Jumat, 19 April 2013

Laporan Praktikum Fisiologi Tanaman Acara 2


LAPORAN PRAKTIKUM
FISIOLOGI TUBUHAN
ACARA 2
HUBUNGAN AIR DAN TANAMAN

Di Susun Oleh :
Nama                                  : Diah Kartika Sari
NPM                                   : E1J011078
Dosen Pembimbing           : Ibu Rustikawati
Co-ass                                 : Fahriza Khairi Siregar
Hari / Waktu/Kel              : Senin/ 14.00 WIB/2

LABORATORIUM AGRONOMI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2012

BAB I
Pendahuluan

Air Merupakan sumber utama bagi kelangsungan kehidupan di muka bumiini, air hampir menutupi 71% permukaan bumi. Air di katakan sebagai sumber kehidupan karena tanpa air manusia, hewan dan tumbuhan serta penghuni kehidupandimuka bumi ini tidak bisa berlangsung. Air juga melangalami sebuah sirkulasi yang biasa disebut dengan siklus air  atau siklus hidrologi, sebelum beranjak lebih jauh ada baiknya anda memahami pengertian air ataudefinisi air .
Air sangat dibutuhkan oleh tanaman karena merupakan komponen utama dalam sel-sel penyusun jaringan tanaman. Kehidupan tiap sel tergantung pada sifat cairan di sekelilingnya yaitu cairan extra sel (ces), dimana air adalah komponen utama pengisi sel. Dalam larutan sel terdapat ion-ion dan molekul-molekul yang diperlukan dalam melaksanakan fungsinya dalam proses difusi, osmosis, transpor aktif dan dalam reaksi biokimia seperti fotosintesis, transpirasi dan lain-lain.
Di dalam tanah keberadaan air sangat diperlukan oleh tanaman yang harus tersedia untuk mencukupi kebutuhan untuk evapotranspirasi dan sebagai pelarut, bersama-sama dengan hara terlarut membentuk larutan tanah yang akan diserap oleh akar tanaman.
Dalam Buckman and Brady (1982) disebutkan bahwa keberadaan air berdasarkan klasifikasi biologi air di dalam tanah ada tiga bentuk yaitu : air kelebihan, air tersedia dan air tidak tersedia. Pada umumnya kelebihan air yang terikat pada kapasitas lapangan tidak menguntungkan tanaman tingkat tinggi. Bila terlalu banyak air, keadaannya merugikan pertumbuhan dan menjadi lebih buruk ketika mencapai titik jenuh. Pengaruh buruk yang lain dari kelebihan air adalah terlindinya unsur hara bersama gerakan air tersebut ke bawah. Pada tanah yang bertekstur halus, hal ini mungkin hanya perpindahan unsur hara ke lapisan yang lebih bawah dan tidak terlalu dalam sehingga masih dapat diserap oleh akar tanaman.
Dalam sel, air diperlukan sebagai pelarut unsur hara sehingga dapat digunakan untuk mengangkutnya, selain itu air diperlukan juga sebagai substrat atau reaktan untuk berbagai reaksi biokimia misalnya proses fotosintesis; dan air dapat menyebabkan terbentuknya enzim dalam tiga dimensi sehingga dapat digunakan untuk aktivitas katalisnya. Tanaman yang kekurangan air akan menjadi layu, dan apabila tidak diberikan air secepatnya akan terjadi layu permanen yang dapat menyebabkan kematian. Terdapat lima mekanisme utama yang menggerakkan air dari suatu tempat ke tempat lain, yaitu melalui proses: difusi, osmosis, tekanan kapiler, tekanan hidrostatik, dan gravitasi.

1.2 Tujuan
Untuk mengukur kadar air yang ada pada bagian tanaman dan mengukur turgiditas relative dan deficit air dari jaringan tumbuhan.









BAB II
Tinjauan Pustaka

Pentingnya air sebagai pelarut dalam organisme hidup tampak amat jelas, misalnya pada proses osmosis. Dalam suatu daun, volume sel dibatasi oleh dinding sel dan relative hanya sedikit aliran air yang dapat diakomodasikan oleh elastisitas dinding sel. Konsekuensi tekanan hidrostatis (tekanan turgor) berkembang dalam vakuola menekan sitoplasma melawan permukaan dalam dinding sel dan meningkatkan potensial air vakuola. Dengan naiknya tekanan turgor, sel-sel yang berdekatan saling menekan, dengan hasil bahwa sehelai daun yang mulanya dalam keadaan layu menjadi bertambah segar (turgid). Pada keadaan seimbang, tekanan turgor menjadi atau mempunyai nilai maksimum dan disini air tidak cenderung mengalir dari apoplast ke vakuola (Fitter dan Hay, 1981).
Dwijoseputro (1985), menjelaskan bahwa pemasukan air dari dalam tanah ke dalam jaringan tanaman melalui sel-sel akar secara difusi dan osmosis. Dengan masuknya aie melalui sel akan tentulah akan terbawa ion-ion yang terdapat di dalam tanah karena larutan tanah mengandung ion. Pertumbuhan juga bergantung pada pengambilan air, dan banyak hal dalam hubungan air tumbuhan bergantung pada interaksi antara sel dengan lingkungan. Tumbuhan memang merupakan sistem yang dinamis dan sangat rumit, fungsi yang satu berinteraksi dengan fungsi yang lain. Dengan kata lain, tumbuhan adalah sistem multidimensi. (Salisbury dan Ross, 1995).
Perbedaan konsentrasi sangat umum terjadi pada sel hidup. Misalnya jika pada senyawa organik tertentu dalam sitosol masuk ke dalam sel dan dimetabolisme oleh mitokondria, maka konsentrasi sitosol yang berada di dekat mitokondria harus dipertahankan lebih rendah daripada konsentrasi sitosol yang berada di dekat organel lainnya. Hal ini penting diperhatikan terutama jika membicarakan difusi air. (Campbell, 1977).
 Proses ini yang dikenali sebagai elektrolisis menguraikan dua atom hidrogen menerima elektron dan membentuk gas H2 pada katod sementara empat ion OH- bergabung dan membentuk gas O2 (oksigen) pada anod. Gas-gas ini membentuk buih dan boleh dikumpulkan air juga merupakan bahan pelarut semesta. Ini disebabkan molekul air terdiri daripada dua atom hidrogen bergabung dengan satu atom oksigen pada sudut 105 darjah antara keduanya. Struktur ini menjadikan molekul air mempunyai caj positif di sebelah atom hidrogen dan negatif di sebelah atom oksigen. Oleh yang demikian, molekul air adalah dwikutub. (Anonim, 2008).
 Sel tumbuhan, prokariota, fungi, dan sejumlah protista memiliki dinding. Apabila sel seperti ini berada dalam larutan hipotonik ketika direndam dalam air hujan, misalnya dinding akan membantu mempertahankan keseimbangan air sel tersebut. Seperti sel hewan, sel tumbuhan ini membengkak ketika air masuk melalui osmosis. Akan tetapi, dindingnya yang lentur akan mengembang hanya sampai pada ukuran tertentu sebelum dinding ini mengerahkan tekanan balik pada sel yang melawan penyerapan air lebih lanjut. (Salisbury dan Ross, 1995).
Pada saat ini sel tersebut membengkak (sangat kaku) yang merupakan keadaan yang sehat untuk sebagian besar sel tumbuhan. Tumbuhan yang tidak berkayu, seperti sebagian besar tumbuhan rumahan, tergantung pada dukungan mekanis dari sel yang dijaga untuk tetap bengkak oleh larutan hipotonik sekelilingnya. Jika sel tumbuhan dan sekelilingnya isotonik, tidak ada kecenderungan bagi air untuk masuk dan selnya menjadi lembek (lembut), yang menyebabkan tumbuhan menjadi layu. (Salisbury dan Ross, 1995).
Molekul-molekul air bersatu sebagai akibat adanya ikatan hidrogen. Pada saat itu berada dalam wujud cair, ikatan hidrogennya sangat rapuh, kekuatannya hanya sekitar seperduapuluh dari kekuatan ikatan kovalen. Ikatan-ikatan tersebut terbentuk, terpisah, dan terbentuk kembali dengan sangat cepat. Tiap ikatan hidrogen hanya mampu beberapa piko detik, tetapi molekul-molekulnya secara terus-menerus membentuk ikatan baru dengan pasangan penggantinya. Oleh karenanya, dalam waktu yang singkat, sejumlah tertentu dari seluruh molekul air akan berikatan dengan molekul tetangganya, membuat molekul air lebih teratur dibanding cairan lainnya. Secar keseluruhan, ikatan hidrogen menyatukan substansi tersebut, suatu fenomena yang disebut kohesi. (Campbell, 1977).
Pada tumbuhan, kohesi yang terjadi karena adanya ikatan hidrogen berperan pada pengangkutan (transpor) air yang melawan gravitasi. Air mencapai daun melalui pembuluh-pembuluh mikroskopik yang menjulur ke atas dari akar. Air yang menguap dari daun digantikan oleh air dari pembuluh dalam urat daun. Ikatan hidrogen menyebabkan molekul air yang keluar dari urat daun dapat menarik molekul air yang berada lebih jauh dalam pembuluh, dan tarikan ke depan tersebut akan terus ditransmisi sepanjang pembuluh sampai ke akar. Adhesi, melekatnya satu zat pada zat lain, juga berperan. Adhesi air pada dinding pembuluh membantu melawan gravitasi. (Campbell, 1977).
Hal yang berkaitan dengan kohesi adalah tegangan permukaan, yaitu ukuran seberapa sulitnya permukaan suatu cairan diregang atau dipecahkan. Air memiliki tegangan permukaan yang lebih besar dibandingkan sebagian besar cairan lain. Tegangan permukaan air juga dapat membuat batu yang dilemparkan ke danau terapung selama beberapa saat di permukaan danau. (Salisbury dan Ross, 1995).
Akar mengabsorbsi air dengan cara osmosis. Oleh karena itu absorbsi air oleh tanaman mungkin dilakukan dengan mengendalikan potencial air larutan dimana akar itu berada. Jika potencial osmotik larutan luar lebih rendah dari potensial osmotik sel-sel akar, maka air dapat masuk dari larutan luar ke dalam sistem akar. Dengan meningkatnya konsentrasi zat-zat terlarut maka masuknya air ke dalam akar akan menjadi lebih lambat sampai arah pergerakan air mungkin akan tebalik. (Campbell, 1977).













BAB III
Metodologi Pengamatan

3.1 Alat dan Bahan

·         Tanaman Berkayu
·         Pisau Stek
·         Botol
·         Gelas Ukur

3.2 Cara Kerja

·         Menyiapkan air yang cukup dalam botol
·         Potong tangkai tanaman yang masih banyak daun
·         Sisakan 5 tangkai daun yang di gunakan kikis jaringan floem dari kayu
·         Menutup jaringan xylem dari tangkai pertama
·         Tutup jaringan floem dari tangkai ke dua
·         Jaringan xylem dan floem yang terbuka
·         Masukkan potongan tanaman ke dalam botol dengan perbedaan perlakuan.
·         Tutup mulut botol dengan kapas























BAB IV
Hasil Dan Pembahasan

4.1 Hasil Pengamatan

Perlakuan
Rata rata air diserap / hari
Catatan Morfologi
7 (ml)
14 (ml)
21 (ml)
7
14
21
Xylem Di tutup
30 ml
32,4 ml
31 ml
-Daun masih segar semua
-Daun masih segar,hijau
-Ada 1 daun layu
-3 daun kuning
-bagian pucuk masih hijau
Floem Di tutup
19
21 ml
21,2 ml
-Daun masih hijau
-1 daun menguning
-Daun masih hijau
-muncul 2 daun kuning.
-3 daun menguning
-bagian pucuk masih hijau
Control
25
28 ml
28 ml
-2 daun mulai kuning
-bagian pucuk masih hijau
-2 daun menguning
-bagian pucuk masih hijau
-4 Daun menguning
-bagian pucuk masih hijau

4.2 Pembahasan
            Air di dalam tubuh tanaman selalu mengalami flaktuasi . Berkas pengangkut xylem terdapat pada bagian paling dekat dengan empelur pada bagian kulit batang.
            Air dari lingkungan akan di serap melalui pipa memanjang didalam jaringan vaskuler xylem.
            Transpirasi menyebabkan air di dalam xylem mengalami tegangan,sehingga ketika evaporasi molekul air akan bergerak ke bagian atas yang kekurangan air. Hal ini terjadi secara berkesinambungan untuk kelangsunga tanaman agar tetap hidup.











BAB V
Penutup


5.1 Kesimpulan

·         Air merupakan bahan yang sangat penting bagi kehidupan, demikian pentingnya sehingga tidak mungkin ada kehidupan tanpa air. Banyak fungsi dalam biologi sepenuhnya bergantung pada air. Dan sifat kehidupan sering secara langsung merupakan hasil dari sifat air.
·          Fungsi air bagi tumbuhan antara lain sebagai Penyusun utama protoplasma, Menjadi pelarut bagi zat hara yang diperlukan tumbuhan, Menjadi alat transpor untuk memindahkan zat hara, Menjadi medium berlangsungnya reaksi-reaksi biokimia, Menjadi bahan dasar untuk reaksi-reaksi biokimia, Sebagai sistem hidrolik Air, Stabilisasi dan pemindahan panas dan Sebagai alat gerak.




















Daftar Pustaka

Anonim, 2008. Fisiologi Tumbuhan. Erlangga. Jakarta.

Bidwell, R.G.S.1979. Plant Physiology edition 2. Macmillion Publishing. Co : NewYork

Bonner, James dan Arthur W. Galston. 1951. Priciples of Plant Physiology. W.H. Freeman and Co. Pasadena

Campbell, 1977. Biologi Umum. Vol.2. Erlangga.Jakarta

Devlin, R. M and F. H Witham. 1975. Plant Physiology. Rinelang book Corporation a Subsidiarey of Champion Reinhold inc: New York

Dwidjoseputro, D. 1994.Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Gramedia : Jakarta

Fitter dan Hay, 1981. Journal of Plant Phsiology. Van Hostrand Rain Hold : New York

Lukman, Diah . 1997.Buku Ajar Fisiologi Tumbuhan. PT. Raja Grafindo Persada : Jakarta

1 komentar: