Jumat, 12 April 2013

Laporan Praktikum Dasar Dasar Agronomi Kacang Tanah

LAPORAN PRAKTIKUM
DASAR – DASAR AGRONOMI
SEMESTER GANJIL TAHUN 2012/2013
JUDUL :
TEKNIK PENGAMATAN DAN METODE ANALISIS PERTUMBUHAN TANAMAN




Oleh :

Nama                    : Diah Kartika Sari
             Npm                     : E1J011078
             Kelas                    : D
             Dosen                  : Bapak Marwanto
             Co-Ass                 : Agus Taifur.




LABORATORIUM AGRONOMI
JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2012
Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa karena telah memberikan kami kesempatan untuk menyelesaikan laporan dasar-dasar agronomi ini. Laporan ini kami buat dengan semaksimal mungkin agar dapat menghasilkan laporan akhir yang maksimal berdasarkan data yang aktual, faktual, berdasarkan hasil praktikum dan pengamatan kami di lapangan.
Praktikum dasar agronomi ini merupakan praktikum yang membantu mahasiswa dalam memperoleh ilmu dasar teknik budidaya  pertanian. Terutama. Saya diberi kesempatan untuk mempraktekkan budidaya kacang tanah di lahan Unit Pertanian Terpadu UNIB di Medan Baru.
Alasan dibuatnya laporan ini adalah sebagai persyaratan dari mata kuliah dasar agronomi dan juga sebagai bukti telah dilakukannya praktikum ini. Selain itu, laporan ini juga berisi hasil analisis dan reproduksi hasil dari penelitian dan pengamatan saya di lapangan.
Terima kasih dan penghargaan saya sampaikan kepada Tuhan yang Maha Esa dan para dosen yang memfasilitasi saya dengan bahan dan informasi. Saya juga berterima kasih kepada asisten dosen yang selalu membantu saya ketika mengalami kesulitan di dalam pelaksanaan praktikum ini. Terakhir, saya ingin mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang saling mendukung dan orang tua saya di rumah yang turut mendoakan saya agar semuanya berlangsung dengan baik.





Bengkulu, 02 Januari 2012

Penulis


DAFTAR ISI

Kata pengantar...............................................................................................      2
Daftar isi..........................................................................................................      3
Bab I pendahuluan.........................................................................................      5
1.1  latar belakang..............................................................................................      5
1.2  tujuan..........................................................................................................      6

Bab II Tinjauan pustaka................................................................................       7
2.1  Klasifikasi Kacang Tanah...........................................................................       7
2.2  Syarat Tumbuh Kacang Tanah…………………………………………..       7
2.3  Morfologi Tanaman Kacang Tanah…………………………………......        8  
2.4  Teknik Budidaya Tanaman Kacang Tanah.................................................      10
2.5.Fase Pertumbuhan dan Perkembangan Kacang Tanah…………………..      12   
2.6 Efisiensi dan produktivitas lahan………………………………………..      14 
2.7 Penggunaan Dosis Pupuk ………………………………………………...    14    
2.8. Manfaat Tanaman Kacang Tanah………………………………………..     19   

Bab III Metodologi penelitian........................................................................    20
3.1 Waktu dan Tempat.....................................................................................    20
3.2  Alat dan Bahan praktikum........................................................................    20
3.3 Rancangan Percobaan.................................................................................    20
3.4 Perlakuan percobaan...................................................................................    20
3.5 Metode Analisis Data.................................................................................    20

Bab IV Pelaksanaan.......................................................................................    22
4.1 Persiapan.....................................................................................................    22
4.2 Penanaman..................................................................................................    22
4.3 Pemupukan.................................................................................................     23
4.4 Penyiraman.................................................................................................     23
4.5 Penyulaman................................................................................................     23
4.6 Penyiangan dan Pembumbunan…………………………………………..     23
4.7 Pengendalian Hama Penyakit…………………………………………..      24
4.8 Pemanenan..................................................................................................   24
4.9 Pengamatan................................................................................................   24
4.10 Pengamatan Pada Saat Panen…………………………………………..    25

Bab V hasil dan pembahasan........................................................................     26
5.1 Hasil Pengamatan M1.................................................................................     26
5.2 Hasil Pengamatan M2.................................................................................     28
5.3 Pembahasan................................................................................................     30

Bab VI Kesimpulan........................................................................................      33
Daftar pustaka................................................................................................      34
Lampiran.........................................................................................................      35



















BAB I
Pendahuluan
1.1  Latar Belakang
Mata kuliah Dasar-dasar Agronomi adalah mata kuliah yang berisikan prinsip-prinsip dasar pengusahaan tanaman, pengenalan faktor-faktor produksi dan pengaruhnya terhadap pertumbuhan tanaman. Kegiatan praktikum diselenggarakan sebagai sarana untuk melengkapi dan mendukung pemahaman terhadap teori yang diberikan dalam perkuliahan.
Praktikum lapangan Dasar-dasar Agronomi merupakan serangkaian kegiatan di kebun percobaan yang berisikan materi identifikasi dan praktik kegiatan budidaya tanaman. Melalui praktikum ini mahasiswa akan memperoleh pengalaman empiris melakukan kegiatan mulai dari pengenalan tanaman, penggunaan sarana produksi (benih, pupuk, pestisida), penanaman benih, pembibitan tanaman, pemeiharaan tanaman, pemupukan, pengendalian hama dan penyakit, dan pemanenan.
Salah satu praktik budidaya tanaman yang sering dilakukan adalah budidaya tanaman kacang tanah ( Arachis hypogaea L. ). Untuk memperoleh hasil tanaman yang tinggi dapat dilakukan manipulasi genetik maupun lingkungan. Manipulasi lingkungan dimaksudkan agar tanaman memperoleh faktor-faktor pertumbuhan seperti hara air, cahaya dan ruang tumbuh yang optimal. Manipulasi lingkungan tersebut diantaranya adalah pengaturan populasi tanaman atau konfigurasi tanaman. Populasi tanaman maupun konfigurasi tanaman akan mempengaruhi efisiensi tanaman dalam memperoleh faktor-faktor tumbuh atau kondisi iklim mikronya.
Ada hubungan antara habitus suatu varietas dengan persyaratan pengaturan tanaman yang akhirnya berpengaruh pada pertumbuhan dan hasil. Hal ini berkaitan dengan percabangan, ketegakan batang dan sudut daun yang berbeda-beda. Demikian pula terbentuknya buku subur atau produktif, pengisian biji yang akhirnya berpengaruh pada hasil panen.
Populasi tanaman ditentukan oleh jarak tanam atau jumlah tanaman per rumput (hill). Peningkatan populasi tanaman sampai dengan tingkat tertentu dapat meningkatkan produktivitas lahan. Namun, setelah mencapai produktivitas maksimum, peningkatan populasi akan menurun, sedangkan produktivitas per tanaman kemungkinan memiliki pola tetap sampai dengan tingkat populasi tertentu kemudian menurun,. Terdapat hubungan antara populasi dengan Indeks Luas Daun (ILD) atau Leaf Areal Index (LAI) dan produktivitas.

Didalam penilitian sangat erat kaitan nya dengan pengamatan, penting nya penelitian disini sebagai suatu cara yang dilakukan untuk mencapai keberhasilan suatu penilitian, banyak define daripada pengamatan itu sendiri. Pengamatan dapat di bagi menjadi 2 yaitu pengamatan kuantitatif dan pengamatan kualitatif.
Pengamatan kualitatif adalah pengamatan yang dilakukan alat indra tanpa  mengacu kepada satuan pengukuran  baku tertentu, tidak menggunakan alat ukur. Contohnya pengamatan warna daun, pengamatan rasa buah-buahan, pengamatan bentuk paruh burung, pengamatan bentuk biji-bijian.
Pengamatan kuantitatif adalah pengamatan yang dilakukan dengan menggunakan alat ukur yang mengacu  pada satuan baku tertentu. Contohnya pengamatan panjang daun, pengamatan lebar daun, pengamatan berat biji,pengamatan jumlah daun, pengamatan tinggi batang dll.
Berdasarkan tipe data kualitatif maka terdapat 4 (empat) macam tipe pengumpulan data, yaitu observasi, wawancara, dokumen, alat-alat audiovisual. Atas dasar hal tersebut penulis mengklasifikasi kan teknik pengumpulan informasi (data) menjadi 3 (tiga) jenis, yaitu observasi, wawancara, dokumen, sedangkan alat-alat audiovisual penulis sebut sebagai alat bantu pengumpulan data. Selanjutnya masing-masing teknik pengumpulan data tersebut akan diuraikan pengertian dan ciri-cirinya.

1.2  Tujuan
Mahasiswa dapat melakukan pengamatan kualitatif dan kuantitatif secara benar terhadap setiap peubah pertumbuhan tanaman dan dapat mengkolerasikan antara data peubah ke dalam bentuk informasi sederhana dan lengkap.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

1.    Klasifikasi Kacang Tanah
Kacang tanah adalah salah satu tanaman ekonomi yang mengandung lemak dan protein dan mampu tumbuh dilahan kering. Meskipun demikian, pertumbuhan dan produksinya tergantung pada tersedianya air. Pada lahan kering, ketersediaan air sangat tergantung pada hujan.
Tanaman kacang tanah (Arachis hypogaea, L.) merupakan tanaman yang berasal dari benua Amerika, khususnya dari daerah Brazilia (Amerika Selatan). Awalnya kacang tanah dibawa dan disebarkan ke benua Eropa, kemudian menyebar ke benua Asia sampai ke Indonesia (Purwono dan Purnamawati, 2007).
Dalam dunia tumbuhan, tanaman kacang tanah diklasifikasikan sebagai berikut:

Kingdom
Plantae
Divisi
Spermatophyta
Sub-Divisi
Angiospermae
Klass
Dicotyledonae
Ordo
Rosales
Famili
Papilionaceae
Genus
Arachis
Spesies
Arachis hypogaea, L.

2.    Syarat Tumbuh Kacang Tanah
1.    Iklim
Curah hujan antara 800-1.300 mm/tahun. Suhu udara sekitar 28-320C. Kelembaban udara berkisar 65-75 %. Penyinaran matahari penuh dibutuhkan, terutama kesuburan daun dan perkembangan besarnya kacang.

2.  Media Tanam
      Jenis tanah yang sesuai adalah tanah gembur / bertekstur ringan dan subur.  pH antara 6,0-6,5. Kekurangan air akan menyebabkan tanaman kurus, kerdil, layu dan akhirnya mati. Drainase dan aerasi baik, lahan tidak terlalu becek dan kering baik bagi pertumbuhan kacang tanah.

3.  Ketinggian Tempat
                  Ketinggian penanaman optimum 50 – 500 m dpl, tetapi masih dapat tumbuh dibawah ketinggian 1.500 m dpl.

3.      Morfologi Tanaman Kacang Tanah
a.Bunga
Bunga kacang tanah terdapat pada ketiak daun yang berada dekat dengan tanah. Masing-masing pembungaan memiliki 2-5 kuntum bunga. Bunga tersusun atas sebuah hifantium berbentuk tabung yang panjangnya 4-6 cm. Hifantium adalah gabungan bagian pangkal kelopak, mahkota, dan tabungsari. Warna mahkota bunga bervariasi dari kuning pucat sampai jingga merah. Tangkai sari berjumlah sepuluh dengan 2-6 bakal biji. Setelah terjadi pembuahan akan terbentuklah bentukan yang mirip tangkai, yang disebut ginifor. Ginofor ini akan tumbuh menuju ke dalam tanah menjadi buah matang yang disebut polong. Jika jarak antara ginofor dan tanah lebih dari 15 cm ginofor ini akan gagal mencapai tanah dan ujungnya akan mati. Kacang tanah dapat tumbuh dengan baik pada keadaan tanah yang gembur dan cukup kering. pH tanah yang optimum bagi pertumbuhan kacang tanah adalah sebesar 5,5-6,5. sedangkan suhu rata-rata optimumnya adalah 30oC dan pertumbuhan akan terhenti pada suhu 15oC. Curah hujan antara 500mm-600mm yang tersebar merata selama masa pertumbuhannya.
b. Akar
Kacang tanah berakar tunggang dengan akar cabang yang tumbuh tegak lurus. Akar cabang ini mempunyai bulu akar yang bersifat sementara yang berfungsi sebagai penyerap hara. Bulu akar ini dapat juga mati dan dapat bersifat permanen. Jika bersifat permanen terus, bulu akar ini berfungsi sebagai penyerap unsure hara dari dalam tanah. Kadang polongnya memiliki alat penghisap seperti bulu akar yang berfungsi menyerap unsure hara pula.
Akar samping atau akar serabut tanaman terdapat bintil bintil atau modul yang berisi bakteri yang sering di sebut dengan Rhizobium sp. Bakteri ini mampu mengikat zat lemas ( nitrogen ) bebas dari udara. Pemberian pupuk nitrogen seperti urea akan membuat bakteri menjadi malas untuk mengikat nitrogen sehongga produksi polong meningkat.
c. Batang
Berbentuk cabang percabangan terdiri dari dua jenis yaitu dengan cabang vegetatif dan cabang reproduktif. Cabang vegetatif dicirikan dengan adanya daun sisik yang disebut katofil yang terdapat pada 2 buku pertama pada cabang. Cabang vegetatif sekunder dan tertier dapat berkembang dari cabang vegetatif primer.
d. Daun
Daun pada batang utama tersusun spirat, pada cabang vegetatif primer tersusun berseling, berdaun 4, dengan 2 pasang daun duduk berhadapan berbentuk membundar telur sungsang berukuran 3 – 7 cm x 2 – 3 cm, panjang tangkai daun 3 – 7 cm, terdapat bagian yang menggembung pada dasar tangkai daun pada dasar setiap daun. Hal ini merupakan ciri adanya pergerakan pada malam hari yaitu tangkai daun akan menggulung ke bawah dan daun akan menggulung ke atas sampai keduanya bersentuhan.
e. Buah
Kacang tanah berbuah polong. Polongnya terbentuk setelah terjadi pembuahan. Bakal buah tersebut tumbuh memanjang.inilah yang disebut dengan ginofera yang akan menjadi tangkai polong. Cara pembentukan polong adalah mula mula ujung ginofora tumbuh meruncing ke atas. Setelah tumbuh ginofora tersebut melengkung ke bawah dan masuk kedalam tanah. Setelah menembus tanah, ginofora mulai membentuk polong. Pertumbuhan ginofora akan terhenti setelah membentuk polong. Panjang ginofora dapat mencapai 18 cm. ginofora terbentuk di udara atau diatas tanah sedangkan buah terbentuk di dalam tanah. Ginofora yang terbentuk di bagian cabang atas tidak mampu masuk ke dalam tanah, sehingga tidak dapat terbentuk polong. Ujung polong ada yang tumpul dan ada yang runcing. Dua biji dalam polong ada yang berbentuk pinggang dan ada juga yang tidak berbentuk pinggang.Buah polong berbentuk silindris, berisi 1 – 6 biji buah yang siap dipanen memiliki ciri warna coklat kehitam-hitaman.
f. Biji
Setiap biji diliputi oleh selaput biji tipis berwarna antara putih hingga merah muda, merah, ungu, coklat kemerahan dan sedikit kecoklatan. Setiap biji memiliki dua keeping biji yang lebar, epikotil dengan daun dan tunas primordial, hipokotil dan akar primer. Biji yang akan dijadikan benih yang baik memiliki syarat-syarat sebagai berikut  :
·                 Berasal dari tanaman yang baru dan varietas unggul
·                 Daya tumbuh yang tinggi (lebih dari 90 %) dan sehat
·                 Kulit benih mengkilap, tidak keriput, dan cacat
·                 Murni atau tidak bercampur dengan varietas lain
·                 Kadar air benih berkisar 9 – 12 %

4.      Teknik Budidaya Tanaman Kacang Tanah
1. Pembibitan
      a) Persyaratan Benih
Syarat-syarat benih/bibit kacang tanah yang baik yaitu berasal dari tanaman yang baru dan varietas unggul, daya tumbuh yang tinggi (lebih dari 90 %) dan sehat, kulit benih mengkilap, tidak keriput dan cacat, murni atau tidak tercampur dengan varietas lain dan kadar air benih berkisar 9-12 %.
      b) Penyiapan Benih
Benih sebaiknya disimpan di tempat kering yang konstan dan tertutup rapat. Untuk menjamin kualitas benih, lebih baik membeli dari Balai Benih atau Penangkar Benih yang telah ditunjuk oleh Balai Sertifikasi Benih.

2.    Pengolahan Media Tanam
      a) Persiapan dan Pembukaan lahan
Pembukaan lahan dengan pembajakan dan pencangkulan untuk pembersihan lahan dari segala macam gulma (tumbuhan pengganggu) dan akar-akar pertanaman sebelumnya, serta untuk memudahkan perakaran tanaman berkembang dan menghilangkan tumbuhan inang bagi hama dan penyakit.
      b) Pembentukan Bedengan
Buat bedengan ukuran lebar 80 cm, panjang menyesuaikan, ketebalan bedengan 20-30 cm. Diantara bedengan dibuatkan parit.
      c)  Pengapuran
Untuk menaikkan pH tanah, terutama pada lahan yang bersifat sangat masam dilakukan pengapuran dengan dosis + 1 - 2,5 ton/ha selambat-lambatnya 1 bulan sebelum tanam.


3.      Penanaman
      a) Penentuan Pola Tanam
Pola tanam memperhatikan musim dan curah hujan. Pada tanah yang subur, benih kacang tanah ditanam dalam larikan dengan jarak tanam 40 x 15 cm, 30 x 20 cm, atau 20 x 20 cm.

      b) Pembuatan Lubang Tanam
Lubang tanam dibuat sedalam 3 cm menggunakan tugal dengan jarak seperti yang telah ditentukan di atas.

      c) Cara Penanaman
Masukan benih 1 atau 2 butir ke dalam lubang tanam dengan tanah tipis.

4.      Pemeliharaan Tanaman
      a) Penyulaman
Sulam benih yang tidak tumbuh atau mati, untuk penyulaman lebih cepat lebih baik (setelah yang lain kelihatan tumbuh ± 3-7 hari setelah tanam).
      b) Penyiangan dan Pembumbunan
Penyiangan dilakukan 2 kali umur 1 dan 6 minggu dengan hati-hati agar tidak merusak bunga dan polong. Pembumbunan dilakukan bersamaan saat penyiangan, bertujuan untuk menutup bagian perakaran.


5.        Fase Pertumbuhan dan Perkembangan Kacang Tanah
Pertumbuhan adalah proses pertambahan ukuran sel atau organisme. Pertumbuhan ini bersifat kuantitatif/ terukur. PERKEMBANGAN adalah proses menuju kedewasaan pada organisme. Proses ini berlangsung secara kualitatif. Baik pertumbuhan atau perkembangan bersifat irreversible.
Secara umum pertumbuhan dan pekembangan pada tumbuhan diawali untuk stadium zigot yang merupakan hasil pembuahan sel kelamin betina dengan jantan. Pembelahan zigot menghasilkan jaringan meristem yang akan terus membelah dan mengalami diferensiasi. Diferensiasi adalah perubahan yang terjadi dari keadaan sejumlah sel, membentuk organ-organ yang mempunyai struktur dan fungsi yang berbeda.
Terdapat 2 macam pertumbuhan, yaitu:

1. Pertumbuhan Primer
Terjadi sebagai hasil pembelahan sel-sel jaringan meristem primer. Berlangsung pada embrio, bagian ujung-ujung dari tumbuhan seperti akar dan batang.
Embrio memiliki 3 bagian penting :
a. tunas embrionik yaitu calon batang dan daun
b. akar embrionik yaitu calon akar
c. kotiledon yaitu cadangan makanan

2. Pertumbuhan Sekunder
Merupakan aktivitas sel-sel meristem sekunder yaitu kambium dan kambium gabus. Pertumbuhan ini dijumpai pada tumbuhan dikotil, gymnospermae dan menyebabkan membesarnya ukuran (diameter) tumubuhan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan meliputi:
1. Faktor luar
a. Makanan
Makanan adalah sumber energy dan sumber materi untuk menyintesis berbagai
komponen sel.
b. Air
Air berfungsi untuk fotosintesis, mengaktifkan reaksi enzimatik, menjaga kelembaban,
dan membantu perkecambahan biji.
c. Suhu
Tumbuhan membutuhkan suhu tertentu untuk tumbuh dab berkembang.
d. Kelembaban
Tanah dan udara yang lembab berpengaruh baik terhadap pertumbuhan.
e. Cahaya
Tumbuhan membutuhkan cahaya. Banyak cahaya yang dibutuhkan berbeda di setiap
tumbuhan.

2. Faktor dalam
a. Gen
Terkandung faktor-faktor sifat keturunan yang dapat diturunkan pada keturunannya,
berfungsi mengantur reaksi kimia di dalam sel(missal sintesa protein).
b. Hormon
Auksin, sitokinin, giberlin, asam traumalin dan kalin

Penandaan fase tumbuh kacang tanah didasarkan pada pertumbuhan jumlah buku pada batang utama dan perkembangan bunga hingga menjadi polong masak, serta buku-buku pada batang utama yang telah berkembang penuh. Fase vegetatif berlangsung sejak biji berkecambah hingga kanopi (tajuk) mencapai maksimum. Penandaan fase reproduktif ditandai dengan adanya bunga, buah dan biji. Pembungaan pada kacang tanah dimulai pada hari ke-27 sampai ke-32 setelah tanam yang ditandai dengan munculnya bunga pertama. Jumlah bunga yang dihasilkan setiap harinya akan meningkat sampai maksimum dan menurun mendekati nol selama periode pengisian polong. Ginofor (tangkai kepala putik) muncul pada hari ke-4 atau ke-5 setelah bunga mekar, kemudian akan memanjang, serta menuju dan menembus tanah untuk memulai pembentukan polong. Pembentukan polong dimulai ketika ujung ginofor mulai membengkak, yaitu pada hari ke-40 hingga hari ke-45 setelah tanam atau sekitar satu minggu setelah ginofor masuk ke dalam tanah (Trustinah, 1993).

6.        Efisiensi dan produktivitas lahan
Pertanaman tunggal atau monokultur adalah salah satu cara budidaya di lahan pertanian dengan menanam satu jenis tanaman pada satu areal. Cara budidaya ini meluas praktiknya sejak paruh kedua abad ke-20 di dunia serta menjadi penciri pertanian intensif dan pertanian industrial. Monokultur menjadikan penggunaan lahan efisien karena memungkinkan perawatan dan pemanenan secara cepat dengan bantuan mesin pertanian dan menekan biaya tenaga kerja karena wajah lahan menjadi seragam. Kelemahan utamanya adalah keseragaman kultivar mempercepat penyebaran organisme pengganggu tanaman (OPT, seperti hama dan penyakit tanaman).
Cara budidaya ini biasanya dipertentangkan dengan pertanaman campuran atau polikultur. Dalam polikultur, berbagai jenis tanaman ditanam pada satu lahan, baik secara temporal (pada waktu berbeda) maupun spasial (pada bagian lahan yang berbeda).


7.        Penggunaan Dosis Pupuk
a.      Pupuk
Pupuk merupakan suatu bahan yang diberikan pada tanaman baik secara langsung maupun tidak langsung untuk mendorong pertumbuhan tanaman, meningkatkan produksi atau memperbaiki kualitasnya sebagai akibat perbaikan nutrisi tanaman.Pupuk dapat digolongkan kedalam senyawa organik maupun anorganik yang dapat terdiri dari satu atau lebih unsur hara (Leiwakabessy dan Sutandi, 2004).
Pupuk anorganik adalah bahan yang berisi unsur yang dibutuhkan tanaman
dengan kadar hara tinggi. Menurut jenis unsur hara yang dikandungnya, pupuk anorganik dapat dibagi menjadi dua, yakni pupuk tunggal dan pupuk majemuk. Pada pupuk tunggal, jenis unsur hara yang dikandungnya hanya satu macam,biasanya berupa unsur hara makro primer. Pupuk majemuk adalah bahan yang mengandung lebih dari satu jenis unsur hara yang dibutuhkan tanaman. Beberapa contoh pupuk anorganik adalah urea, TSP, dan NPK (Lingga dan Marsono, 2001).

b.      Kapur dan Pengapuran
Kapur adalah bahan yang mengandung unsur Ca yang dapat meningkatkan pH tanah (Hardjowigeno, 1992). Pemberian kapur dapat meningkatkan ketersediaan unsur fosfor (P) dan molibdenum (Mo). Pengapuran dapat meningkatkan pH tanah, sehingga pemberian kapur pada tanah masam akan merangsang pembentukan struktur remah, mempengaruhi pelapukan bahan organik, dan pembentukan humus (Buckman dan Brady, 1964). Soepardi (1983) menyatakan bahwa pengapuran menetralkan senyawasenyawa beracun dan menekan penyakit tanaman. Aminisasi, amonifikasi, dan
oksidasi belerang nyata dipercepat oleh meningkatnya pH yang diakibatkan oleh pengapuran. Dengan meningkatnya pH tanah, maka akan menjadikan tersedianya unsur N, P, dan S, serta unsur mikro bagi tanaman. Kapur yang banyak digunakan di Indonesia dalam bentuk kalsit (CaCO3) dan dolomite (CaMg(CO3)2).

c.       Manfaat Kalsium pada Tanaman
Kalsium merupakan unsur hara makro yang dibutuhkan oleh tanaman.Kalsium termasuk salah satu kation utama pada komplek pertukaran, sehingga biasa dihubungkan dengan masalah kemasaman tanah dan pengapuran, karena merupakan kation yang paling cocok untuk mengurangi kemasaman atau menaikan pH tanah (Hardjowigeno, 1992).
Kandungan kalsium di dalam tanah selain berasal dari bahan kapur dan pupuk yang ditambahkan, kalsium juga berasal dari batuan dan mineral pembentuk tanah. Mineral-mineral yang mengandung Ca pada umumnya sedikit lebih cepat lapuk dari pada mineral-mineral yang lainnya, sehingga ada kecenderungan Ca di dalam tanah akan menurun dengan meningkatnya pelapukan dan pencucian. Melalui proses pelapukan dan hancuran mineral-mineral tersebut membebaskan kalsium ke dalam air di sekitarnya (Soepardi, 1983).
Kapur sebagai bahan penyedia kalsium diambil dari tanah sebagai kation Ca+. Pemberian kapur tidak saja menambah Ca itu sendiri, namun mengakibatkan pula unsur lain menjadi lebih tersedia, baik pada lapisan ginofor maupun pada daerah akar tanaman. Tersedianya Ca dan unsur lainnya menyebabkan pertumbuhan generatif menjadi lebih baik, sehingga pengisian polong lebih sempurna dan mengakibatkan hasil menjadi lebih tinggi.(Sutarto et al., 1985).
Pemberian kapur pada tanaman umumnya diberikan dalam bentuk dolomit dan kaptan.Kandungan kalsium dalam dolomit adalah sekitar 30%, sedangkan kaptan sekitar
90% (Novizan, 2001).
Kapur sebagai bahan penyedia kalsium diambil dari tanah sebagai kation Ca+. Pemberian kapur tidak saja menambah Ca itu sendiri, namun mengakibatkan pula unsur lain menjadi lebih tersedia, baik pada lapisan ginofor maupun pada daerah akar tanaman. Tersedianya Ca dan unsur lainnya menyebabkan pertumbuhan generatif menjadi lebih baik, sehingga pengisian polong lebih sempurna dan mengakibatkan hasil menjadi lebih tinggi.(Sutarto et al., 1985).

d.      Dosis Pemupukan dan Pemberian Kapur untuk Kacang Tanah
Pemupukan dilakukan untuk memberikan tambahan unsur-unsur hara yang dibutuhkan tanaman. memberikan rekomendasi pemupukan untuk tanaman kacang tanah yaitu Urea 50-90 kg/ha, TSP 100 kg/ha, dan KCl 50 kg/ha. Dosis pemupukan ini tidak selalu sama di setiap tempat, tergantung kondisi lahan yang ditanam kacang tanah. Menurut Purwono dan Purnamawati (2007) untuk tanaman kacang tanah,hara kalsium yang cukup diperlukan untuk pembentukan polong dan pengisian biji. Pemberian kalsium bisa berupa kaptan atau dolomit sebanyak 300-400 kg/ha.(Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 2010).
Penelitian kualitatif adalah riset yang bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis dengan pendekatan induktif. Proses dan makna (perspektif subjek) lebih ditonjolkan dalam penelitian kualitatif. Landasan teori dimanfaatkan sebagai pemandu agar focus penelitian sesuai dengan fakta di lapangan. Selain itu landasan teori juga bermanfaat untuk memberikan gambaran umum tentang latar penelitian dan sebagai bahan pembahasan hasil penelitian.
Berdasarkan tipe data kualitatif maka terdapat 4 (empat) macam tipe pengumpulan data, yaitu:
1) observasi,
2) wawancara,
3) dokumen,
4) alat-alat audiovisual.
Atas dasar hal tersebut penulis mengklasifikasi kan teknik pengumpulan informasi (data) menjadi 3 (tiga) jenis, yaitu: 1) observasi,  2) wawancara, 3) dokumen, sedangkan alat-alat audiovisual penulis sebut sebagai alat bantu pengumpulan data. Selanjutnya masing-masing teknik pengumpulan data tersebut akan diuraikan pengertian dan ciri-cirinya. Menurut Creswell (1994: 150-151)
Pengertian observasi diberi batasan sebagai berikut: “studi yang disengaja dan sistematis tentang fenomena sosial dan gejala-gejala psikis dengan jalan pengamatan dan pencatatan”. Selanjutnya dikemukakan tujuan observasi adalah: “mengerti ciri-ciri dan luasnya signifikansi dari inter relasinya elemen-elemen tingkah laku manusia pada fenomena sosial serba kompleks dalam pola-pola kulturil tertentu”. ( Menurut Kartono,1980: 142 )
Observasi dapat menjadi teknik pengumpulan data secara ilmiah apabila memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
1. Diabdikan pada pola dan tujuan penelitian yang sudah ditetapkan.
2. Direncanakan dan dilaksanakan secara sistematis, dan tidak secara kebetulan
(accidental)  saja.
3. Dicatat secara sistematis dan dikaitkan dengan proposisi-proposisi yang lebih umum,
dan tidak karena didorong oleh impuls dan rasa ingin tahu belaka.
4.Validitas, reliabilitas dan ketelitiannya dicek dan dikontrol seperti pada data ilmiah
lainnya (Jehoda, M. dkk, 1959 dalam Kartono 1980: 142).
Menegaskan observasi merupakan metode pengumpulan data esensial dalam penelitian, apalagi penelitian dengan pendekatan kualitatif. Agar memberikan data yang akurat dan bermanfaat, observasi sebagai metode ilmiah harus dilakukan oleh peneliti yang sudah melewati latihan-latihan yang memadai, serta telah mengadakan persiapan yang teliti dan lengkap. (Patton 1990: 201 dalam Poerwandari, 1998: 63).

NO
Metode Kualitatif
Metode Kuantitatif
1
Disain
·         Umum
·         Fleksibel
·         Berkembang
·         Spesifik, jelas , terinci
·         Ditentukan secara mantap sejak awal
·         Menjadi pegangan langkah demi langkah
2
Tujuan
·         Memperoleh Pemahaman
·         Mengembangkan Teori
·         Mengembangkan realitas yang kompleks
2.Tujuan
·         Menunjukkan hubungan antar variable
·         Mencari generalisasi yang memiliki nilai prediktif
3
Teknik Penelitian
·         Observasi
3. Teknik Penelitian
·         Eksperimen , survey, observasi

4
Data
·         Deskriptif
·         Document
·         Catatan Lapangan
4.Data
·         Kuantitatif
·         Hasil pengukuran berdasarkan variabel
5
Analisis
·         Terus menerus sejak awal hingga akhir penelitian
·         Induktif
·         Mencari Pola,Model dan Tema
5.Analisis
·         Pada tahap akhir saat pengumpulan data selesai
·         Deduktif
·         Menggunakan statistik
6
Usulan Data
·         Fokus pada penelitian ditulis secara umum di lapangan
·         Pendekatan secara umum
·         Tidak ada hipotesis
·         Singkat
6. Usulan Data
·         Luas dan terinci
·         Prosedur yang spesifik dan terprosedur
·         Hipotesis di rumuskan dengan jelas
·         Ditulis secara rinci sebelum terjun kelapagan


8.        Manfaat Tanaman Kacang Tanah
Kacang Tanah (Arachis hypogea ) adalah sejenis spesies kacang-kacangan dari famili Fabaceae yang berasal dari Amerika serikat. Kacang tanah adalah sejenis tanaman tropika. Ia tumbuh secara perdu setinggi 30 hingga 50 cm (1 hingga 1½ kaki) dan mengeluarkan daun-daun kecil.
Kacang tanah kaya dengan lemak, mengandungi protein yang tinggi, zat besi, vitamin E dan kalsium, vitamin B kompleks dan Fosforus, vitamin A dan K, lesitin, kolin dan kalsium. Kandungan protein dalam kacang tanah adalah jauh lebih tinggi dari daging, telur dan kacang soya. Mempunyai rasa yang manis dan banyak digunakan untuk membuat beraneka jenis kue.
Kacang tanah mengandung bahan yang dapat menjaga stamina dean  mencegah beberapa penyakit. Mengkonsumsi satu ons kacang tanah lima kali seminggu dilaporkan dapat mencegah penyakit jantung. Kacang tanah mengandung Omega 3 yang merupakan lemak tak jenuh ganda dan Omega 9 yang merupakan lemak tak jenuh tunggal. Dalam 1 0ns kacang  tanah terdapat 18 gram Omega 3 dan 17 gram Omega 9.
Kacang tanah mengandung fitosterol yang justru dapat menurunkan kadar kolesterol dan level trigliserida, dengan cara menahan penyerapan kolesterol dari makanan yang disirkulasikan dalam darah dan mengurangi penyerapan kembali kolesterol dari hati, serta tetap menjaga HDL kolesterol.
Kajian-kajian menunjukkan kacang tanah dapat sebagai penurun tekanan darah tinggi dan juga kandungan kolestrol dalam darah, berkesan untuk melegakan penyakit hemofilia atau kecenderungan mudah berdarah, penyakit keputihan dan insomnia.

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN


3.1  Waktu dan Tempat
Praktikum ini di mulai sejak tanggal 24 september s/d  28 desember 2012. bertempat di laboratorium Agronomi dan di lahan praktikum Dasar-dasar Agronomi di Medan Baru Unib Belakang Kandang Limun.

3.2  Alat dan Bahan praktikum
Alat yang digunakan dalam praktikun antara lain: infocus atu OHP (teori dan asistensi), cangkul, sabit, tugal, meteran, ajir, tali raffia, kantong plastic, timbangan, penuntun praktikum, dan alat tulis.
Bahan yang digunakan antara lain: benih jagung hibrida dan kacang tanah, pupuk Urea, SP18, KCl, dan Furadan 3 G.

3.3 Rancangan Percobaan
Praktikum berbentuk percobaan lapangan. Bentuk perindividu,setiap individu melakukan percobaan satu unit perlakuan didalam satu petak percobaan berukuran 2,4 m X 2,0 m.

3.4 Perlakuan percobaan
Perlakuan yang dicoba adalah teknik pengapuran pada pertanaman kacang tanah monokultur yaitu :
M1 = Kapur disebar merata pada seluruh permukaan tanah

3.5 Metode Analisis Data
1. Menghitung nilai rataan peubah tinggi tanaman dan jumlah daun pertanaman setiap                                                                                                                                                              jenis tanaman pada setiap pengamatan. Membuat grafik berdasarkan nilai rataan pertumbuhan tinggi tanaman dan jumlah daun untuk setiap jenis tanaman.
2. Mnghitung nilai rataan, standart deviasi, koefesien keragaman dan rentang nilai pengamatan dari semua peubah pengamatan untuk setiap jenis tanaman. Menyusun perhitungan tersebut dalam bentuk table.





























BAB IV
PELAKSANAAN

Tahapan-tahapan pelaksaan percobaan lapangan/praktikum Dasar-dasar Agronomi.” budidaya tanaman dengan sistem penanaman monokultur Kacang Tanah (Arachis hipogea, L.) adalah sebagai berikut:

4.1 Persiapan
Tahap awal dari percobaan lapangan/praktikum ini adalah menyediakan alat dan bahan  yang dibutuhkan (poin 3.2)
Persiapan lahan meliputi kegiatan sebagi berikut:
Ø    Menentukan petak percobaan dengan ukuran 2,4 m X 2.0 m dengan menggunakan meteran dan ajir yang dipasang di setiap sudut petakan
Ø    Mengolah tanah dengan pengolahan maksimal (full telage), dengan membersihkan lahan dari gulma dan sisa tanaman kemudian dicangkul balik agar tanah gembur, serta drainase dan airasenya menjadi lebih baik.
Ø    Membuat siring dipinggir-pinggir petak sedalam 20 cm dan lebar 30 cm mengeliling petak percobaan.
Ø    Meretakkan permukaan tanah pada petakan sehingga tinggi permukaan tanah sama.

4.2 Penanaman
Tahapan penanaman dilaksanakan sebagai berikut:
Ø    Menentukan letak lubang tanam sesuai jarak tanam, jarak tanam jagung 80 cm X 40 cm dan kacang tanah 40 cm X 20 cm. Memberi tanda dengan meletakkan ajir pada sudut-sudut lubang tanam yang telah ditentukan jarak tanamannya.
Ø    Menentukan lubang tanam pada barisan tanaman, denagn merentangkan tali jarak tanam sejajar dengan tepi petak dan simpul pertama pada letak tanaman sudut. Demikian seterusnya.
Ø    Membuat lubang tanam dengan cara menugal sedalam 3-4 cm menggunakan tugal tepat pada simpul-simpul tali jarak tanam.
Ø    Menanam benih yang telah disediakan dengan cara memasukan benih sebanyak jumlah tanaman yang diharapkan tumbuh, kemudian memasukkan Furadan 3 G 5 butir pada setiap lubang tanam tersebut.
Ø    Memeriksa lubang tanam telah ada benih dan furadan, kemudian lubang tanam ditutup dengan tanah remah.
4.3 Pemupukan
Pemberian pupukan dilakukan dua kali secara bertahap. Pertama sebagai pupuk dasar serempak dengan waktu tanam dengan dosis 100 kg ha-1 Urea, 200 kg ha-1 SP18, 150 kg ha-1 KCl. Dengan cara membuat alur terlebih dahulu yang berjarak 10 cm sejajar dengan barisan tanaman, kemudian menaburkan pupuk kedalam alur yang telah disediakan dan ditimbun tanah kembali untuk menghindari pencucian dan penguapan pupuk. Kedua  dilakukan setelah tanaman berumur tiga minggu setelah tanam (mst).  Hanya diberikan pada alur barisan tanaman jagung saja, dengan dosis 200 kg ha-1 SP18, 150 kg ha-1 KCl. Dengan car yang sama dengan pemupukan pertama.

4.4 Penyiraman
Penyiraman diberikan pada alur lubang tanam hingga tanah cukup basah. Penyiraman tidak perlu dilakukan jika kondisi lahan dinilai sudah cukup basah.

4.5 Penyulaman
Penyulaman dilakukan 1 mst dengan mengganti benih tanaman yang tidak tumbuh atau pertumbuhannya abnormal dengan menggunakan benih baru pada lubang lubang tanam yang tidak tumbuh atu tumbuhnya tiodak normal tersebut.

4.6 Penyiangan dan Pembumbunan
Penyiangan bertujuan untuk mengendalikakan gulma, dalam  penyiangan dapat juga dilakuakan penggeburan tanah dan pembubunan perakaran tanamn paad saat tanaman berumur 3-4 mst.

4.7 Pengendalian Hama dan Penyakit tanaman
Pengendalian dilakukan jika terdapat gejala serangan hama atu penyakit pada tanamannya. Pengendalian secara kimia dengan menggunakan pestisida. Dalam pengaplikasian pestisida perlu diperhatikan jenis, dosis dan cara aplikasinya sesuai dengan jenis OPT, tingkat serangan dan keadaan lingkungan.

4.8 Pemanenan
Pemanenan dilakukan jika tanaman telah menunjukkan tanda tanda (kreteria) siap panen atau suadah waktunya panen. Panen meliputi:
Ø    Panen tanaman sample : semua tanaman sample dipanen seluruh bagian tanamannya.
Ø    Panen produksi : selain tanaman sample seluruh hasil tanaman dipanen dengan cara mengambil hasil ekonomisnya, dan meninggalkan massa non ekonomis.
4.9 Pengamatan
Lakukan pengamatan secara umum terhadap semua tanaman di seluruh petakkan meliputi peubah :
1.      Mengamati tipr perkecambahan benih
2.      Menghitung jumlah persen benih yang berhasil tumbuh pada umur 1 MST.
3.      Menentukan 5 tanaman sampel secara acak pada umur 3 mst, dengan melakukan pengamatan seminggu sekali meliputi :
a.       Mengukur tinggi tanaman dari permukaan tanah hingga titik tumbuh tertinggi.
b.      Menghitung daun tetrafoliat terhadap daun yang tumbuh sempurna dan masih berwarna hijau.
c.       Umur tanaman berbunga di tentukan dari tanam hingga jumlah tanaman yang berbunga mencapai 50 % dari populasinya.
d.      Jumlah bintil akar di amati dengan cara menghitung jumlah bintil akar dari tanaman yang dicabut pada umur 5 mst.



4.10 Pengamatan Pada saat panen
a. Jumlah polong bernas, polong hampa / muda dan total polong pertanaman.
b. Bobot biji segar pertanaman dengan cara menimbang seluruh biji pertanaman
c. Bobot biji 100 dengan mengambil biji secara acak.
d. Bobot polong segar per petak.



























BAB V
HASIL PENGAMATAN

5.1 Hasil Pengamatan M1
Dari varibael pengamatan yang diamati pada percobaan kacang tanah dengan perlakuan M1  yaitu teknik pengapuran menyebar di atas permukaan tanah adalah sebagai berikut:

Persentase Benih  Kacang Tanah

Diketahui :
Total Benih (a)  = 100
Benih Tumbuh (b) = 98 Benih
Benih Tidak Tumbuh (c) = 2 Benih

Di Terangkan :
Persentase Benih Tumbuh

Persentase Benih Tidak Tumbuh








Tabel I , Data Pengamatan Jumlah Daun  Tanaman Kacang Tanah
Sampel
Minggu Ke
1
2
3
4
5
6
7
1
15
18
21
35
39
42
45
2
16
19
24
33
37
39
43
3
15
27
29
24
30
35
39
4
15
20
29
31
35
39
43
5
15
24
26
33
39
40
46
Total
76
108
129
156
180
195
216
Rata-rata
15,2
21,6
25,8
31,2
36
39
43,2

Tabel 2, Data Pengamatan Tinggi Tanaman Kacang Tanah
Sampel
Minggu ke
1
2
3
4
5
6
7
1
8 cm
10 cm
15 cm
17 cm
22 cm
25 cm
27 cm
2
7 cm
12,5 cm
16cm
18 cm
24 cm
26 cm
29 cm
3
8 cm
10 cm
17 cm
18,5 cm
23,7 cm
25,2 cm
26,9 cm
4
6 cm
11 cm
14 cm
16 cm
22 cm
25 cm
28 cm
5
6 cm
11 cm
17 cm
20 cm
25 cm
27 cm
31,5 cm
Total
35 cm
54,5 cm
79 cm
89,5 cm
116,7 cm
128,2 cm
142,4 cm
Rata-rata
7 cm
10,9 cm
15,8 cm
17,9 cm
23,34 cm
25,64 cm
28,48 cm

Umur tanaman kacang tanaha berbunga = 30 Hari
Jumlah bintil akar = 17
Bobot basah bintil akar = 19 Gram
Jumlah bintil yang hidup = 15
Jumlah bintil yang mati =
Tabel 3, Data Pengamatan Pasca Panen Kacang Tanah
Sampel
Total polong
Total polong berenas
Total polong hampa
Bobot biji segar
Bobot polong segar
1
28
24
4
21,85
38,0
2
20
14
6
17,81
31,56
3
31
19
12
23,14
40,09
4
37
10
7
20,14
36,73
5
28
22
6
22,8
37,21

Bobot Basah total = 500 gram
Bobot 100 biji segar secara acak = 26,49 gram


5.2 Hasil Pengamatan M2 Data diperoleh dari Tri Armitasari
Dari varibael pengamatan yang diamati pada percobaan kacang tanah dengan perlakuan M1  yaitu teknik pengapuran menyebar di atas permukaan tanah adalah sebagai berikut:

Persentase Benih  Kacang Tanah

Diketahui :
Total Benih (a)  = 100
Benih Tumbuh (b) = 89 Benih
Benih Tidak Tumbuh (c) = 11 Benih


Di Terangkan :
Persentase Benih Tumbuh


Persentase Benih Tidak Tumbuh

Tabel 3 , Data Pengamatan Jumlah Daun  Tanaman Kacang Tanah
Sampel
Minggu ke

1
2
3
4
5
6
7
1
16
27
32
39
45
52
58
2
14
21
24
29
33
39
45
3
17
29
39
48
57
63
71
4
12
26
31
54
62
70
79
5
10
21
25
27
31
39
46
Total
69
124
151
197
228
263
299
Rata-rata
13,8
24,8
30,2
39,4
45,6
52,6
59,8












Tabel 4, Data Pengamatan Tinggi Tanaman Kacang Tanah
Sampel
Minggu ke
1
2
3
4
5
6
7
1
5
7,8
10,7
19,2
20,5
21,3
22,2
2
4,5
7,5
11,2
16,6
19,8
21,1
21,8
3
6
8,3
11,6
15,8
19,2
20,4
21,1
4
7,5
8,6
14,7
21,6
24,6
26,2
26,9
5
6,8
9,3
15,3
20,4
22,5
24,3
25,2
Total
29,8
41,5
63,5
93,6
106,6
113,3
117,2
Rata-rata
5,96
8,3
12,7
18,72
21,32
22,66
23,44


Tabel 5, Data Pengamatan Pasca Panen Kacang Tanah
Sampel
Total Polong
Total polong Berenas
Total polong hampa
Bobot Biji segar
1
36
34
2
23,82 gram
2
36
25
11
24,23 gram
3
40
28
2
25,65 gram
4
33
26
7
19,96 gram
5
29
25
4
18,47 garm

Bobot Basah Polong = 69,93 gram
Bobot Basah Total = 79,61 gram
Bobot 100 Biji segar secara acak = 44,24 gram


5.3 Pembahasan

A.    Daya tumbuh benih
Daya tumbuh benih  merupakan kemampuan benih (biji) untuk tumbuh membentuk individu baru. Daya tumbuh benih yang baik berkisar 85% s/d > 90%. Pada proses pertumbuhan benih tanaman kacang tanah dapat dibedakan dalam dua stadia pertumbuhan yaitu :
a.           stadia vegetatif
Pada stadia vegetatif ini meliputi fase berkecambah, dilanjutkan dengan fase pertumbuhan vegetatif; akar, batang, dan daun yang cepat, yang akhirnya pertumbuhan vegetatif menjadi lambat hingga dimulainya stadia generatif.


b.           stadia generatif
Pada stadia ini dimulai dengan pembentukan primordial, proses pembungaan yang mencakup peristiwa penyerbukan dan pembuahan. Proses yang terjadi selama terbentuknya primordial hingga terjadi buah dimasukkan dalam fase reproduksi. Sedangkan proses selanjutnya termasuk fase masak yang dimulai dari perkembangan biji atau buah hingga biji siap dipanen. Dari hasil perhitungan dapat dinilai bahwa benih jagung yang digunakan memiliki daya tumbuh yang sempurna dengan daya tumbuh sebesar 100%, artinya benih jagung yang ditanam mampu tumbuh secara keseluruhan sehingga benih jenis ini dapat direkombinasikan kepada petani jagung sebagi benih yang bagus pertumbuhannya.

Benih yang baik untuk factor penentu budidaya kacang tanah yaitu benih yang memenuhi criteria sebagai berikut :
a.                   Di peroleh dari hasil panen yang baru dengan varietas unggul
b.                  Memiliki daya tumbuh yang tinggi ( lebih dari 90 % ) dan sehat
c.                   Memiliki kulit benih yang mengkilap dan tidak keriput atau cacat
d.                  Berasal dari polong yang benar tua, rata rata berbiji dua dan seragam
e.                   Murni atau terdiri dari satu varietas.
f.                   Kadar air benih cukup rendah, berkisar antara 9 % - 12 %


B.     Pertumbuhan Vegetatif Tanaman Kacang Tanah

Jumlah Daun Tanaman Kacang tanah
Pada tanaman kacang tanah pertumbuhan jumlah daun perlakuan M1 tanaman dapat dilihat pada grafik dibawah ini:


Tinggi Tanaman Kacang tanah
Pada tanaman kacang tanah pertumbuhan tinggi tanaman pada perlakuan M1 dapat dilihat pada grafik dibawah ini:


Jumlah Daun Kacang Tanah
Pertumbuhan jumlah daun kacang tanah dapat dilihat pada grafik dibawah ini :











BAB VI
KESIMPULAN

Dapat disimpulkan bahwa
Ø    Pada praktikum ini merupakan bentuk pola pertanaman tunggal pada sebidang lahan  dengan menanam satu jenis tanaman dalam barisan yang teratur dengan waktu yang bersamaan.
Ø    Tanaman kacang tanah  yang dibudidayakan dengan sistem pengapuran M1 lebih optimal dibandingkan dengan system pengapuran M2.
Ø    Penanaman dengan satu jenis tanaman pada sebidang lahan akan lebih bagus, di karenakan tanaman mendapatkan penyinaran cahaya matahari yang merata dengan satu jenis tanaman.
Ø    Hasil produksi lebih banyak,di karenakan sedikit adanya persaingan dalam memeroleh cahaya untuk berfotosintesis.
Ø    Tujuan dari Penanaman satu jenis tanaman ini adalah untuk meningkatkan hasil tanaman secara keseluruhan dalam satuan luas , waktu dan perawatan tanaman akan lebih optimal.














DAFTAR PUSTAKA

Henry K. Indronada, Ir., 1985. Pengelolaan Kesuburan Tanah. Jakarta: PT. Bina Aksara.
Mul Mulyani Sutedjo, Ir., 1985. Pupuk dan Cara Pemupukan. Jakarta: Bina Cipta.
R. Soeroto Sosrosodirdjo, dkk, 1990.Teknik Budidaya Kacang Tanah. Jakarta
Sri Setyadi Harjadi, MM, Dr., 1979. Pengantar Agronomi Budidaya Tanaman. Jakarta
Rukmana Rahmat. 1998. Kacang Tanah. Kanisius, Yogyakarta


LAMPIRAN

1 komentar: