggi biasanya menghambat pertumbuhan tanaman dan nilai BV yang rendah disebabkan oleh karena jumlah pori yang tinggi.








Daftar Pustaka

Anonim. 2006. Penuntun Praktikum Dasar-Dasar Ilmu tanah Fakultas Pertanian universitas Bengkulu. Bengkulu.

Darmawijaya, Isa. 1990. Klasifikasi tanah. Gadjah Mada University Press: Yogyakarta.

Ms. Islami Titiek. Ir dkk. Hubungan Tanah, Air Dan Tanaman . Ikip semarang Press. Semarang
Poerwowidodo. 1992. Metode Selidik Tanah. Usaha Nasional: Surabaya.

Poerwowidodo. 1992. Metode Selidik Tanah. Usaha Nasional. Surabaya
Seto Kusuma Ananto. Ir. 1987. Konservasi Sumber Daya Tanah Dan Air. Kalam Mulia. Jakarta
Suhardi. 1997. Kontrak Perkuliahan Dasar-dasar Ilmu Tanah. Fakultas Pertanian UNIB. Bengkulu.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar