Jumat, 19 April 2013

Laporan Praktikum Fisiologi Tanaman Acara 3


LAPORAN PRAKTIKUM
DASAR DASAR PERLINDUNGAN TANAMAN
                                                                  ACARA 3
DEFISIENSI UNSUR HARA
Di Susun Oleh :
Nama                           : Diah Kartika Sari
NPM                            : E1J011078
Dosen Pembimbing    : Ibu Rustikawati
Co-ass                          : Fahriza Khairi Siregar
Hari / Waktu/Kel       : Senin/ 14.00 WIB/2


LABORATORIUM AGRONOMI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2012

BAB I
Pendahuluan

1.1  Latar Belakang
Tumbuhan memerlukan nutrisi untuk hidup dari lingkungannya. Nutrisi yang esensial bagi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan terdiri dari hara makro dan hara mikro. Hara makro diperlukan tanaman dalam jumlah yang relatif banyak, sedangkan hara mikro diperlukan tumbuhan dalam jumlah yang relatif sedikit.
Unsur-unsur esensial tersebut diperlukan oleh tumbuhan untuk proses tumbuh dan berkembang serta sangat penting dalam melengkapi siklus hidupnya. Oleh karena itu, keberadaan unsur-unsur esensial ini tidak dapat digantikan oleh unsur-unsur yang lainnya, selain fungsi dari unsur-unsur tersebut bersifat langsung.
Pada kondisi tertentu, tanaman dapat kekurangan salah satu unsur hara yang diperlukan yang berakibat pada timbulnya gejala-gejala defisiensi yang kadangkala gejala jersebut sangat khas untuk unsur tertentu secara bersamaan. Melalui medium kultur ini, gejala kekurangan hara tertentu akan dengan mudah dapat diamati (Rahayu, 2011)
Semua organisme termasuk tumbuhan sangat membutuhkan akan adanya air. Tumbuhan tersebut akan tumbuh dan berkembang dengan baik apabila kebutuhan air pada sel-selnya terpenuhi. Apabila pada saat perkembangannya, tumbuhan kekurangan air maka kandungan air dalam tumbuhan tersebut juga akan menurun. Hal ini tentu saja akan berpengaruh negatif  terhadap laju perkembangan tanaman. Jika kondisi berlangsung dalam jangka waktu yang relatif  lama maka bisa saja akan menyebabkan kematian pada tanaman tersebut.

1.2  Tujuan

Membuat bermacam larutan hara dan mengamati tanda kekurangan beberapa unsur hara pada tanaman.
BAB II
Tinjauan Pustaka

Unsur Hara makro maupun mikro walaupun berbeda dalam jumlah kebutuhanya, namun dalam fungsi pada tanaman,masing-masing unsur sama pentingnya dan tidak bisa digantikan satu sama lain.kalau diilustrasikan ibarat roda mobil dengan setir /kemudi. dalam hal ini unsur hara mempunyai fungsi dan peran khusus sendiri-sendiri terhadap proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman,sehingga ketika terjadi kekurangan salah satu dari unsur hara tersebut maka akan mengakibatkan tidak optimalnya pertumbuhan dan perkembangan tanaman.  Unsur Hara yang diberikan pada tanaman sebaiknya sudah dalam bentuk ion seperti: NH,HPO,K,Mg,SO, dan lain-lain agar langsung dapat diserap (Anonim, 2011).
Jika ketersediaan unsur hara esensial kurang dari jumlah yang dibutuhkan tanaman, maka tanaman akan terganggu metabolismenya yang secara visual dapat terlihat dari penyimpangan-penyimpangan pada pertumbuhannya. Gejala kekurangan unsur hara ini dapat berupa pertumbuhan akar, batang atau daun yang terhambat (kerdil) dan klorosis pada berbagai organ tanaman.
Gejala yang ditampakkan tanaman karena kekurangan suatu unsur hara dapat menjadi petunjuk kasar dari fungsi unsure hara yang bersangkutan. Pengetahuan tentang gejala kekurangan masing-masing unsur hara dapat digunakan oleh petani dalam menentukan jenis pupuk yang harus digunakan dan merupakan peringatan bagi petani untuk segera melakukan pemupukan agar tanaman dapat tumbuh normal kembali.
Walaupun kekurangan unsur hara dapat menyebabkab gangguan pada fungsi dan pertumbuhan akar, gejala yang umum dilaporkan adalah gejala yang tampak pada bagian tajuk tanaman, karena gejala pada tajuk ini lebih mudah diamati dan memberikan manfaat praktis bagi petani.
Gejala kekurangan suatu unsur hara yang ditampakkan tanaman tidak selalu sama. Gejala tersebut dapat berbeda, tergantung spesies tanaman, tingkat keseriusan masalah, dan fase pertumbuhan tanaman. Di samping itu, tanaman dapat mengalami kekurangan dau unsur hara atau lebih pada saat yang bersamaan, sehingga gejala yang ditampakkan oleh tanaman menjadi lebih kompleks.

