Senin, 25 Maret 2013

Laporan Praktikum DDIT Acara 1 dan 2


LAPORAN PRAKTIKUM DASAR DASAR ILMU TANAH
ACARA 1 DAN 2
PENETAPAN TEKSTUR,STRUKTUR DAN KOSISTENSI TANAH
PENGAMBILAN CONTOH DAN PEREPARAT TANAH





DI SUSUN OLEH :

NAMA                        : DIAH KARTIKA SARI
NPM                           : E1J011078
CO-ASS                      : - ATRI NOPRI JAYANTI
                                                                          -HENRI GUNAWAN
SHIFT/TANGGAL    :KAMIS/JAM 08.00







LABORATORIUM ILMU TANAH
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2012


BAB I

PENDAHULUAN


1.1. LATAR BELAKANG

Profil tanah merupakan penampang tegak tanah yang memperlihatkan berbagai lapisan tanah. Pengamatan profil sangat penting dalam mempelajari sifat-sifat tanah secara cepat dilapangan, terutama yang berkaitan dengan genetis dan klasifikasi tanah. Sidik cepat beberapa sifat fisik, kimia dan biologi tanah juga biasanya dilakukan dengan bersamaan dan merupakan bagian pengamatan profil tanah. Evaluasi terhadap sifat-sifat tanah ini kemudian dilanjutkan secara lebih rinci di laboratorium dengan menggunakan contoh tanah.
Contoh tanah dibedakan atas beberapa macam tergantung pada tujuan dan cara pengambilan. Bila contoh tanah diambil pada setiap lapisan untuk mempelajari perkembangan profil menetapkan jenis tanah maka disebut “contoh tanah satelit”. Contoh tanah yang diambil dari beberapa tempat dan digabung untuk menilai tingkat kesuburan tanah disebut “contoh tanah komposit”. Pengambilan contoh tanah secara komposit dapat menghemat biaya analisis bila dibandingkan dengan pengambilan secara individu ( Peterson dan calvin, 1986 ). Adalagi contoh tanah yang diambil dengan pengambilan sampel (care) dan disebut dengan contoh tanah utuh, yang biasanya digunakan untuk menetapkan sifat tanah disebut contoh tanah utuh karena strukturnya asli seperti apa adanya di lapangan sedangkan contoh tanah yang sebagian atau seluruh strukturnya telah rusak disebut contoh tanah terganggu.

1.2 TUJUAN PRAKTIKUM

Adapun tujuan dari kedua acara praktikum ini adalah :
ü  Untuk mempelajari sifat-sifat dari beberapa jenis tanah pada setiap lapisan atau horison
ü  Mengambil contoh tanah di lapangan untuk dianalisis di laboratoirum.
ü  Menyiapkan contoh tanah sebelum dianalisis.







BAB II

TINJAUAN PUSTAKA



Ada beberapa macam definisi tanah, menurut Joffe dan Marbut ( ahli ilmu tanah dari USA ), tanah adalah tubuh alam (natural body) yang terbentuk dan berkembang sebagai akibat bekerjanya gaya-gaya alam atau natural forces terhadap bahan-bahan alam (natural material ) dipermukaan bumi.
Tanah tersusun atas : bahan mineral, udara dan air tanah. Susunan utama tanah berdasarkan volume dari jenis tanah dengan tekstur berlempung, berdebu dengan catatan tanaman dapat tumbuh dengan baik yaitu udara 25 %, air 25 %, mineral 45 % dan bahan organik 5 %.
Horison adalah lapisan-lapisan tanah yang terbentuk karena hasil dari proses pembentukkan tanah. Horison-horison yang menyusun profil tanah dari atas ke bawah adalah :
a.    Horison O
Horison ini ditemukan pada tanah di dalam hutan yang belum terganggu dan merupakan horison organik yang terbentuk di atas lapisan mineral. Horison ini terdiri dari horison O1 yang mana bentuk asli sisa-sisa tanaman masih dapat dibedakan dengan jelas dan O2 dimana sisa-sisa tanaman tidak dapat dibedakan dengan jelas.
b.    Horison A
Horison A nerupakan horison yang berada di permukaan tanah yang terdiri atas campuran antara bahan organik dan bahan mineral dan merupakan horison pencucian atau eliviasi dari bahan-bahan seperti liat, asam-asam organik serta kation-kation terutama Ca, K, Na dan Mg.
c.    Horison C
Horison ini merupakan lapisan bahan induk tanah yang telah mengalami pelapukan. Proses pelapukkan yang terjadi pada horison ini baru pada tahap pelapukan fisik dan belum mengalami perubahan secara kimiawi. Pengaruh mahluk hidup belum mencapai horison ini.
d.    Horison D atau R
Horison merupakan sumber bahan penyusun tanah yang sangat menentukan sifat-sifat tanah yang terbentuk.
Tanah yang berkembang dengan berbagai proses tersebut memiliki sifat-sifat yang berbeda-beda. Perbedaan itu meliputi : perbedaan sifat profil tanah seperti dan susunan horison, kedalaman solum tanah, kandungan bahan-bahan organik dan liat,  Kandungan air dan sebagainya.
Batas suatu horison dengan horison lain dalam suatu profil tanah dapat dilihat dengan jelas atau baur. Disamping itu bentuk topografi dan batas horison dapat rata, berombak. Tidak teratur dan terputus. Warna tanah merupakan petunjuk untuk beberapa sifat tanah, penyebab perbedaan warna pada umumnya karena perbedaan kandungan bahan organik. Makin tinggi kandungan bahan organik maka warna tanah akan semakin gelap, warna tanah ditentukan dengan menggunakan warna baku dalam buku “Munsell Soil Color Chart” dalam warna baku disusun oleh 3 variabel yaitu Hue, Value dan Chroma.
Tekstur tanah menunjukkan kasar halusnya tanah. Berdasarkan perbandingan butir pasir, debu dan liat maka tanah dikelompokkan ke dalam beberapa macam kelas tekstur yaitu :
Ø  Kasar terdiri dari pasir dan pasir berlempung
Ø  Agak kasar terdiri dari lempung berpasir dan lempung berpasir halus.
Ø  Sedang : lempung berpasir sangat halus, lempung, lempung bedebu dan debu
Ø  Agak halus : lempung liat, lempung liat berpasir, dan lempung liat berdebu.
Ø  Halus : liat berpasir, liat berdebu dan liat.

Untuk mengukur biasanya digunakan segitiga tekstur tanah. Struktur tanah merupakan gumpalan kecil dari butir tanah. Gumpalan struktur terjadi karena butir-butir pasir pasir, debu dan liat terikat satu sama lain oleh perekat seperti bahan organik, oksidasi dan lain-lain. Konsistensi tanah menunjukkan kekuatan daya kohesi butir tanah atau daya adhesi butir tanah dengan benda lain.
Bulk density, menunjukkan perbandingan antara berat tanah kering dengan volume tanah termasuk volume pori tanah. Pori tanah adalah bagian yang tidak terisi bahan padat tanah ( terisi oleh udara dan air ). Terbagi atas pori makro dan mikro. Cole merupakan sifat mengembang ( bila basah ) dan mengerut ( bila  kering ). Nilai-Nematoda merupakan nilai untuk menunjukkan tingkat kematangan tanah. Sifat – sifat lain dari tanah yaitu keadaan batuan pada ( pan ), kedalaman efektif dan lereng


BAB III

METODELOGI



3.1  Bahan dan alat
Adapun bahan dan alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah parang, cangkul, meteran, pisau lapang, buku standar warna, daftar isian alat tulis, aquades, kantong plastik, ring sampel, lem, lebel, kertas koran, tampir atau nyiru, lumpang dan ayakan 2 dan 0,5 mm.
3.2 Metode dan cara kerja
Metode yang digunakan adalah terjun langsung ke lapang. Adapun cara kerja adalah :
Ø  Dipilih tempat yang sesuai untuk pembuatan profil, dibersihkan dari vegetasi yang menutupi permukaan.
Ø  Dibuat lubang profil. Penampang pengamatan sebaiknya sebelah atas lereng sinar matahari.
Ø  Pengamatan jangan dilakukan pada waktu hujan, disemprotkan bagian kering dengan aquades dan terkena Menentukan batas lapisan (horison ) dengan menusuk profil pada sisi pengamatan dengan pisau lapang dambil meremas gumpalan tanah ditangan kiri atau dengan cara memukul-mukul untuk mengetahui perbedaan bunyinya.
Ø  Diperhatikan perbedaan warna, tekstur dan kepadatan lapisan kemudian diukur kedalaman masing-masing horison dari atas ke bawah.
Ø  Digunakan kriteria penilaian kemudian diisi tabel isian di buku penuntun praktikum
Ø  Untuk pengambilan contoh tanah dilakukan dengan pisau lapang sebanyak 2 kg pada masing-masing horison dan dimasukkan ke dalam kantong plastik, diberi label dan keterangan lalu ikat dengan karet
Ø  Untuk pengambilan contoh tanah utuh dilakukan dengan bantuan ring sampel.
Ø  Dimasukkan ring sampel pelan-pelan, ditekan dengan menggunakan papan datar lalu dikeluarkan. Masukkan ke dalam plastic dan diberi label.
Ø  Untuk persiapan preparat, kita keringkan udara tanah terganggu diatas tanpir yang telah dialasi dengan koran. Bongkah tanah yang besar dikecilkan, sisa tumbuhan, akar dan batuan dipisahkan lalu tata dengan baik.
Ø  Dikering anginkan selama 2-3 hari
Ø  Setelah kering tanah ditumbuk dan diayak dengan ayakan. Tanah ini disimpan dalam kantong plastik yang telah diberi label, sisanya dalam kantong plastik dengan kode yang sama. Tanah ini digunakan untuk analisis berat jenis, kadar air, kering angin, tekstur dan DHL.
Ø  Diambil contoh tanah  secukupnya lalu diayak dengan ayakan. Disimpan dalam kantong plastik dan diberi label. Tanah ini digunakan untuk analisis bahan organik
Ø  Disimpan tanah dalam ring sampel analisis bahan organik. Pengukuran tanah ini digunakan untuk konduktivitas hidrolika, tanah jenuh, berat volume dan kadar lengas.



                                                             BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan
Adapun hasil praktikum yang saya dapat adalah :
¨      Lokasi Pengamatan : Depan Lab Agro
¨      Profil nomor        : 02
¨       Bahan induk      :
¨      Tumbuhan           : Akasia Mangium
¨      Posisi tanah         : Summit
¨      Kelembaban        : Kering
¨      Kelerengan (%)   : 0-3%
¨      Drainase              : Buruk
¨      Tingkat erosi       : Kecil
¨      Pemerian oleh     : Diah Kartika Sari












4.2 Pembahasan
Pada pembahasan ini, dapat diuraikan dari hasil praktikum yang telah dilakukan dilokasi  Depan Lab Agronomi, tanaman atau tumbuhan yang hidup diatasnya kebanyakan semak-semak dan akasia.  Horison yang ditemukan pada praktikum ini ada 4 yaitu  horison O, A horison peralihan, Horison B, Dan horison C.Pembahasan masing-masing horison adalah sebagai berikut :
Horison O ( 0 - 3 cm )
Merupakan horison di permukaan tanah yang terdiri dari campuran bahan organik dan bahan mineral dan horison eluviasi ( horison yang mengalami pencucian ) terhadap liat, Fe, Ai dan bahan organik. Horison ini memiliki kedalaman 0-16 cm yang terletak atau batas horison atas dan jelas.
Warna tanah yang ditemukan pada horison ini adalah Hitam dan merah artinya kandungan bahan organiknya lumayan banyak. Pada tanah ini drainasenya tidak begitu baik. Tekstur tanah adalah pasir berdebu. Struktur tanahnya : Granular, dimana tingkat perkembangan tanah lemah ( butir struktur tanah mudah hancur ), bulat dan porous. Konsentrasi tanah pada horison, O  bersifat agak pelastis, perakaran 30 % dengan batasan horizon yang jelas bergelombang.

Horison A (16 cm)
Merupakan horizon dipermukaan tanah yang terdiri dari campuran bahan organic dan mineral. Horison ini memiliki kedalaman 16 cm. Warna tanah yang ditemukan adalah  red (merah).  
Konsistensi, agak lunak,struktur tanahnya crum dan konsistensinya agak lunak sehingga mudah diolah, dan teksturnya liat berdebu tanah ini tidak melekat pada alat pengolah tanah yang bersifat plastis. Perakaran 10 % dengan batasan horizon yang kurang jelas gelombangnya.





Horison B (34 cm)
Merupakan horison iluviasi dari bahan yang tercuci diatasnya ( liat, Fe, Al, bahan organik ). Peralihan dari horison A ke Bahan-bahan lebih menyerupai B. warna tanah yellowish red. Teksturnya adalah clay loum, yang cirinya adalah rasa halus, agak licin, , dapat dibentuk bola .
Strukturnya adalah angler blocky. Bahan-bahan dengan iklim basah. Konsistensi gembur; mudah diolah, tingkat porositasnya relaitf tinggi. Perakaran 50 %.
Konsistensinya  bersifat plastis dengan batas horizon yang tidak jelas bergelombang.

Horison c ( 88 cm)
Warna tanah yellowish red. Teksturnya adalah liat artinya rasa halus dengan debu.
Struktur tidak ada perakaran 1 %. Konsistensinya bersifat sangat plastis dengan batasan horizon tidak jelas bergelombang  yang artinya bahwa akar tidak dapat menembus tanah. 


















BAB V
KESIMPULAN

Kesimpulan dari pembahasan diatas adalah profil tanah disusun oleh lapisan-lapisan tanah atau lebih dikenal dengan horison-horison. Horison yang menyusun solum tanah adalah horison A ( A1, A2, A3 ) dan horison Bahan-bahan ( B1, B2, B3 ) serta ditambah dengan horison C dan horison Reaksi yang kedua horison ini kami temukan dalam praktikum dan tanah terdiri dari hasil pelapukkan batuan yang bercampur dengan bahan organik.
Proses perkembangan atau penyusunan tanah yang berbeda akan mengakibatkan perbedaan sifat-sifat tanah pada suatu daerah. Sifat fisik tanah pada setiap lapisan / horison dipengaruhi oleh tekstur tanah, struktur tanah, konsistensi tanah, porositas tanah, warna tanah, drainase tanah, Bulk density cole serta keadaan perakaran dan lingkungan.



DAFTAR PUSTAKA

v  Tim pengasuh Praktikum Dasar-Dasar Ilmu Tanah. 2012. Petunjuk Praktikum Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Lab. Ilmu Tanah. Fakultas pertanian . Universitas Bengkulu.  Bengkulu.
v  Soeparti, Goeswono. 1983. Sifat Dan Ciri Tanah. IPB. Bogor
v  Hakim, Nurhayati, dkk. 1986. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Universitas Lampung. Lampung
v  Harejowigeno, Sarwono. 1995. Ilmu Tanah. Cv. Akademika Pressindo. Jakarta
v  Abdula. 2006. Ilmu Tanah. Swadaya; Jakarta.
v  Suharti. 2004. Dasar-Dasar Ilmu tanah. Faperta Unib; Bengkulu.

Rabu, 20 Maret 2013

Laporan Praktikum Genetika Acara 5



Laporan Praktikum Genetika



Acara 1
Reproduksi Sel Mitosis
Diah Kartika Sari
NPM:E1J011078



Shift : Rabu (12.00-14.00)
Kelompok 1




Laboratorium Agronomi
Fakultas Pertanian
Universitas Bengkulu
2012
Bab I
Pendahuluan
1.1 Dasar Teori
            Setiap organisme pasti tersusun dari sel,karena sel merupakan unit dasar dari setiap makhluk hidup.Sel berasal dari sel sebelumnya yang membelah.Pembelahan sel ini terjadi dalam siklus yang disebut siklus sel.(Campbell,dkk.2009).
            Reproduksi merupakan salah satu dari esensi kehidupan yang mendasar pada makhluk hidup.dimana sel akan mengalami pembelahan pembelahan untuk menjadi lebih banyak hingga membentuk sebuah organisme.Dimana proses ini menghasilkan dua inti yang terpisah dalam sel yang berbeda.Mitosis dan sitokinesis adalah komponen pembelahan sel yang secara keseluruhan disebut reproduksi sel.(Dotti Suryati,2012).
            Siklus sel dibagi menjadi beberapa tahap yaitu interfase dan mitosis.Interpase terdiri dari fase G1,fase S dan fase G2, sedangkan mitosis terdiri dari prophase,promethaphase, metaphase,anaphase dan telophase.Pada fase G1 sel melakukan persiapan untuk melakukan sintesis DNA.biasanya fase ini berlangsung antara 6-12 jam.Pada fase S molekul DNA dalam kromosom mereplikasi  dirinya sendiri menjadi 2 molekul DNA yang identikyang disebut kromatid.Helai tipis kromatin menjadi terlihat dibawah mikroskop pada persiapan sel. Fase S ini biasanya berlangsunga antara 6-8 jam. Pada Fase G2 pertumbuhan sel dan ekspansi terjadi juga dilakukan pengecekan kembali jika ada kesalahan dalam replikasi. Fase G2 ini terjadi selama 3 jam.(Willet,2006).
            Dalam bidang genetika mitosis adalah proses yang menghasilkan dua sel anak yang identik.Mitosis mempertahankan pasangan kromosom yang sama melalui pembelahan inti dari sel somatik secara berturut turut.Proses ini terjadi secara bersama sama dengan pembelahan sitoplasma dan bahan bahan diluar inti sel (Sitokinesis).Proses ini memiliki peranan penting dalam perkembangan dan pertumbuhan hampir semua organisme.(L.V Crowder. 1997).
            Didalam inti sel kebanyakan dari makhluk hidup terdapat kromosom,yaitu benda benda halus berbentuk panjang atau pendek dan lurus atau bengkok.Kromosom pada dasarnya merupakan pembawa sifat atau keturunan.(Suryo,1995)
            Berbagai kejadian yang terdapat selama mitosis dibagi dalam empat tahap/fase yang beruurtan: profase, ,etafase, anafase, dan telofase. Masa diantara pembelahan-pembelahan disebut interfase. Pada sel somatic terjadi pembelahan mitosis yang menghasilkan jumlah kromosom yang sama persis dengan induknya.Penting untuk menyadari fase-fase ini hanyalah cara yang mudah untukmemberikan pengertian atau bentuk mitosis. Proses sebenarnya meliputi urutankejadian yang berkesinambungan yang melebur sesamanya dengan rapid dan teratur atau mulus-mulusnya(Kimbal, 1983).
            Pembelahan mitosis bekerja dengan mempertahankan pasangan kromosom yang sama melalui pembelahan inti dari sel somatis secara berturutturut.Proses ini terjadi bersama-sama dengan pembelahan sitoplasma dan bahanbahan di luar inti sel (sitokinesis). Proses ini mempunyai peranan penting dalam pertumbuhan dan perkembangan pada hampir semua organisme(Crowder, 1993).
            Adanya perbedaan komponen-komponen sel tiap-tiap tumbuhan menuntut perlakuan yang berbeda terhadap sel-sel tersebut agar kromosom dapat diamati. Bahan standar yang bisa digunakan dalam pengamatan mitosis adalah sel-sel yang terdapat pada jaringan meristem. Seperti pada sel-sel ujung akar bawang merah karena komposisi dinding selnya tersusun atas lapisan senyawasenyawa yang mudah ditembus oleh larutan fiksatif dan pewarna. Pada saat sel aktif membelah, kromosom relatif mudah diamati hanya dengan memperlakukan sel-sel tersebut dengan metode fiksasi dan pewarnaan yang sederhana(Kimbal,1987).
            Mitosis merupakan periode pembelahan sel yang berlangsung oada jaringan titik tumbuh (meristem),seperti pada ujung akar atau pucuk tanaman.Proses mitosis terjadi dalam empat fase yaitu profase, methaphase,anaphase,dan telophase. Fase mitosis tersebut terjadi pada sel tumbuhan maupun hewan. Terdapat perbedaan mendasar antara mitosis pada hewan dan tumbuhan. Pada hewan terbentuk aster dan terbentuk nyalur di ekuator pada membrane sel pada saat telofase sehingga kedua sel anak menjadi terpisah.(D.A.Pratiwi.2003.11)

1.2  Tujuan Praktikum
            1. Mengamati tahapan yang ada dalam proses mitosis.
            2. Memahami fungsi asetokarmin untuk mengamati proses mitosis.
            3. Membandingkan dan mendiskusikan perbedaan setiap fase yang ada pada proses   
               mitosis.


BAB II
Metode Penelitian
2.1 Alat dan Bahan

·         Mikroskop
·         Ujung akar bawang merah
·         Gelas Pengamat
·         Gelas Objek
·         Gelas Penutup
·         Jarum Pengiris
·         Skalpel
·         Forset
·         Pewarna asetokarmin
·         Larutan 1M HCL
·         Larutan 70% dan 96% alkohol


2.2 Cara Kerja
            1. Teteskan larutan 1M HCL diatas gelas pengamat secukupnya.
            2.Letakkan potongan ujung akar sepanjang 1cm diatas HCL tersebut, lebih kurang 5            menit.Lebih lama lebih baik.
            3. Ambil ujung akar yang sudah lunak tersebut dan pindahkan kegelas objek yang     sebelumnya telah ditetesi dengan asetokarmin.
            4. Cacah potongan akar yang ada dalam asetokarmin tersebut dengan skalpel                      sampai halus.Ingat!! Waktu mencacah jangan terputus akarnya,tapi dipipihkan           dengan pangkal skalpel. Catat: Besi yang ada pada skalpel atau jarum pengirim       akan bereaksi dengan asetokarmin untuk menghasilkan reaksi pewarna yang lebih         baik.
            5. Tutup gelas objek dengan gelas penutup.
            6.Lewatkan gelas api tersebut diatas api alkohol,jangan sampai mendidih,kemudian             balik slide tersebut, letakkan diatas tissu dan tekan agak keras dengan                                       menggunakan ibu jari.Hal ini akan meratakan sel sel dan memencarkan jaringan                sehingga memungkinkan untuk diamati dibawah mikroskop.
            7.Diatas gelas penutup diteteskan minyak emerson untuk memperjelas pengamatan.
            8.Mengamati objek dibawah mikroskop. Gunakan pembesaran rendah (10x)                         dahulu,kemudian pembesaran lebih tinggi (40x), dan pembesaran paling tinggi                          (100x).
            9. Menggambar fase fase mitosis yang ditemukan,cocokkan pada fase fase mitosis             yang ada pada pereparat yang telah disediakan atau dengan bagan yang sudah         ada.


BAB III
Hasil Pengamatan
3.1 Mitosis Pada Bawang Merah
Interfase
Profase
Metafase
Anafase
Telofase
































BAB IV
Pembahasan
            Pada praktikum yang kami lakukan kali ini berjudul ‘’Pembelahan Mitosis” yang bertujuan untuk mengetahui ciri pda fase fase mitosis dan membandingkan macam macam bentuk dan kedudukan kromosom pada pembelahan sel.
            Pembelahan mitosis yaitu pembelahan reduksi karena meliputi dua proses pembelahan berurutan, yaitu kanokinesis dan sitokinesis.Dalam praktikum kali ini menggunakan ujung akar bawang merah sebagai pereparat awetan.Setiap kromosom akan tampak seperti dua kumpulan benang yang disebut kromatid dan dihubungkan dengan kromatid.Dalam pembelahan mitosis ada yang disebut dengan sitokinesis yaitu pembelahan suatu sel yang menjadi dua sel anakan yang masing masing mengandung inti sel.Benang benang yang terdapat didalam pereparat awetan dan pereparat buatan yang terdapat didalam inti sel akan membentuk kromosom benang benang spindel pada sentromer yang terikat dan setiap kromosom akan terlihat tampak jelas dan dapat diamati hanya dengan menggunakan mikroskop.
            Lima tahap pembelahan mitosis pada sel yaitu :
*      Tahap Interphase
            Pada tahap ini sel akan melakukan sintesis DNA, replikasi DNA serta sel mempersiapkan diri untuk melakukan pembelahan.Biasanya pada tahap interfase ini disebut juga masa istirahat sel.
*      Tahap Profase
            Pada tahap ini membran inti pada sel menghilang sentrosom berubah menjadi dua buah sentriol,kemudian masing masing sentriol menuju ke dua buah kutub yang berlawanan, lalu terbentuk benang benang spindel.Pada fase ini benang benang kromatin menebal menjadi kromosom.Lalu kromosom berduplikasi menjadi 2 kromatid.Kromatid masih melekat pada sentromernya.
*      Tahap Metafase
            Pada tahap ini dua buah sentriol telah berada di dua kutub yang berlawanan.Kromosom mengatur diri di daerah equator.Fase ini adalah fase yang paling mudah diidentifikasi.
*      Tahap Anafase
            Pada tahap ini sentromer membelah,kromosom membelah menjadi 2 kromatid. Kromosom yang telah berpisah dari kromatinya menuju ke tempat sentriol berada (kutub yang berlawanan).
*      Tahap Telofase
            Pada tahap ini kromatid yang telah terpisah sampai pada dua kutub yang berlawanan,kromatid memendek dan menipis, kembali menjadi benang benang kromatin.Terjadilah sitokinesis (Sitoplasma membelah). Terbentuk dua buah selanak dengan jumlah kromosom sama dengan sel induk.Sel beristirahat,tumbuh,bekerja,serta mempersiapkan  diri untuk pembelahan berikutnya.Begitu terus untuk selanjutnya.


BAB V
Penutup
5.1 Kesimpulan
            1. Ada lima tahapan yang terjadi pada saat pembelahan sel secara mitosis,yaitu:                 Interfase, Profase, Metafase, Anafase dan Telofase.
            2.Acetocarmin adalah untuk memberi warna pada kromosom agar kromosom dapat           diamati dan terpisah dari organel sel lainya.