LAPORAN PRAKTIKUM
FISIOLOGI TUBUHAN
ACARA 2
HUBUNGAN AIR
DAN TANAMAN
Di Susun Oleh :
Nama :
Diah Kartika Sari
NPM : E1J011078
Dosen Pembimbing : Ibu Rustikawati
Co-ass : Fahriza Khairi Siregar
Hari / Waktu/Kel : Senin/
14.00 WIB/2
LABORATORIUM
AGRONOMI
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
BENGKULU
2012
BAB I
Pendahuluan
Air Merupakan sumber utama bagi kelangsungan kehidupan
di muka bumiini, air hampir menutupi 71% permukaan bumi. Air di katakan sebagai
sumber kehidupan karena tanpa air manusia, hewan dan tumbuhan serta penghuni
kehidupandimuka bumi ini tidak bisa berlangsung. Air juga melangalami sebuah
sirkulasi yang biasa disebut dengan siklus air atau siklus hidrologi,
sebelum beranjak lebih jauh ada baiknya anda memahami pengertian air
ataudefinisi air .
Air
sangat dibutuhkan oleh tanaman karena merupakan komponen utama dalam sel-sel
penyusun jaringan tanaman. Kehidupan tiap sel tergantung pada sifat cairan di
sekelilingnya yaitu cairan extra sel (ces), dimana air adalah komponen utama
pengisi sel. Dalam larutan sel terdapat ion-ion dan molekul-molekul yang
diperlukan dalam melaksanakan fungsinya dalam proses difusi, osmosis, transpor
aktif dan dalam reaksi biokimia seperti fotosintesis, transpirasi dan
lain-lain.
Di
dalam tanah keberadaan air sangat diperlukan oleh tanaman yang harus tersedia
untuk mencukupi kebutuhan untuk evapotranspirasi dan sebagai pelarut,
bersama-sama dengan hara terlarut membentuk larutan tanah yang akan diserap
oleh akar tanaman.
Dalam
Buckman and Brady (1982) disebutkan bahwa keberadaan air berdasarkan
klasifikasi biologi air di dalam tanah ada tiga bentuk yaitu : air kelebihan,
air tersedia dan air tidak tersedia. Pada umumnya kelebihan air yang terikat
pada kapasitas lapangan tidak menguntungkan tanaman tingkat tinggi. Bila
terlalu banyak air, keadaannya merugikan pertumbuhan dan menjadi lebih buruk
ketika mencapai titik jenuh. Pengaruh buruk yang lain dari kelebihan air adalah
terlindinya unsur hara bersama gerakan air tersebut ke bawah. Pada tanah yang
bertekstur halus, hal ini mungkin hanya perpindahan unsur hara ke lapisan yang
lebih bawah dan tidak terlalu dalam sehingga masih dapat diserap oleh akar
tanaman.
Dalam sel, air diperlukan sebagai pelarut unsur hara
sehingga dapat digunakan untuk mengangkutnya, selain itu air diperlukan juga
sebagai substrat atau reaktan untuk berbagai reaksi biokimia misalnya proses
fotosintesis; dan air dapat menyebabkan terbentuknya enzim dalam tiga dimensi
sehingga dapat digunakan untuk aktivitas katalisnya. Tanaman yang kekurangan
air akan menjadi layu, dan apabila tidak diberikan air secepatnya akan terjadi
layu permanen yang dapat menyebabkan kematian. Terdapat lima mekanisme utama
yang menggerakkan air dari suatu tempat ke tempat lain, yaitu melalui proses:
difusi, osmosis, tekanan kapiler, tekanan hidrostatik, dan gravitasi.
1.2
Tujuan
Untuk
mengukur kadar air yang ada pada bagian tanaman dan mengukur turgiditas
relative dan deficit air dari jaringan tumbuhan.
BAB II
Tinjauan
Pustaka
Pentingnya air sebagai pelarut dalam organisme hidup
tampak amat jelas, misalnya pada proses osmosis. Dalam suatu daun, volume sel
dibatasi oleh dinding sel dan relative hanya sedikit aliran air yang dapat
diakomodasikan oleh elastisitas dinding sel. Konsekuensi tekanan hidrostatis
(tekanan turgor) berkembang dalam vakuola menekan sitoplasma melawan permukaan dalam
dinding sel dan meningkatkan potensial air vakuola. Dengan naiknya tekanan
turgor, sel-sel yang berdekatan saling menekan, dengan hasil bahwa sehelai daun
yang mulanya dalam keadaan layu menjadi bertambah segar (turgid). Pada keadaan
seimbang, tekanan turgor menjadi atau mempunyai nilai maksimum dan disini air
tidak cenderung mengalir dari apoplast ke vakuola (Fitter dan Hay, 1981).
Dwijoseputro (1985), menjelaskan bahwa pemasukan air
dari dalam tanah ke dalam jaringan tanaman melalui sel-sel akar secara difusi
dan osmosis. Dengan masuknya aie melalui sel akan tentulah akan terbawa ion-ion
yang terdapat di dalam tanah karena larutan tanah mengandung ion. Pertumbuhan
juga bergantung pada pengambilan air, dan banyak hal dalam hubungan air
tumbuhan bergantung pada interaksi antara sel dengan lingkungan. Tumbuhan
memang merupakan sistem yang dinamis dan sangat rumit, fungsi yang satu
berinteraksi dengan fungsi yang lain. Dengan kata lain, tumbuhan adalah sistem
multidimensi. (Salisbury dan Ross, 1995).
Perbedaan konsentrasi sangat umum terjadi pada sel
hidup. Misalnya jika pada senyawa organik tertentu dalam sitosol masuk ke dalam
sel dan dimetabolisme oleh mitokondria, maka konsentrasi sitosol yang berada di
dekat mitokondria harus dipertahankan lebih rendah daripada konsentrasi sitosol
yang berada di dekat organel lainnya. Hal ini penting diperhatikan terutama
jika membicarakan difusi air. (Campbell, 1977).
Proses ini yang dikenali sebagai elektrolisis
menguraikan dua atom hidrogen menerima elektron dan membentuk gas H2 pada katod
sementara empat ion OH- bergabung dan membentuk gas O2 (oksigen) pada anod.
Gas-gas ini membentuk buih dan boleh dikumpulkan air juga merupakan bahan
pelarut semesta. Ini disebabkan molekul air terdiri daripada dua atom hidrogen
bergabung dengan satu atom oksigen pada sudut 105 darjah antara keduanya.
Struktur ini menjadikan molekul air mempunyai caj positif di sebelah atom
hidrogen dan negatif di sebelah atom oksigen. Oleh yang demikian, molekul air
adalah dwikutub. (Anonim, 2008).
Sel tumbuhan, prokariota, fungi, dan sejumlah
protista memiliki dinding. Apabila sel seperti ini berada dalam larutan
hipotonik ketika direndam dalam air hujan, misalnya dinding akan membantu
mempertahankan keseimbangan air sel tersebut. Seperti sel hewan, sel tumbuhan
ini membengkak ketika air masuk melalui osmosis. Akan tetapi, dindingnya yang
lentur akan mengembang hanya sampai pada ukuran tertentu sebelum dinding ini
mengerahkan tekanan balik pada sel yang melawan penyerapan air lebih lanjut. (Salisbury
dan Ross, 1995).
Pada saat ini sel tersebut membengkak (sangat kaku)
yang merupakan keadaan yang sehat untuk sebagian besar sel tumbuhan. Tumbuhan
yang tidak berkayu, seperti sebagian besar tumbuhan rumahan, tergantung pada
dukungan mekanis dari sel yang dijaga untuk tetap bengkak oleh larutan
hipotonik sekelilingnya. Jika sel tumbuhan dan sekelilingnya isotonik, tidak
ada kecenderungan bagi air untuk masuk dan selnya menjadi lembek (lembut), yang
menyebabkan tumbuhan menjadi layu. (Salisbury dan Ross, 1995).
Molekul-molekul air bersatu sebagai akibat adanya
ikatan hidrogen. Pada saat itu berada dalam wujud cair, ikatan hidrogennya
sangat rapuh, kekuatannya hanya sekitar seperduapuluh dari kekuatan ikatan
kovalen. Ikatan-ikatan tersebut terbentuk, terpisah, dan terbentuk kembali
dengan sangat cepat. Tiap ikatan hidrogen hanya mampu beberapa piko detik,
tetapi molekul-molekulnya secara terus-menerus membentuk ikatan baru dengan
pasangan penggantinya. Oleh karenanya, dalam waktu yang singkat, sejumlah tertentu
dari seluruh molekul air akan berikatan dengan molekul tetangganya, membuat
molekul air lebih teratur dibanding cairan lainnya. Secar keseluruhan, ikatan
hidrogen menyatukan substansi tersebut, suatu fenomena yang disebut kohesi.
(Campbell, 1977).
Pada tumbuhan, kohesi yang terjadi karena adanya
ikatan hidrogen berperan pada pengangkutan (transpor) air yang melawan
gravitasi. Air mencapai daun melalui pembuluh-pembuluh mikroskopik yang
menjulur ke atas dari akar. Air yang menguap dari daun digantikan oleh air dari
pembuluh dalam urat daun. Ikatan hidrogen menyebabkan molekul air yang keluar
dari urat daun dapat menarik molekul air yang berada lebih jauh dalam pembuluh,
dan tarikan ke depan tersebut akan terus ditransmisi sepanjang pembuluh sampai
ke akar. Adhesi, melekatnya satu zat pada zat lain, juga berperan. Adhesi air
pada dinding pembuluh membantu melawan gravitasi. (Campbell, 1977).
Hal yang berkaitan dengan kohesi adalah tegangan
permukaan, yaitu ukuran seberapa sulitnya permukaan suatu cairan diregang atau
dipecahkan. Air memiliki tegangan permukaan yang lebih besar dibandingkan
sebagian besar cairan lain. Tegangan permukaan air juga dapat membuat batu yang
dilemparkan ke danau terapung selama beberapa saat di permukaan danau.
(Salisbury dan Ross, 1995).
Akar mengabsorbsi air dengan cara osmosis. Oleh karena
itu absorbsi air oleh tanaman mungkin dilakukan dengan mengendalikan potencial
air larutan dimana akar itu berada. Jika potencial osmotik larutan luar lebih
rendah dari potensial osmotik sel-sel akar, maka air dapat masuk dari larutan
luar ke dalam sistem akar. Dengan meningkatnya konsentrasi zat-zat terlarut
maka masuknya air ke dalam akar akan menjadi lebih lambat sampai arah
pergerakan air mungkin akan tebalik. (Campbell, 1977).
BAB III
Metodologi Pengamatan
Metodologi Pengamatan
3.1 Alat
dan Bahan
·
Tanaman Berkayu
·
Pisau Stek
·
Botol
·
Gelas Ukur
3.2 Cara
Kerja
·
Menyiapkan air
yang cukup dalam botol
·
Potong tangkai
tanaman yang masih banyak daun
·
Sisakan 5
tangkai daun yang di gunakan kikis jaringan floem dari kayu
·
Menutup jaringan
xylem dari tangkai pertama
·
Tutup jaringan
floem dari tangkai ke dua
·
Jaringan xylem
dan floem yang terbuka
·
Masukkan
potongan tanaman ke dalam botol dengan perbedaan perlakuan.
·
Tutup mulut
botol dengan kapas
BAB IV
Hasil Dan Pembahasan
4.1 Hasil
Pengamatan
Perlakuan
|
Rata rata air diserap / hari
|
Catatan Morfologi
|
||||
7 (ml)
|
14 (ml)
|
21 (ml)
|
7
|
14
|
21
|
|
Xylem Di tutup
|
30 ml
|
32,4 ml
|
31 ml
|
-Daun masih
segar semua
|
-Daun masih
segar,hijau
-Ada 1 daun
layu
|
-3 daun kuning
-bagian pucuk
masih hijau
|
Floem Di tutup
|
19
|
21 ml
|
21,2 ml
|
-Daun masih
hijau
-1 daun
menguning
|
-Daun masih
hijau
-muncul 2 daun
kuning.
|
-3 daun
menguning
-bagian pucuk
masih hijau
|
Control
|
25
|
28 ml
|
28 ml
|
-2 daun mulai
kuning
-bagian pucuk
masih hijau
|
-2 daun
menguning
-bagian pucuk
masih hijau
|
-4 Daun
menguning
-bagian pucuk
masih hijau
|
4.2
Pembahasan
Air di dalam tubuh tanaman selalu mengalami flaktuasi . Berkas
pengangkut xylem terdapat pada bagian paling dekat dengan empelur pada bagian kulit
batang.
Air
dari lingkungan akan di serap melalui pipa memanjang didalam jaringan vaskuler
xylem.
Transpirasi
menyebabkan air di dalam xylem mengalami tegangan,sehingga ketika evaporasi molekul
air akan bergerak ke bagian atas yang kekurangan air. Hal ini terjadi secara
berkesinambungan untuk kelangsunga tanaman agar tetap hidup.
BAB V
Penutup
5.1
Kesimpulan
·
Air merupakan bahan yang sangat
penting bagi kehidupan, demikian pentingnya sehingga tidak mungkin ada
kehidupan tanpa air. Banyak fungsi dalam biologi sepenuhnya bergantung pada
air. Dan sifat kehidupan sering secara langsung merupakan hasil dari sifat air.
·
Fungsi air bagi tumbuhan antara lain sebagai Penyusun
utama protoplasma, Menjadi pelarut bagi zat hara yang diperlukan tumbuhan,
Menjadi alat transpor untuk memindahkan zat hara, Menjadi medium berlangsungnya
reaksi-reaksi biokimia, Menjadi bahan dasar untuk reaksi-reaksi biokimia,
Sebagai sistem hidrolik Air, Stabilisasi dan pemindahan panas dan Sebagai alat
gerak.
Daftar
Pustaka
Anonim, 2008. Fisiologi Tumbuhan. Erlangga. Jakarta.
Bidwell, R.G.S.1979. Plant Physiology edition 2.
Macmillion Publishing. Co : NewYork
Bonner, James dan Arthur W. Galston. 1951. Priciples
of Plant Physiology. W.H. Freeman and Co. Pasadena
Campbell, 1977. Biologi Umum. Vol.2. Erlangga.Jakarta
Devlin, R. M and F. H Witham. 1975. Plant Physiology.
Rinelang book Corporation a Subsidiarey of Champion Reinhold inc: New York
Dwidjoseputro, D. 1994.Pengantar Fisiologi Tumbuhan.
Gramedia : Jakarta
Fitter dan Hay, 1981. Journal of Plant Phsiology. Van
Hostrand Rain Hold : New York
Lukman, Diah . 1997.Buku Ajar Fisiologi Tumbuhan. PT.
Raja Grafindo Persada : Jakarta
trimss..
BalasHapus