Gejala Umum Kekurangan Unsur Hara
A.Kekurangan nitrogen (N):
Gejala kurangannya N akan dimulai pada daun-daun yang lebih tua. Gejalanya berupa menguningnya daun.
B.Kekurangan fosfor (P):
Kekurangan fosfor akan memicu rontoknya daun. Sebelumnya daun menunjukkan gejala muculnya warna kemerahan atau keunguan sebagai akibat pembentukan anthocyanin.
C.Kekurangan kalium (K):
Ditandai dengan munculnya bercak-bercak kuning pada daun, diikuti dengan mati/”mengeringnya” ujung dan pinggiran daun.



D.Kekurangan kalsium (Ca):
Kekurangan kalsium menyebabkan terjadinya kerusakan sel-sel apikal pada tunas dan daun. Hal ini menyebabkan tunas dan daun mati. Keadaan ini sering diawali dengan matinya (“mengeringnya”) pinggiran daun muda.
E.Kekurangan magnesium (Mg):
Ditunjukkan oleh muculnya bercak-bercak berwarna kuning pada daun. Dimulai pada daun-daun yang lebih tua kemudian diikuti pada daun-daun lebih muda.
F.Kekurangan besi (Fe):
Kekurangan besi ditunjukkan oleh menguningnya daun yang dimulai dari ujung daun. Daun menjadi sangat mudah patah dan transparan sebelum terlepas. Hygrophylla sp, dan tanaman air lain dengan pertumbuhan cepat, pada kondisi kekuerangan Fe, akan menunjukkan gejala ini terlebih dahulu dibandingkan tanaman lain.
G.Kekurangan mangan (Mn):
Kekurangan mangan ditandai dengan menguningnya bagian daun diantara tulang-tulang daun. Sedangkan tulang daun itu sendiir tetap berwarna hijau.
H.Kekurangan belerang (S):
Kekurangan belerang ditandai dengan menguningnya daun. Diawali dengan daun-daun muda terlebih dahulu. Kada-kadang disertai juga dengan memerahnya daun.
I.Kekurangan tembaga (Cu)
Ujung daun mati dan pinggirannya layu. (Kelebihan Cu dapat membunuh berbagai tanaman, seperti Vallisneria, Ludwigia, Sagitaria, dll )
J.Kekurangan seng (Zn)
Menguningnya bagian daun diantara tulang-tulang daun, pada pinggiran dan pada ujung daun tua.
K.Kekurangan boron (B)
Titik tumbuh mati. Tanaman selanjutnya akan membentuk tunas samping, yang
kemudian akan mati pula dengan cepat.
L.Kekurangan molibdenum (Mo)
Bintik-bintik kuning diantara tulang daur pada daun lebih tua terlebih dahulu. Diikuiti dengan terbentuknya warna coklat pada pinggiran daun.
M.Kekurangan karbondioksida (CO2)
Daun tumbuh kecil-kecil, pertumbuhan lambat, dan munculnya deposit kasar keputihan pada permukaan daun sebagai akibat proses dekalsifikasi biogenik. (Aquascaping, 2011).









BAB III
Metodologi Pengamatan

3.1. Bahan dan Alat

Bahan dan alat yang diperlukan pada praktikum ini meliputi kecambah (jagung, kacang hijau, atau yang lainnya) dan larutan garam seperti tertera dalam tabel. Sedangkan alat-alatalat yang diperlukan adalah botol-botol berwarna gelap, kapas, gelas ukur, dan pipet.

3.2. Prosedur Kerja

1 Siapkan botol berukuran 1 liter.
2 Isilah botol itu dengan 500 ml air murni (aquades).
3 Pipetlah larutan hara sebagaimana tertera di dalam tabel.
4 Jadikan larutan menjadi 1 liter.
5 Masukkan tanaman ke dalam larutan . Tutuplah sisa lubang dengan kapas.
6 Ganti larutan setiap minggu.
7 Lakukan pengamatan setiap 3 hari selama 2 minggu.
8 Amati terjadinya gejala defisiensi unsur hara pada tanaman.

























BAB IV
Hasil dan Pembahasan

4.1 Hasil Pengamatan
Tabel Pengamatan Tinggi Tanaman
Minggu
Komplit
Kurang Ca
Kurang S
Kurang Mg
Kurang K
Kurang N
Kurang P
Kurang Fe
Mikro
1
6
21
11
13
31,5
31
31
29
11,2
2
6,8
24
12,7
14
36
31,8
322
31,3
11,8
3
7,4
27,5
14,6
16,6
41,6
33
32,2
32
12,7
Jumlah
19,6
72,5
38,3
43,6
108,6
95,2
95,2
92,3
35,7
Rata-Rata
6,53
24,16
12,7
14,53
36,2
311,73
31,73
30,76
11,9

Tabel Pengamatan Jumlah Daun
Minggu
Komplit
Kurang Ca
Kurang S
Kurang Mg
Kurang K
Kurang N
Kurang P
Kurang Fe
Mikro
1
4
4
9
4
8
8
7
8
4
2
6
6
9
7
9
9
8
8
5
3
8
8
10
9
10
10
9
9
6
Jumlah
18
18
28
20
17
17
15
25
15
Rata-Rata
6
6
9,3
6,6
5,6
5,6
5
8,33
5

4.2 Pembahasan
Gejala yang timbul pada tanaman kurang Ca adalah tunas pucuk (terminal) mati, yang diikuti oleh distorsi pada ujung pangkal daun muda. Daun muda pada titik tumbuh melengkung yang kemudian mengering pada bagian ujungnya.Tanaman yang kekurangan unsur S mengalami gejala, yaitu tunas pucuk tetap hidup tetapi daun muda menjadi layu atau mengalami klorosis. Namun tidak terdapat bercak, tulang daun dan jaringan antara tulang daun berwarna hijau muda.Tanaman yang kekurangan (Mg) adalah daun mengalami klorosis, warna daun kadang memerah, ujung dan tepi daun menggulung serta tidak merata pada daun-daun tua.Tanaman kekurangan unsur (K) memiliki gejala Bercak berukuran kecil di bagian ujung, tepi dan jaringan antara tulang daun, sehingga tidak merata pada daun-daun tua. Tanaman kekurangan unsur (N) muncul gejala tajuk hijau terang, daun tua menguning, mengering, menjadi berwarna coklat muda yang sangat terlihat pada daun yang telah tua. Tanaman yang kekurangan unsur (P) mempunyai gejala antara lain tajuk berwana hijau gelap, sering membentuk warna merah atau ungu terutama pada daun yang telah tua. Tanaman yang kekurangan unsur  (Fe) memiliki gejala pada daun yang berupa tulang daun tetap hijau, sedangkan bagian daun lain mengalami klorosis. Daun tidak mengalami bercak-bercak daun.


BAB V
Penutup
5.1 Kesimpulan

Dari hasil pengamatan yang telah didapatkan bahwa tanaman yang diamati ini masih dapat bertahan hidup ketika mengalami kekurangan unsur kalium (K) dan nitrogen (N). Tetapi, walaupun masih dapat hidup selama dua minggu, terdapat gejala-gejala yang tampak dibanding tanaman kekurangan unsur hara yang lain (langsung mati) seperti tanaman yang kekurangan unsur Ca, S, Mg, Fe, P, dan Mg. Tanaman yang kekurangan unsur hara kalium akan memiliki gejala-gejala yang timbul antara lain memiliki gejala antara lain Bercak berukuran kecil, biasanya pada bagian ujung, tepi dan jaringan antara tulang daun, sehingga tidak merata pada daun-daun tua. Sedangkan untuk tanaman yang kekurangan unsur nitrogen, memiliki gejala-gejala antara lain berupa menguningnya daun. Kadang-kadang disertai dengan berubahnya warna daun menjadi kemerahan sebagai akibat terbentuknya “anthocyanin”. Selain kedua unsur K dan N, tanaman tidak dapat bertahan hidup karena tanaman sangat membutuhkan secara berkala tanpa kekurangan sedikitpun unsur-unsur seperti Fe, P, Ca, S, dan Mg.



























Daftar Pustaka

Lakitan, Benyamin. 2004. Dasar dasar Fisiologi Tumbuhan. Cetakan Kelima. PT RajaGrafindo Perkasa.p.69-71
Suharjo, Usman K.J. 2011. Penuntun Praktikum Dasar-Dasar Fisiologi Tanaman. Universitas Bengkulu: Bengkulu
Anonim. 2011. Unsur Hara Esensial Untuk Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan. http://arcturusarancione. Wordpress. com. Diakses Pada Tanggal 02 Desember 2012
Darmawan  J, Bharsjah  J. 1982. Dasar-Dasar Ilmu Fisiologi Tanaman.      Jakarta: Erlangga.
Ismail. 2006. Fisiologi Tumbuhan. Makassar: Jurusan Biologi, FMIPA UNM.
Kimball, John. W. 1983. Biologi JIlid Tiga Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga
Sasmitamihardja, Dardjat dan Arbayah Siregar. 1996. Fisiologi Tumbuhan. Jurusan Biologi FMIPA ITB

Tidak ada komentar:

Posting Komentar