LAPORAN PRAKTIKUM
DASAR DASAR PERLINDUNGAN TANAMAN
ACARA
3
DEFISIENSI
UNSUR HARA
Di Susun Oleh :
Nama :
Diah Kartika Sari
NPM :
E1J011078
Dosen Pembimbing : Ibu Rustikawati
Co-ass : Fahriza Khairi
Siregar
Hari / Waktu/Kel : Senin/ 14.00 WIB/2
LABORATORIUM
AGRONOMI
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
BENGKULU
2012
BAB I
Pendahuluan
1.1 Latar
Belakang
Tumbuhan memerlukan nutrisi untuk hidup dari
lingkungannya. Nutrisi yang esensial bagi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan
terdiri dari hara makro dan hara mikro. Hara makro diperlukan tanaman dalam
jumlah yang relatif banyak, sedangkan hara mikro diperlukan tumbuhan dalam
jumlah yang relatif sedikit.
Unsur-unsur esensial tersebut diperlukan oleh tumbuhan
untuk proses tumbuh dan berkembang serta sangat penting dalam melengkapi siklus
hidupnya. Oleh karena itu, keberadaan unsur-unsur esensial ini tidak dapat
digantikan oleh unsur-unsur yang lainnya, selain fungsi dari unsur-unsur
tersebut bersifat langsung.
Pada kondisi tertentu, tanaman dapat kekurangan salah
satu unsur hara yang diperlukan yang berakibat pada timbulnya gejala-gejala
defisiensi yang kadangkala gejala jersebut sangat khas untuk unsur tertentu
secara bersamaan. Melalui medium kultur ini, gejala kekurangan hara tertentu
akan dengan mudah dapat diamati (Rahayu, 2011)
Semua
organisme termasuk tumbuhan sangat membutuhkan akan adanya air. Tumbuhan
tersebut akan tumbuh dan berkembang dengan baik apabila kebutuhan air pada
sel-selnya terpenuhi. Apabila pada saat perkembangannya, tumbuhan kekurangan
air maka kandungan air dalam tumbuhan tersebut juga akan menurun. Hal ini tentu
saja akan berpengaruh negatif terhadap
laju perkembangan tanaman. Jika kondisi berlangsung dalam jangka waktu yang
relatif lama maka bisa saja akan
menyebabkan kematian pada tanaman tersebut.
1.2 Tujuan
Membuat bermacam larutan hara dan
mengamati tanda kekurangan beberapa unsur hara pada tanaman.
BAB II
Tinjauan Pustaka
Tinjauan Pustaka
Unsur Hara makro maupun mikro walaupun berbeda dalam jumlah kebutuhanya, namun
dalam fungsi pada tanaman,masing-masing unsur sama pentingnya dan tidak bisa
digantikan satu sama lain.kalau diilustrasikan ibarat roda mobil dengan setir
/kemudi. dalam hal ini unsur hara mempunyai fungsi dan peran khusus
sendiri-sendiri terhadap proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman,sehingga
ketika terjadi kekurangan salah satu dari unsur hara tersebut maka akan
mengakibatkan tidak optimalnya pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Unsur Hara
yang diberikan pada tanaman sebaiknya sudah dalam bentuk ion seperti:
NH,HPO,K,Mg,SO, dan lain-lain agar langsung dapat diserap (Anonim, 2011).
Jika
ketersediaan unsur hara esensial kurang dari jumlah yang dibutuhkan tanaman,
maka tanaman akan terganggu metabolismenya yang secara visual dapat terlihat
dari penyimpangan-penyimpangan pada pertumbuhannya. Gejala kekurangan unsur
hara ini dapat berupa pertumbuhan akar, batang atau daun yang terhambat
(kerdil) dan klorosis pada berbagai organ tanaman.
Gejala
yang ditampakkan tanaman karena kekurangan suatu unsur hara dapat menjadi
petunjuk kasar dari fungsi unsure hara yang bersangkutan. Pengetahuan tentang
gejala kekurangan masing-masing unsur hara dapat digunakan oleh petani dalam
menentukan jenis pupuk yang harus digunakan dan merupakan peringatan bagi
petani untuk segera melakukan pemupukan agar tanaman dapat tumbuh normal
kembali.
Walaupun
kekurangan unsur hara dapat menyebabkab gangguan pada fungsi dan pertumbuhan
akar, gejala yang umum dilaporkan adalah gejala yang tampak pada bagian tajuk
tanaman, karena gejala pada tajuk ini lebih mudah diamati dan memberikan
manfaat praktis bagi petani.
Gejala
kekurangan suatu unsur hara yang ditampakkan tanaman tidak selalu sama. Gejala
tersebut dapat berbeda, tergantung spesies tanaman, tingkat keseriusan masalah,
dan fase pertumbuhan tanaman. Di samping itu, tanaman dapat mengalami
kekurangan dau unsur hara atau lebih pada saat yang bersamaan, sehingga gejala
yang ditampakkan oleh tanaman menjadi lebih kompleks.
Gejala Umum Kekurangan Unsur Hara
A.Kekurangan nitrogen
(N):
Gejala kurangannya N akan dimulai pada
daun-daun yang lebih tua. Gejalanya berupa menguningnya daun.
B.Kekurangan fosfor (P):
Kekurangan
fosfor akan memicu rontoknya daun. Sebelumnya daun menunjukkan gejala muculnya
warna kemerahan atau keunguan sebagai akibat pembentukan anthocyanin.
C.Kekurangan kalium (K):
Ditandai
dengan munculnya bercak-bercak kuning pada daun, diikuti dengan
mati/”mengeringnya” ujung dan pinggiran daun.
D.Kekurangan kalsium
(Ca):
Kekurangan
kalsium menyebabkan terjadinya kerusakan sel-sel apikal pada tunas dan daun.
Hal ini menyebabkan tunas dan daun mati. Keadaan ini sering diawali dengan
matinya (“mengeringnya”) pinggiran daun muda.
E.Kekurangan magnesium
(Mg):
Ditunjukkan
oleh muculnya bercak-bercak berwarna kuning pada daun. Dimulai pada daun-daun
yang lebih tua kemudian diikuti pada daun-daun lebih muda.
F.Kekurangan besi (Fe):
Kekurangan
besi ditunjukkan oleh menguningnya daun yang dimulai dari ujung daun. Daun
menjadi sangat mudah patah dan transparan sebelum terlepas. Hygrophylla sp, dan
tanaman air lain dengan pertumbuhan cepat, pada kondisi kekuerangan Fe, akan
menunjukkan gejala ini terlebih dahulu dibandingkan tanaman lain.
G.Kekurangan mangan (Mn):
Kekurangan
mangan ditandai dengan menguningnya bagian daun diantara tulang-tulang daun.
Sedangkan tulang daun itu sendiir tetap berwarna hijau.
H.Kekurangan belerang
(S):
Kekurangan
belerang ditandai dengan menguningnya daun. Diawali dengan daun-daun muda
terlebih dahulu. Kada-kadang disertai juga dengan memerahnya daun.
I.Kekurangan tembaga (Cu)
Ujung
daun mati dan pinggirannya layu. (Kelebihan Cu dapat membunuh berbagai tanaman, seperti
Vallisneria, Ludwigia, Sagitaria, dll )
J.Kekurangan seng (Zn)
Menguningnya
bagian daun diantara tulang-tulang daun, pada pinggiran dan pada ujung daun
tua.
K.Kekurangan boron (B)
Titik
tumbuh mati. Tanaman selanjutnya akan membentuk tunas samping, yang
kemudian akan mati pula dengan cepat.
L.Kekurangan molibdenum
(Mo)
Bintik-bintik
kuning diantara tulang daur pada daun lebih tua terlebih dahulu. Diikuiti
dengan terbentuknya warna coklat pada pinggiran daun.
M.Kekurangan
karbondioksida (CO2)
Daun
tumbuh kecil-kecil, pertumbuhan lambat, dan munculnya deposit kasar keputihan
pada permukaan daun sebagai akibat proses dekalsifikasi biogenik. (Aquascaping,
2011).
BAB III
Metodologi Pengamatan
3.1.
Bahan dan Alat
Bahan dan alat yang diperlukan pada
praktikum ini meliputi kecambah (jagung, kacang hijau, atau yang lainnya) dan
larutan garam seperti tertera dalam tabel. Sedangkan alat-alatalat yang
diperlukan adalah botol-botol berwarna gelap, kapas, gelas ukur, dan pipet.
3.2. Prosedur Kerja
1
Siapkan botol berukuran 1 liter.
2 Isilah botol itu dengan 500 ml air murni (aquades).
3 Pipetlah larutan hara sebagaimana tertera di dalam tabel.
4 Jadikan larutan menjadi 1 liter.
5 Masukkan tanaman ke dalam larutan . Tutuplah sisa lubang dengan kapas.
6 Ganti larutan setiap minggu.
7 Lakukan pengamatan setiap 3 hari selama 2 minggu.
8 Amati terjadinya gejala defisiensi unsur hara pada tanaman.
2 Isilah botol itu dengan 500 ml air murni (aquades).
3 Pipetlah larutan hara sebagaimana tertera di dalam tabel.
4 Jadikan larutan menjadi 1 liter.
5 Masukkan tanaman ke dalam larutan . Tutuplah sisa lubang dengan kapas.
6 Ganti larutan setiap minggu.
7 Lakukan pengamatan setiap 3 hari selama 2 minggu.
8 Amati terjadinya gejala defisiensi unsur hara pada tanaman.
BAB IV
Hasil dan Pembahasan
4.1 Hasil Pengamatan
Tabel Pengamatan Tinggi Tanaman
Minggu
|
Komplit
|
Kurang Ca
|
Kurang S
|
Kurang Mg
|
Kurang K
|
Kurang N
|
Kurang P
|
Kurang Fe
|
Mikro
|
1
|
6
|
21
|
11
|
13
|
31,5
|
31
|
31
|
29
|
11,2
|
2
|
6,8
|
24
|
12,7
|
14
|
36
|
31,8
|
322
|
31,3
|
11,8
|
3
|
7,4
|
27,5
|
14,6
|
16,6
|
41,6
|
33
|
32,2
|
32
|
12,7
|
Jumlah
|
19,6
|
72,5
|
38,3
|
43,6
|
108,6
|
95,2
|
95,2
|
92,3
|
35,7
|
Rata-Rata
|
6,53
|
24,16
|
12,7
|
14,53
|
36,2
|
311,73
|
31,73
|
30,76
|
11,9
|
Tabel Pengamatan Jumlah Daun
Minggu
|
Komplit
|
Kurang Ca
|
Kurang S
|
Kurang Mg
|
Kurang K
|
Kurang N
|
Kurang P
|
Kurang Fe
|
Mikro
|
1
|
4
|
4
|
9
|
4
|
8
|
8
|
7
|
8
|
4
|
2
|
6
|
6
|
9
|
7
|
9
|
9
|
8
|
8
|
5
|
3
|
8
|
8
|
10
|
9
|
10
|
10
|
9
|
9
|
6
|
Jumlah
|
18
|
18
|
28
|
20
|
17
|
17
|
15
|
25
|
15
|
Rata-Rata
|
6
|
6
|
9,3
|
6,6
|
5,6
|
5,6
|
5
|
8,33
|
5
|
4.2 Pembahasan
Gejala yang timbul pada
tanaman kurang Ca adalah tunas pucuk (terminal) mati, yang
diikuti oleh distorsi pada ujung pangkal daun muda. Daun muda pada titik tumbuh
melengkung yang kemudian mengering pada bagian ujungnya.Tanaman yang kekurangan
unsur S mengalami gejala, yaitu tunas pucuk tetap hidup tetapi daun muda
menjadi layu atau mengalami klorosis. Namun tidak terdapat bercak, tulang daun dan jaringan
antara tulang daun berwarna hijau muda.Tanaman yang kekurangan (Mg) adalah daun mengalami
klorosis, warna daun kadang memerah, ujung dan tepi daun menggulung serta tidak
merata pada daun-daun tua.Tanaman kekurangan unsur (K) memiliki gejala Bercak berukuran kecil di bagian ujung, tepi dan jaringan antara tulang
daun, sehingga tidak merata pada daun-daun tua. Tanaman kekurangan unsur (N) muncul gejala tajuk hijau terang,
daun tua menguning, mengering, menjadi berwarna coklat muda yang sangat
terlihat pada daun yang telah tua. Tanaman yang kekurangan unsur (P) mempunyai gejala antara
lain tajuk berwana hijau gelap, sering membentuk warna merah atau ungu terutama
pada daun yang telah tua. Tanaman yang kekurangan
unsur (Fe) memiliki gejala pada daun
yang berupa tulang daun tetap hijau, sedangkan bagian daun lain mengalami
klorosis. Daun tidak mengalami bercak-bercak daun.
BAB V
Penutup
5.1 Kesimpulan
Dari hasil pengamatan yang telah didapatkan
bahwa tanaman yang diamati ini masih dapat bertahan hidup ketika mengalami
kekurangan unsur kalium (K) dan nitrogen (N). Tetapi, walaupun masih dapat hidup
selama dua minggu, terdapat gejala-gejala yang tampak dibanding tanaman
kekurangan unsur hara yang lain (langsung mati) seperti tanaman yang kekurangan
unsur Ca, S, Mg, Fe, P, dan Mg. Tanaman yang kekurangan unsur hara kalium akan
memiliki gejala-gejala yang timbul antara lain memiliki gejala antara lain
Bercak berukuran kecil, biasanya pada bagian ujung, tepi dan jaringan antara
tulang daun, sehingga tidak merata pada daun-daun tua. Sedangkan untuk tanaman
yang kekurangan unsur nitrogen, memiliki gejala-gejala antara lain berupa
menguningnya daun. Kadang-kadang disertai dengan berubahnya warna daun menjadi
kemerahan sebagai akibat terbentuknya “anthocyanin”. Selain kedua unsur K dan
N, tanaman tidak dapat bertahan hidup karena tanaman sangat membutuhkan secara
berkala tanpa kekurangan sedikitpun unsur-unsur seperti Fe, P, Ca, S, dan Mg.
Daftar Pustaka
Lakitan, Benyamin.
2004. Dasar dasar Fisiologi Tumbuhan. Cetakan Kelima. PT RajaGrafindo Perkasa.p.69-71
Suharjo, Usman K.J. 2011.
Penuntun Praktikum Dasar-Dasar Fisiologi Tanaman. Universitas Bengkulu:
Bengkulu
Anonim. 2011. Unsur
Hara Esensial Untuk Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan. http://arcturusarancione. Wordpress.
com. Diakses Pada Tanggal 02 Desember 2012
Darmawan J,
Bharsjah J. 1982. Dasar-Dasar Ilmu Fisiologi Tanaman.
Jakarta: Erlangga.
Ismail. 2006. Fisiologi Tumbuhan. Makassar: Jurusan
Biologi, FMIPA UNM.
Kimball, John. W. 1983. Biologi JIlid
Tiga Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga
Sasmitamihardja, Dardjat dan Arbayah Siregar. 1996. Fisiologi Tumbuhan. Jurusan Biologi
FMIPA ITB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar